Jenis Gangguan Mental yang Banyak Dialami Karyawan dan Cara Mengatasinya
Semakin kesini, kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental perlahan-lahan mulai semakin diprioritaskan. Telah banyak sosialisasi dibanyak platform media sosial yang menyuarakan bahwa penyakit mental bukanlah hal yang tabu, dan tanpa kita sadari banyak dari orang-orang terdekat kita yang juga mengalaminya.
Penurunan kesehatan mental yang menyebabkan penyakit mental bisa terjadi oleh berbagai faktor. Baik itu genetika/keturunan, trauma dan pengaruh lingkungan.
Pengaruh lingkungan sendiri menjadi faktor yang cukup besar dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang apalagi ketika lingkungan tersebut adalah lingkungan yang paling banyak mengonsumsi waktu orang tersebut seperti lingkungan keluarga, sekolah dan kerja.
Efek Menurunnya Kesehatan Mental pada Karyawan dan Pekerjaannya
Untuk karyawan sendiri, tentu saja lingkungan pekerjaan yang tidak sehat akan berdampak besar bagi kesehatan fisik dan mental.
Dan seperti efek domino, ketika penurunan kesehatan terjadi, efek buruk berikutnya adalah peforma dan hasil kerja yang semakin buruk yang berikutnya juga akan berdampak negatif terhadap perkembangan karir. Karena penyakit mental bisa menurunkan kepercayaan diri dan kualitas hidup seseorang bahkan kematian.
Itu lah sebabnya, mengetahui cara menjaga kesehatan mental pekerja/karyawan adalah hal yang sangat penting.
Jenis - Jenis Gangguan Mental yang Banyak Dialami oleh Karyawan
Bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut jenis-jenis gangguan atau penyakit mental yang rentan untuk dialami oleh para pekerja:
1. Depresi
Gejala depresi biasanya berawal dengan rasa sedih atau tidak peduli yang dirasakan dalam lebih dari 2 minggu. Ciri-ciri orang depresi dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu psikologi dan fisik. Dari aspek psikologi, ciri-ciri depresi meliputi:
- Selalu dibebani rasa bersalah dan sering menyalahkan diri sendiri
- Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga atau memiliki self-esteem yang rendah
- Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan
- Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan
- Mudah marah atau sensitif, serta mudah menangis
- Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan
- Menjadi apatis terhadap lingkungan sekitarnya
- Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal (anhedonia)
- Timbul ide untuk menyakiti diri sendiri atau percobaan bunuh diri
Penderita depresi tidak selalu merasakan gejala yang sama, tergantung pada keparahan depresi yang dialami. Depresi ringan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial.
Pada kondisi yang berat, penderita benar-benar tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan membina hubungan dengan orang lain.
Baca Juga: Cara Menghadapi Rasa Cemas Berlebih Selama di Kantor
2. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Kejadian traumatis di masa lalu dan stres jangka panjang juga bisa jadi penyebab seseorang mengalami gangguan kecemasan kronis. Bahkan, kondisi ini juga bisa disebabkan karena kondisi medis tertentu.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul saat terjadi gangguan panik:
- Berkeringat
- Palpitasi (berdebar-debar)
- Dada terasa sesak atau tersedak
- Nyeri dada
- Merasa seperti mengalami serangan jantung
- Ketakutan
- Gemetar
- Otot tegang
- Pusing dan sakit kepala
- Mudah marah
- Susah tidur
- Sering merasa lelah
- Sesak napas
- Sering ingin buang air kecil
- Tidak nafsu makan
Anxiety disorder pun bisa menyebabkan penderitanya merasakan perasaan seperti:
- Merasa seperti tidak berdaya
- Merasa takut atau enggan untuk berinteraksi dan menyapa orang lain, terutama orang yang tidak dikenal
- Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah
- Menghindari bertatapan mata dengan orang lain
- Merasa takut dikritik atau dihakimi orang lain
- Merasa malu atau takut untuk bepergian ke luar rumah atau berada di tempat umum
Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, gangguan kecemasan dapat berdampak buruk dan mengurangi kualitas hidup penderitanya.
3. Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Kondisi pengidap berkisar pada periode perilaku yang sangat gembira atau bersemangat menjadi sangat sedih atau seperti putus asa. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.
Pengidap gangguan bipolar fase mania bisa menunjukkan gejala, seperti:
- Merasa sangat bersemangat, senang, atau mudah tersinggung atau sensitif.
- Merasa sangat gelisah.
- Memiliki penurunan kebutuhan untuk tidur.
- Kehilangan nafsu makan.
- Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal berbeda.
- Merasa seperti pikirannya berpacu.
- Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus atau satu waktu.
- Melakukan hal-hal berisiko yang menunjukkan penilaian yang buruk, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghabiskan atau memberikan banyak uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono.
- Merasa mereka sangat penting, berbakat, atau kuat.
4. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Saat di tempat kerja, biasanya karyawan yang mengalami gangguan ini akan sulit mengorganisasi pekerjaannya.
Kemudian, selalu gagal menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan hingga kesulitan mengelola beban kerja.
Bahkan, komunikasi juga akan cukup sulit dilakukan karena biasanya mereka akan susah paham dengan instruksi dari atasan dan mudah berselisih dengan rekan kerja.
Berikut ini adalah tanda dan gejala orang dewasa yang mengidap gangguan ADHD:
- Sulit untuk hidup teratur
- Menyetir ugal-ugalan
- Perhatian mudah teralihkan
- Kemampuan mendengar yang kurang
- Tidak bisa diam
- Sulit untuk memulai suatu pekerjaan
- Kurang mampu dalam mengontrol emosi
- Sering terlambat
- Tidak mampu membuat skala prioritas
- Impulsive
- Hiperfokus
Gejala ADHD hampir mirip dengan gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan mental. Untuk itu, penting untuk mengetahui bahwa Anda memiliki beberapa gejala dari ADHD, bukan hanya satu atau dua gejala saja.
Penyebab Gangguan Mental pada Karyawan di Lingkungan Kerja
Penyebab gangguan mental karyawan memang tidak selalu dari lingkungan kerjanya. Tapi lingkungan kerja yang toxic biasanya menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan kesehatan mental kepada para pekerja.
Berikut hal-hal yang biasanya ada pada lingkungan kerja yang toxic yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental pada karyawannya:
1. Hubungan yang Kurang Baik dengan Atasan
Memiliki hubungan yang kurang baik dengan atasan ternyata bisa menjadi penyebab dari gangguan kesehatan mental karyawan. Hal seperti atasan menekan karyawan dengan target yang kurang realistis dan dalam waktu yang singkat, atau atasan yang memberikan tugas di luar jobdesk karyawan tersebut bisa menjadi pemicunya.
2. Konflik dengan Rekan Kerja
Selain masalah dengan atasan, dan kurangnya waktu untuk kehidupan pribadi, masalah dengan rekan kerja juga dapat memicu masalah kesehatan mental pada karyawan. Di mana selama bekerja, karyawan mungkin berhubungan dengan karyawan lain yang sulit untuk diajak bekerja sama dan menghambat pekerjaan.
3. Beban Kerja yang Berlebihan
Perusahaan terkadang tak hanya memberikan beban kerja di luar kapasitas manusia, tapi juga jam kerja yang terlampau panjang, dan tekanan yang terus menerus.
Hal ini tentu dapat membuat seseorang stres, dan bahkan bukan tidak mungkin juga memengaruhi kesehatan tubuh karyawan. Karena ketika stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang juga dapat memicu penyakit.
Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan Mental Selama Masa Pandemi agar Imun Tidak Gampang Turun
Tips Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
Kebutuhan orang berbeda-beda, ada dari mereka yang bisa langsung mengajukan resign dan mencari tempat kerja yang lebih baik, tapi ada juga yang harus bertahan di lingkungan kerja yang tidak disukai atau toxic karena terikat kontrak atau kebutuhan mendesak lainnya.
Namun, dimana pun kamu bekerja, baik itu lingkungan kerja yang ideal dan tidak. Nyatanya tidak ada tempat bekerja yang sempurna, pasti ada saja kurangnya. Dan hal-hal yang kamu anggap kekurangan itu meskipun mungkin tidak seberapa, bisa jadi pemicu dari gangguan kesehatan mental.
Nah, untuk menghindari gangguan kesehatan mental karena bekerja atau lingkungan kerja berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Berbicara ke Pihak HRD (Human Resources Department)
HRD adalah divisi yang memiliki kewajiban untuk mendengarkan keluh kesah karyawan terkait pekerjaan dan lingkungan bekerjanya. Jadi, jika kamu merasa hal-hal seperti hubungan kerja dengan atasan atau rekan kerja sudah masuk ke level yang tidak sehat, kamu bisa langsung berbicara ke HRD untuk meminta solusi.
Kamu juga bisa membicarakan hal-hal seperti beban kerja yang berlebihan atau tekanan dari pekerjaan yang sudah melebihi batas kemampuan mu. Ini agar HRD bisa berbicara ke pihak atasan untuk bisa mempertimbangkan dengan lebih baik ketika memberikan tugas ke karyawannya.
2. Menerapkan Pola Hidup Sehat
Olahraga yang teratur, pola makan yang seimbang dan tidur yang cukup bisa menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental. Dengan pola hidup yang sehat, pikiran menjadi lebih segar dan tubuh pun menjadi semakin bugar.
Berolahraga sendiri bisa dijadikan sebagai hobi sehat untuk menghilangkan stress karena beban kerja atau stress karena pekerjaan.
3. Memiliki Hobi
Dengan memiliki hobi kamu bisa mengalihkan pikiran kamu dari berbagai hal yang tidak hamu senangi atau yang menjadi beban pikiranmu dengan cara yang lebih sehat.
Hobi yang bisa dipilih bisa merupakan hobi yang juga bisa meningkatkan skill atau menambah skill baru. Seperti merajut, menjahit, atau bermain musik dan memasak.
4. Konsultasi ke Psikolog
Berkonsultasi ke Psikolog bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak harus menunggu ketika gejala gangguan mental sudah parah. Justru dengan berkonsultasi lebih awal kamu bisa lebih cepat mendapatkan penanganan untuk berbagai gejala penyakit mental yang sedang dialami.
Dengan psikologi kamu bisa menceritakan apapun keluhan mu dan hal-hal tidak normal yang kamu alammi. Jangan menyembunyikan fakta apapun ini agar Psikolog bisa memberikan solusi dan penanganan terbaik.
5. Bercerita ke Orang Terdekat
Jika belum siap untuk mengunjungi Psikolog. Kamu bisa mulai dengan menceritakan ke orang terdekat kamu baik itu orang tua, sahabat atau pasangan. Dengan menceritakan ke orang-orang terdekat bisa mengurangi sedikit dari beban pikiran karena ada yang mendengarkanmu dan mungkin juga bisa memberikan solusi dari masalahmu.
Kesehatan Mental Karyawan juga Tanggung Jawab Perusahaan
Tidak hanya karyawan itu sediri, perusahaan juga bertanggung jawab atas kesehatan mental pekerjanya. Pihak perusahaan bisa membuat sesi konseling setiap bulannya yang bisa dijadikan media bagi karyawan untuk berkeluh kesah.
Pihak perusahaan pun bisa menampung segala kritik dan keluh kesah setiap karyawan untuk bisa membangun lingkungan kerja dan sistemnya yang lebih baik dan sehat lagi. Sehingga karyawan menjadi lebih nyaman dan bahagia ketika bekerja sehingga menghasilkan karyawan yang loyal dan mampu memberikan hasil yang baik.
Baca Juga: Konsultasi Gratis Kesehatan Mental dengan BPJS Kesehatan, Bisa? Ini Caranya