Tips Bayar Premi Asuransi Walau Gaji Dipotong
Memiliki polis asuransi amatlah penting saat ini. Mudahnya penyebaran penyakit, ditambah pandemi yang belum juga selesai. Dengan asuransi, diri kita setidaknya lebih aman karena sudah memiliki proteksi.
Sayangnya, proteksi tersebut butuh biaya yang sedikit. Biaya tersebut berupa premi yang harus dibayar setiap bulan. Bagaimana kalau gajinya dipotong?
Pemotongan gaji tentu membuat kita putar otak, sehingga kebutuhan dapat terpenuhi, begitu pula asuransi. Untung ada tips berikut yang bisa kita tetapkan agar finansial tetap aman.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Manfaatkan Nilai Investasi
Untuk asuransi tipe unit link, terdapat manfaat investasi yang dapat dicairkan satu tahun setelah polis aktif. Tak ada salahnya untuk memanfaatkan nilai investasi ini untuk sementara waktu.
Pemanfaatan investasi untuk bayar premi dinamakan cuti premi. Diperbolehkan selama nilai investasinya masih ada. Jika sudah habis, kita perlu bayar premi seperti sedia kala.
Jika premi tak sanggup dibayar, kita akan kehilangan manfaat dari polis asuransi. Pastikan sewaktu cuti premi, kita sisihkan sebagian gaji untuk bayar premi pada bulan berikutnya sehingga polis tetap aktif.
2. Tidak Upgrade Premi
Siapa sih yang gak mau upgrade manfaat asuransi? Semuanya mau, tapi premi yang dibayarkan tentu semakin mahal. Mengingat situasi sekarang lagi krisis finansial, tundalah keinginan untuk upgrade premi, setidaknya sampai gaji kembali normal.
Bukan hanya asuransi saja yang masuk dalam list pengeluaran bulanan, tapi juga makan, transportasi, listik, hingga sedekah. Jika perusahaan asuransi memberlakukan kebijakan penyesuaian premi (dalam arti premi diturunkan), maka manfaatkan fasilitas ini. Jika gaji sudah normal, maka premi dapat dikembalikan normal.
Baca Juga: Mau Dapat Premi Asuransi Murah? Ini Caranya!
3. Sisihkan Premi Asuransi saat Gajian
Pembayaran premi dapat terlambat jika kita menunda-nunda penyisihan uang yang seharusnya akan dikeluarkan. Ketika gaji sudah diterima, alangkah baiknya untuk dibuatkan alokasi sesuai kebutuhan.
Ada kebutuhan pokok bulanan, sedekah, asuransi, dan bayar utang. Semuanya sudah dibagi sesuai porsi masing-masing, jadi tinggal keluarkan uangnya apabila waktu pembayaran sudah tiba.
Bagi yang pelupa, sebaiknya gunakan sistem pembayaran asuransi autodebet. Setiap tanggal jatuh tempo tiba, maka bank akan otomatis memotong sejumlah premi. Alhasil, pembayaran asuransi tepat waktu.
4. Memangkas Pengeluaran
Gaji dipotong? Ini saatnya untuk memangkas pengeluaran yang kurang penting, lalu mengalihkan dananya untuk membayar premi asuransi. Misalnya untuk kebutuhan sehari-hari (makan, listrik, internet, dan pulsa) yang tadinya Rp2 juta, dipotong Rp200 ribu menjadi Rp 1,8 per bulan. Hal yang sama juga untuk pengeluaran lain, kecuali cicilan.
Lumayan kalau seandainya kita bisa pangkas pengeluaran Rp500 ribu. Artinya, kita tinggal menambahi sisanya saja agar polis asuransi tetap aktif.
Pemangkasan ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu kelangsungan hidup. Amati pos pengeluaran yang dianggap berlebihan, sedangkan yang sudah pas-pasan sebaiknya dibiarkan saja.
5. Gunakan Sebagian Dana Darurat
Sesuai namanya, dana darurat memang ditujukan untuk membiayai hal-hal darurat. Salah satunya pemotongan gaji akibat pandemi yang tidak disangka oleh semua orang. Dengan dana ini, kita masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun tidak seperti dulu.
Setidaknya dana darurat dapat menolong sampai gaji kembali normal. Maka dari itu, sisihkan dana darurat secara rutin setiap bulan dengan persentase 10% dari total gaji.
Ketika hal-hal tak terduga terjadi, hidup kita masih bisa berjalan normal. Kita tidak pusing mencari sumber dana untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Mau Beli Asuransi Penyakit Kritis, Pertimbangkan Hal Ini
6. Siapkan Makanan Sendiri
Perihal makanan juga, sebaiknya siapkan makanan sendiri dari rumah atau kost. Tujuannya tak lain untuk menghemat budget karena sekali makan di luar bisa Rp20-25 ribu. Ini juga untuk biaya makan di warteg atau kantin, sedangkan di restoran atau mall bisa lebih dari Rp50 ribu sekali makan.
Bandingkan kalau masak sendiri, Rp50 ribu mungkin sudah mewah. Bisa makan dari pagi, siang, dan malam, bahkan untuk dua orang.
7. Cari Pundi-pundi Tambahan
Cara lain agar premi asuransi dapat terbayarkan di tengah pemotongan gaji adalah dengan mencari pundi-pundi tambahan. Kita bisa mencari pekerjaan sampingan yang fleksibel, jadi bisa dilakukan sepulang kerja.
Contoh pekerjaan sampingan yang populer, seperti freelancer, fotografer, mengajar les, dan berjualan online. Dari sisi modal, pekerjaan ini juga tak butuh modal yang besar. Pas di tengah situasi seperti sekarang.
Cari pekerjaan yang sesuai dengan kapabilitas agar kita bisa lakukan setulus hati, bukan terpaksa meskipun sebenarnya keadaan memaksa kita untuk melakukan double job
Penuhi Kewajiban Pembayaran Premi
Jika pembayaran premi tidak lancar, hak kita sebagai polis sewaktu-waktu dapat dicabut oleh perusahaan asuransi. Maka dari itu, penuhilah kewajiban membayar premi seperti yang sudah kita komitmenkan di awal pembukaan polis asuransi. Lakukan cara di atas agar premi dapat terus dibayarkan walaupun gaji dipotong.
Baca Juga: Ciri Asuransi Pendidikan Anak yang Bagus