6 Tata Cara Mengelola Keuangan yang Tak Boleh Diabaikan Entrepreneur

Bagi seorang entrepreneur, menjalankan bisnis secara lancar dan sukses merupakan keinginan terbesar saat terjun ke dunia bisnis. Keduanya hal ini menjadi bukti atas kerja keras seorang pengusaha, yang secara tidak langsung memberi kepuasan  bagi diri sendiri.

Namun, beberapa pengusaha justru harus menghadapi segudang tantangan yang terkadang membuat perjalanan bisnis terhenti di tengah perjalanan. Salah satu tantangannya dimana pengusaha tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.

Apakah masalah keuangan pernah menimpa perjalanan bisnis kamu? Agar hal yang sama terulang kembali, jangan abaikan tata cara mengelola uang dalam berbisnis berikut ini. 

Tata Cara Mengelola Uang yang Tak Boleh Diabaikan Entrepreneur

1. Melupakan Pengeluaran Kecil


Pengeluaran kecil

Ada berbagai pengeluaran yang terjadi saat menjalankan suatu bisnis, baik untuk produksi, promosi, menggaji karyawan, dan lain-lain. Namun, kebanyakan pengusaha hanya fokus pada pengeluaran besar karena menganggap pengeluaran ini yang memberi impact besar terhadap bisnis.

Sedangkan pengeluaran kecil diabaikan begitu saja karena dianggap kurang penting. Padahal bila pengeluaran kecil diakumulasi, maka totalnya juga akan besar atau bahkan bisa menyamai pengeluaran yang nominalnya besar.

Selain nominal, kamu juga harus tahu apa yang menyebabkan pengeluaran. Catat pengeluaran ini secara detail sebagai sumber informasi mengenai kondisi keuangan bisnis untuk menghindari tata kelola yang salah.

Baca Juga: Canangkan Laporan Arus Kas untuk Mengontrol Kondisi Keuangan Bisnis Anda

2. Mengabaikan Uang Kecil

Bukan hanya menabung, memperhatikan uang kecil juga penting saat menjalankan sebuah bisnis. Meski nominalnya tidak seberapa dan tidak bisa dipakai untuk banyak hal, tapi bila dikumpulkan secara perlahan maka dapat digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan bisnis.

Tanpa pecahan uang kecil, uang besar yang sudah ditukarkan tidak akan bulat seperti sedia kala. Maka dari itu, tidak baik bila kamu terus-menerus mengabaikan uang kecil ini.

Sebaiknya simpan uang kecil dalam satu wadah khusus. Jika kamu memiliki pecahan uang kecil di kemudian hari, masukkan ke dalam wadah itu lagi. Dan lihat berapa banyak jumlah yang berhasil dikumpulkan seiring berjalannya waktu.

3. Cuma Fokus Pada Pendapatan

Ada pengeluaran, ada pula pendapatan, dan sebagai pebisnis perlu sadar betul akan hal ini. Sayangnya, fokus utama kamu terkadang hanya tertuju pada pendapatan, bagaimana cara untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Akibatnya, pos-pos pengeluaran terabaikan begitu saja.

Padahal pendapatan dan pengeluaran merupakan dua elemen keuangan yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Untuk mengetahui total pendapatan yang sebenarnya, kamu harus tahu juga berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan saat menjalankan bisnis.

Sekarang saatnya untuk menyeimbangkan fokus pada kedua elemen ini guna menghindari adanya ketimpangan. Dengan demikian, keutuhan finansial dapat segera dibentuk demi kelancaran bisnis hari ini dan di masa mendatang.

4. Tidak Membuat Biaya Darurat


Biaya darurat

Alokasi biaya darurat bukan hanya untuk keuangan pribadi saja, tapi juga bisnis. Tujuan penggunaan dananya juga sama, yaitu untuk membiayai hal-hal darurat. Sementara perbedaannya terdapat pada komponen yang harus dibiayai.

Misalnya, dana darurat pribadi digunakan untuk biaya medis diri sendiri dan keluarga. Sedangkan dana darurat bisnis digunakan untuk menambah anggaran promosi, perjalanan dinas, menjamin kesehatan karyawan, dan hal-hal yang ada kaitannya dengan dunia bisnis.

Mengingat hal-hal tidak diinginkan acap kali terjadi, maka alokasi dana darurat penting untuk diperhitungkan secara matang. Apabila anggarannya kurang, anggaran operasional bisa terkena imbasnya.

Baca Juga: Pebisnis, Begini Cara Cerdas Memutar Uang dalam Bisnis Tanpa Masalah Keuangan

5. Terlambat Membayar Tagihan

Penggunaan keuangan bisnis yang tidak sesuai dengan anggaran dapat membawa kehancuran bagi kegiatan bisnis secara keseluruhan. Seandainya satu anggaran dipakai untuk membiayai pos yang lain, maka pendanaan untuk pos sebelumnya akan terbengkalai. 

Kondisi seperti ini seringkali menyebabkan pebisnis gagal membayar tagihannya secara tepat waktu. Bukan hanya yang berupa pinjaman kepada bank, tapi juga tagihan rutin seperti biaya sewa, bahan baku, dan promosi.

Untuk itu, patuhi anggaran yang sudah ditentukan saat menjalankan suatu bisnis. Jangan ragu untuk menambah anggaran apabila nominalnya dirasa kurang. Ini lebih baik untuk menghindari penyalahgunaan anggaran yang tidak sesuai dengan pos semestinya. 

6. Terlalu Percaya Diri

Terkadang, rasa percaya diri yang dimiliki seorang pebisnis terkesan berlebihan yang membuat mereka tampak seperti tidak membutuhkan bantuan siapapun. Kamu menganggap kalau semuanya sudah cukup dan berjalan sesuai rencana, padahal kenyataannya tidak.

Misalnya, merasa kalau kondisi keuangan perusahaan sudah stabil, sehingga tidak membutuhkan bantuan kreditur untuk menyediakan modal tambahan demi mengembangkan bisnis. 

Perlu diingat, bisnis akan mengalami pasang surut.  Dan saat kondisi surut, mau tidak mau kamu harus menghubungi kreditur kalau masih mau melihat bisnis berkembang.

Jangan Mengabaikan Hal Paling Krusial

Keuangan merupakan hal paling krusial dalam kehidupan, termasuk dalam menjalankan suatu bisnis. Jika keuangan bisnis kamu abaikan atau tidak dikelola dengan baik, maka bisnis yang kamu jalankan bisa saja berantakan dan berujung gulung tikar. Maka dari itu, coba untuk tidak mengabaikannya begitu saja agar keuangan tidak kacau balau, sehingga kelancaran bisnis tidak terhambat.

Baca Juga: Manajemen Keuangan Bisnis Kacau Balau? Atasi dengan 6 Tips Ini