Intip Tips Sukses dari Mantan Bos RCTI Peter Sondakh, Salah Satu Orang Terkaya Indonesia

Salah satu profil self-made billionaire RI yang menarik untuk disimak ialah Peter Sondakh. Ia menjadi kaya raya berkat beragam bisnis dan investasinya. Sondakh ialah pemilik Rajawali Corpora (PT Rajawali Wira Bhakti Utama)—perusahaan investasi yang berdiri sejak 1984. Portofolionya meliputi sekitar 49 perusahaan di sektor media massa, hotel, pertanian, hingga pertambangan (Archi Indonesia).

Menurut data Forbes Real Time Net Worth, Peter Sondakh mempunyai harta kekayaan sebesar 1,9 miliar Dollar AS. Jumlah ini setara dengan kurang lebih Rp28,4 triliun. Dengan demikian, namanya menduduki peringkat orang terkaya ke-22 di Indonesia dan ke-1.623 di dunia.

Baca Juga: Menjajaki Karier Jurnalistik dan Politik Dahlan Iskan, Pendiri Jawa Pos Group

Profil Peter Sondakh

loader

Profil Peter Sondakh (Sumber: www.rajawali.com)

Kesuksesan tidak bisa diraih dalam satu malam. Ada proses panjang yang bertahap yang harus dilewati dalam perjalanan sukses seseorang. Demikian juga dengan kisah inspiratif Peter Sondakh. 

Ia lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 23 Juni 1953. Ayah Sondakh ialah seorang pengusaha yang mengekspor kayu dan minyak kelapa sejak Sondakh masih bayi. Mendiang ayahnya telah bekerja sebagai pengekspor kayu dan minyak kelapa sejak tahun 1950-an.

Peter Sondakh belajar banyak soal bisnis dari sang ayah. Di tahun 1971, ia memilih melanjutkan bisnis ayahnya dan berhenti dari kuliah pendidikan dokter gigi yang tengah dijalaninya. 

Mencicipi Kegagalan Usaha Properti untuk Pertama Kalinya

Peter bahkan mulai membangun usaha real estate miliknya sendiri. Namun karena masih perdana dan kurang pengalaman, bisnis tersebut tak berhasil. 

Walaupun sempat kecewa karena bangkrut, tapi pengalaman itu membuat Peter lebih memahami betapa pentingnya manajemen properti serta pengetahuan mengenai target pasar.

Jadi Tulang Punggung Keluarga dan Lebarkan Bisnisnya

Ketika menginjak usia 20-an, ayah Peter meninggal. Alhasil, Peter Sondakh harus melanjutkan bisnis ayahnya, menjadi tulang punggung keluarga, dan mencari nafkah untuk keempat orang adiknya.

Setelah semakin mempelajari medan dan celah dalam berbisnis, Peter mulai melebarkan sayapnya dan membangun PT Rajawali Corpora. Saat itu, ia hanya mempunyai modal cash sebesar Rp75 juta.

Ia mendirikan perusahaan tersebut dengan nama PT Rajawali Wira Bhakti Utama (1984-1993). Pada tahun 1995, perusahaan ini berubah nama menjadi PT Rajawali Corporation (1993-2008). 

Dengan kepiawaiannya berkomunikasi, Sondakh pun mencoba memasuki sejumlah korporasi besar dan mengajak mereka bekerja sama. Dan ini termasuk Bambang Trihatmodjo, putra Soeharto yang kala itu masih menjabat sebagai presiden RI. 

Bisnis Peter Sondakh

Bersama Bambang Trihatmodjo, Peter Sondakh membangun Grand Hyatt di Jakarta dan mendirikan stasiun TV swasta nasional, RCTI sekitar tahun 1987. Beberapa tahun kemudian, Sondakh kembali membangun perusahaan taksi Express Group. Ia juga belakangan membangun Sheraton Hotels and Resorts di tahun 1990, hingga perusahaan telekomunikasi XL di tahun 1995. 

Tak puas dengan perjalanan kariernya, nama Peter Sondakh terus berkaitan dengan sejumlah bisnis besar seperti PT Bentoel Group, Lombok Tourism Development Corporation, PT Semen Gresik, Golden Eagle Energy Tbk, dan Fortuna Indonesia.

Selain itu, Langkawi International Convention Center Malaysia, St. Regis Bali, The Four Seasons Hotel Jakarta, serta sejumlah hotel yang berlokasi di dalam maupun luar negeri ikut digarapnya—mengingat salah satu impiannya dalam berbisnis adalah mendirikan hotel dan properti.

Miliki Holding Company dengan Puluhan Perusahaan

Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan konglomeratnya terus berkembang dan menelurkan beragam produk di berbagai bidang. Di antaranya yakni properti dan hotel, agrikultur, informasi dan teknologi, pertambangan dan sumber daya energi, serta media dan komunikasi.

Dan kini usianya yang sudah menginjak kepala tujuh, suami dari Evie Yap Moeljohartono ini diketahui menetap di Surabaya, Indonesia. Melalui holding company yang dimilikinya, ayah dari putri yang bernama Claudia Sondakh ini mempunyai sejumlah usaha yang masih digarapnya sampai sekarang, seperti:

Sektor Bisnis

Penjelasan

Teknologi Informasi

Velo Networks miliknya menghadirkan layangan jaringan, layanan cloud, pusat data dan layanan bernilai tambah, serta integrasi sistem untuk para pelanggannya.

Pertanian

Dalam ranah pertanian, Sondakh merintis usaha dengan nama PT Eagle High Plantations Tbk yang didirikannya sejak tahun 2000. Namun saat didirikan, perusahaan ini bernama PT Bumi Perdana Prima Internasional. Barulah di tahun 2014, namanya berubah setelah diakuisisi oleh Green Eagle Group.

PT Eagle High Plantations Tbk bergerak di sektor industri perkebunan dan kelapa sawit. Produk utamanya ialah inti sawit serta minyak sawit mentah (virgin coconut oil). Perkebunan atas nama perusahaan ini mempunyai total luas 116 ribu hektar di Papua, Sumatera, dan Kalimantan.

Media Massa dan Komunikasi

Rajawali Corpora juga menaungi bisnis di bidang media massa melalui stasiun televisi swasta RTV serta FORU yang bergerak dalam advertising.

Selain itu, Peter Sondakh juga memegang perusahaan induk lainnya seperti PT Danaswara, PT Rajawali, Bella Sapphire Ventures Ltd, Blue Valley Holdings Pte Ltd, PT Rajawali Capital Internasional, PT Mutiara Timur Pratama, serta PT Karya Citra Prima.

Peter Sondakh juga membawahi Archi Indonesia, Eagle High Plantations, Indo Mines, Rajawali Property Group, Fortune Indonesia, Golden Eagle Energy, dan lainnya. Seluruh perusahaan induk ini terus menggurita dan menaungi sejumlah anak-anak perusahaan hingga kini.

Baca Juga: Inilah Kisah Sukses Surya Paloh yang Pernah Jualan Karung Goni dan Ikan Asin

Alami Pasang Surut dalam Berbisnis dan Divestasi

Puluhan tahun menjajal dunia usaha membuat Peter Sondakh mengalami pasang surut dalam menjalani bisnis. Ada banyak perusahaan yang telah didirikan, diambil alih lalu kembali berjaya, hingga yang terpaksa harus dilepaskan oleh Sondakh. 

Ia juga pernah mengalami kebangkrutan beberapa kali. Menurut Pusat Data Bisnis Indonesia pada periode 1976-1996, tercatat ada 13 perusahaan yang diakuisisi Peter Sondakh. Selain itu ada sekira enam perusahaan yang didivestasi.

Sebelum akhirnya dilepas karena berbagai hal, Peter Sondakh sempat mendirikan, menjadi pemilik, dan ambil bagian dari sejumlah perusahaan besar. Berikut beberapa nama mantan perusahaan yang pernah beroperasi di bawah naungan Rajawali Corpora dan kini sudah berganti kepemilikan:

  • Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI): 1987 – 2003.
  • PT Bank Pos Nusantara (Bank Pos): 1989 – 1999.
  • PT Express Transindo Utama Tbk (Express Group/TAXI): 1989 – 2020.
  • Bentoel Group: 1991 – 2009.
  • Metropolitan Retailmart (Metro Department Store): 1991 – 2000.
  • PT Excelcomindo Pratama (XL): 1989 – 2007.
  • PT Semen Gresik Tbk: 2006 – 2017.
  • Nusantara Infrastructure: 2010 – 2017.

Sebagai contoh, bisnis rokok PT Bentoel Group dulunya pernah mengalami keterpurukan. Namun di tangan dingin Peter Sondakh, mereka tak hanya kembali mendapatkan kejayaannya. Perusahaan itu pun meraih untung sewaktu berada di bawah pimpinan Sondakh.

Kemudian mengenai kemitraannya bersama sejumlah kolega di RCTI, kerja sama tersebut berakhir di tahun 2002. Saat itu, terjadi ketidaksepahaman yang membuat Peter menjual sahamnya di jaringan televisi tersebut.

Belajar Mengenai Diversifikasi dari Kebangkrutan Properti

Kegagalan bisa memberikan banyak hikmah dan pelajaran dalam hidup. Demikian juga dengan yang dialami Peter Sondakh. Saat mengalami bangkrut untuk yang kedua kalinya, Peter belajar banyak soal seni dan strategi berbisnis.

Sekitar tahun 1982, Peter tengah berfokus mengelola hotel serta sejumlah kesepakatan properti baru yang sebagian besar berlokasi di Singapura. Sayangnya, belakangan terjadi kehancuran bisnis real estate di negeri singa tersebut. 

Alhasil, Sondakh pun ikut merasakan dampaknya. Ia harus menerima kenyataan pahit dan menjual sejumlah hotelnya sebagai antisipasi masalah. 

“Saat itulah saya menyadari bahwa saya tidak bisa mengandalkan properti. Saat itulah saya belajar tentang diversifikasi”, demikian seperti diungkapkan Peter Sondakh dalam artikel Know Thyself, melansir Forbes.

Tips Sukses dari Peter Sondakh

loader

Tips Sukses dari Peter Sondakh (Sumber: voi.id)

Salah satu tips sukses dari Peter Sondakh selain akuisisi, divestasi, dan diversifikasi berbisnis adalah mengenali diri sendiri. Kembali mengutip ucapan Peter Sondakh dari halaman Forbes, “I want to know what’s wrong with me. Unless you know your weakness, how can you improve?”. 

Yang mana jika diterjemahkan secara bebas, berarti: “Saya ingin tahu apa yang salah dengan saya. Karena jika kamu tidak mengetahui di mana letak kelemahanmu (dan kesalahanmu), bagaimana mungkin kamu bisa berimprovisasi (berkembang)?”.

Mengetahui di mana letak kesalahan dan kelemahan diri sendiri merupakan salah satu taktik jitu untuk terus maju, bertumbuh, dan berkembang dengan maksimal—bukan hanya secara profesional, tapi juga di setiap area kehidupan. 

Untuk mengungkap kelemahannya, Peter Sondakh bahkan mendatangi seorang psikolog andal dari kampus kenamaan sewaktu melakukan perjalanan ke Amerika. Konsultasi tersebut dilakukannya demi untuk menggali dan mengetahui kelemahan serta kekuatan dirinya.

Kenali dan ketahui potensi, kekuatan, dan kelemahan diri sendiri untuk menyiasati masalah, mendapatkan solusi, atau setidaknya agar dapat lebih memaksimalkan daya dan potensi di dalam diri.

Baca Juga: Mengulas Kiprah Bisnis Aburizal Bakrie, Pemilik Bakrie Group yang Menaungi tvOne dan ANTV