Ungguli Singapura, Startup Unicorn Indonesia Terbanyak di Asia Tenggara
Seperti kita tahu, dalam debat Capres (calon presiden) putaran kedua pada Minggu lalu (17/2/2019), kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto menyinggung soal keberadaan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) unicorn.
Keduanya beradu strategi, langkah apa yang akan dilakukan ketika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 untuk mengembangkan startup di Tanah Air.
Saat itu, giliran capres nomor urut 01 Jokowi, mengajukan pertanyaan pada rivalnya capres nomor urut 02 Prabowo yang sedikit bingung, mengenai isu startup di Indonesia. Berikut petikannya:
Jokowi: “Infrastruktur apa yang akan bapak (Prabowo) bangun untuk dukung pengembangan unicorn-unicorn di Indonesia?”
Prabowo: “Yang bapak (Jokowi) maksud unicorn? Unicorn? Yang apa itu (startup) online-online itu?”
Bicara soal unicorn startups, berikut Cermati.com ulas pengertian unicorn dan jumlah startup unicorn di dunia, serta startup unicorn di Indonesia dari berbagai sumber.
Anda Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!
Apa itu 'Startup Unicorn'?
Ilustrasi startup unicorn
Unicorn adalah sebutan bagi perusahaan rintisan atau startup yang punya valuasi (nilai bisnis dari suatu perusahaan) sudah mencapai US$1 miliar atau setara Rp14 triliun (dengan kurs Rp14.000/USD).
Istilah unicorn ini diciptakan oleh pemodal dari Cowboy Ventures bernama Aileen Lee Backstage pada tahun 2013. Kategori perusahaan rintisan berdasarkan nilai bisnisnya minimal 1 miliar dolar AS.
Jadi istilah 'startup' ini tergolong dalam tiga kategori, yakni:
- Unicorn: Startup dengan nilai bisnis perusahaan mencapai lebih dari US$1 miliar
- Decacorn: Startup dengan nilai bisnis perusahaan mencapai lebih dari US$10 miliar
- Hectocorn: Startup dengan nilai bisnis perusahaan mencapai lebih dari US$100 miliar
Ada 325 Perusahaan 'Unicorn' di Dunia pada Awal 2019
Ilustrasi startup
Perusahaan-perusahaan rintisan yang sudah masuk kategori unicorn secara global semakin bertambah banyak. Era teknologi telah menjadi peluang berkembangnya startup-startup di seluruh penjuru dunia.
Berdasarkan data CB Insights real-time unicorn tracker, setidaknya ada 325 unicorn startups di dunia per 19 Februari 2019 yang masuk dalam ‘The Global Unicorn Club’, dengan nilai secara keseluruhan mencapai US$1074 miliar.
Pada 2016, jumlah startup yang masuk dalam daftar klub unicorn global sebanyak 127 startup. Jumlah ini meningkat sebanyak 198 startup yang masuk dalam jajaran unicorn hingga awal 2019 ini, menjadi 325 startup unicorn.
Baca Juga: Magang di Perusahaan 'Startup' itu Lebih Menguntungkan, Kenapa?
Indonesia Punya 4 'Startup Unicorn', Ungguli Singapura
Ilustrasi startup unicorn Indonesia
Masih berdasarkan data yang dirilis CB Insights, hingga saat ini Indonesia sudah punya 4 startup unicorn. Tentu saja, jumlah ini lebih banyak ketimbang yang ada di negara-negara Asia Tenggara.
Negara-negara di Asia Tenggara adalah:
- Brunei Darussalam
- Filipina
- Indonesia
- Kamboja
- Laos
- Malaysia
- Myanmar
- Singapura
- Thailand
- Timor Leste
- Viet Nam
Dari 11 negara di Asia Tenggara tersebut, Indonesia berada di posisi teratas yang punya banyak startup unicorn. Posisi kedua diduduki oleh Singapura, berikutnya Filipina dan Viet Nam.
Baca Juga: Belajar Sukses Bisnis Online dari Presiden Bukalapak Muhamad Fajrin Rasyid
Daftar Startup di Asia tenggara
Negara-negara Asia Tenggara
Berikut daftar perusahaan-perusahaan rintisan unicorn yang ada di Asia Tenggara, Indonesia punya startup unicorn lebih banyak.
Indonesia
Startup unicorn Indonesia
- Tokopedia
Tokopedia adalah startup marketplace yang menjadi unicorn asal Indonesia dengan nilai bisnis sebesar US$7 miliar. Tokopedia berdiri sejak tahun 2009, dengan dua orang yang menggawanginya yakni Founder dan CEO, William Tanuwijaya serta Leontinus Alpha Edison.
- GO-JEK
GO-JEK adalah startup jasa/pelayanan (on-demand) yang juga unicorn asal Indonesia dengan valuasi sebesar US$5 miliar. GO-JEK didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran.
- Traveloka Indonesia
Traveloka adalah startup e-commerce travel (travel tech) asal Indonesia dengan valuasi sebesar US$2 miliar. Traveloka didirikan pada tahun 2012. Orang-orang di balik kesuksesan startup ini adalah Derianto Kusuma, Ferry Unardi, dan Albert Zhang.
- Bukalapak
Bukalapak adalah startup e-commerce asal Indonesia dengan nilai bisnis sebesar US$1 miliar. Bukalapak didirikan pada Januari 2010 oleh Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono.
Singapura
Startup unicorn Singapura
- Grab
Grab adalah perusahaan rintisan di bidang jasa/pelayanan (on-demand) yang merupakan startup asal Singapura dengan valuasi di awal 2019 mencapai US$11 miliar. Perusahaan ini digawangi oleh Founder Grab Anthony Tan dan Co-Founder Tan Hoo Ling. Karena nilai bisnisnya sudah di atas 10 miliar dolar AS, maka Grab kini masuk dalam kategori startup decacorn.
- SEA (Garena)
SEA Gorup atau dikenal dengan Garena adalah perusahaan rintisan bidang games yang merupakan startup asal Singapura dengan valuasi sekitar US$4,5 miliar. Startup ini didirikan pada tahun 2009 oleh Forrest Xiaodong Li.
Filipina
Startup unicorn Filipina
- Revolution Precrafted
Revolution Precrafted adalah startup unicorn dengan nilai perusahaan lebih dari US$1 miliar yang berdiri sejak 2015 ini adalah desainer pengembang rumah prefabrikasi asal Filipina. Founder dan CEO Revolution Precrafted adalah Jose Roberto Antonio yang lahir pada 1977 silam.
Viet Nam
Startup VNG Corporation via swenbew
- VNG Corporation
VNG Corporation adalah startup games asal Viet Nam yang didirikan pada tahun 2004 ini pernah menjadi unicorn dengan valuasi sekitar US$1 miliar. Founder dan CEO VNG Corporation adalah Le Hong Minh.
Teruslah Bermunculan Startup Unicorn Indonesia!
Kemunculan perusahaan-perusahaan startup tak lepas dari perkembangan teknologi dalam revolusi industri 4.0. Apa itu industri 4.0? Adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi manufaktur (pabrik). Istilah ini mencakup sistem fisik-dunia maya (cyber-physical system), internet (internet of the things), dan komputasi awan (cloud computing) serta komputasi kognitif (cognitive computing).
Dengan pembangunan infrastruktur yang mendukung seperti Palapa Ring, Last Mile, ribuan titik akses internet, diharapkan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) mulai bermunculan di Indonesia dan semakin banyak pula startup-startup yang unicorn di Nusantara.
Baca Juga: Cara Ampuh Bikin Investor Kepincut Dengan Bisnis Startup Anda