Berapa Jumlah Ideal yang Harus Dialokasikan dari Gaji untuk Asuransi Mobil?

Ingin mengasuransikan mobil kesayangan Anda? Boleh-boleh saja. Malah sangat disarankan untuk memberi perlindungan finansial atas kerugian di masa datang dari berbagai risiko.

Risiko-risiko yang umumnya di-cover asuransi mobil, di antaranya risiko kehilangan akibat pencurian, risiko kerusakan, kecelakaan, kebakaran, bencana alam, hingga kerusuhan.

Sayangnya, banyak dari kita, mungkin termasuk Anda masih bingung atau kesulitan dalam mengalokasikan anggaran untuk asuransi kendaraan, seperti asuransi mobil.

Baca Juga: Asuransi Mobil Taksi Online, Bagaimana Cara Memilihnya?

20% untuk Asuransi dan Investasi


Rumus mengatur keuangan sebesar 20% dari gaji untuk asuransi dan investasi

Dalam rumus dasar mengatur keuangan, lazim menggunakan metode 10-20-30-40 dari penghasilan atau gaji setiap bulan. Yaitu:

  • 10% dari gaji digunakan untuk sosial dan keagamaan (zakat, infak, sedekah)
  • Sebesar 20% untuk proteksi dan investasi
  • Maksimal 30% dipakai untuk bayar cicilan utang, dan
  • 40% digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk asuransi dan investasi, alokasi idealnya sebesar 20%. Anda dapat membagi bujet 20% ini secara adil, yakni 10% untuk asuransi dan 10% lagi untuk investasi atau tabungan.

Biasanya orang akan memprioritaskan mengambil asuransi kesehatan sebagai perlindungan dari risiko penyakit. Namun di sisi lain, ada kebutuhan untuk mengasuransikan kendaraan pribadi.

Kalau mau gampang, 10% anggaran asuransi dipecah saja. Sebesar 5% untuk bayar premi asuransi kesehatan, dan 5%-nya asuransi mobil. Tetapi besaran premi asuransi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Contohnya asuransi kesehatan. Jika ingin mendapat manfaat perlindungan kelas 1, preminya pasti akan lebih mahal ketimbang kelas 3. Pun dengan asuransi mobil. Bila ingin memperoleh manfaat menyeluruh, premi asuransi All Risk bakal berbeda dengan premi asuransi TLO (Total Loss Only).

Setiap orang pasti ingin punya asuransi dengan manfaat maksimal. Asuransi kesehatan yang kelas 1, asuransi mobil pilih All Risk. Namun demikian, kembali lagi harus melihat isi dompet atau kemampuan finansial.

“Untuk asuransi mobil tidak ada bujet spesifik, persentase idealnya berapa karena sifatnya mirip sebagai dana darurat dan lebih pada kemampuan masing-masing untuk membayar,” kata Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho kepada Cermati.com.

Baca Juga: 4 Tips Jitu agar Klaim Asuransi Mobil Anda Gak Ditolak

Besaran Premi Asuransi All Risk dan TLO


Premi asuransi mobil berdasarkan jenis atau tipenya sudah diatur OJK

Sebetulnya Anda bisa mengira-ngira kebutuhan anggaran untuk asuransi mobil berdasarkan tipenya, yakni All Risk atau Comprehensive dan TLO.

1. All Risk atau Comprehensive

Memberikan jaminan atau ganti rugi atas mobil Anda untuk segala jenis kerusakan, mulai dari kerusakan ringan, rusak berat, hingga kehilangan kendaraan.

2. TLO (Total Loss Only)

Memberikan jaminan atas mobil Anda bila terjadi kehilangan atau kerusakan di atas 75%. Kalau rusak sedikit, seperti mobil penyok maupun kaca spion patah, lecet, atau dicuri, kerugian tidak dapat diganti. Sepenuhnya ditanggung Anda.

Tarif premi masing-masing tipe asuransi di atas sudah diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui SE Nomor 6/SEOJK.05/2017. Besarannya dilihat berdasarkan harga mobil dan wilayah tempat tinggal.

Tetapi jika dirata-rata untuk All Risk sekira 2,5% dari harga mobil dan TLO sekira Rp 0,5% per tahun. Ini belum memperhitungkan tarif premi perluasan asuransi dari risiko banjir, gempa bumi dan tsunami, kerusuhan, dan terorisme.

Sebagai contoh, jika harga mobil Anda Rp 200 juta, berarti premi yang mesti dikeluarkan sekira Rp 5 juta untuk All Risk. Sedangkan premi TLO sekira Rp 1 juta setiap tahun.

Bila dibagi 12 bulan, Anda bisa menyisihkan dana Rp 84 ribu untuk asuransi TLO dan All Risk sebesar Rp 417 ribu setiap bulannya. Kalau Anda mengambil perluasan asuransi mobil, tentu preminya bisa lebih mahal lagi.

Katakanlah kemampuan Anda 5% dari gaji untuk asuransi mobil. Bila gaji Anda Rp 6 juta per bulan, maka anggaran untuk pos asuransi mobil sebesar Rp 300 ribu.

Baca Juga: Jangan Terkecoh! Anda Harus Jeli Sebelum Membeli Asuransi Mobil All Risk

Pilih Asuransi All Risk atau TLO?


Pilih jenis asuransi sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial

Kembali lagi, memilih asuransi mobil harus sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial. Andy menyarankan, bila bujet asuransi tidak hanya fokus membiayai asuransi mobil, tetapi ada asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bahkan asuransi rumah, Anda dapat membeli asuransi TLO.

“Dari bujet yang disisihkan tiap bulan, jika kita masih harus cover asuransi kesehatan, maka langkah yang lebih bijak adalah memilih asuransi TLO,” sarannya.

Namun sebaliknya, jika Anda membutuhkan asuransi dengan perlindungan komprehensif, dan sanggup membayar preminya, maka dapat mengajukan asuransi All Risk.

”Jika mobilnya masih ngangsur, asuransinya sudah include di dalamnya. Tetapi jika sudah lunas, kembali ke kemampuan dan prioritas masing-masing,” Andy menambahkan.

Asuransi Menghindari Boncos di Masa Depan

Alih-alih ingin berhemat tanpa asuransi kendaraan, malah harus merogoh banyak uang untuk perbaikan mobil sana sini jika terjadi risiko yang tidak diinginkan. Bahkan apesnya, kalau mobil hilang, gak ada pihak yang menanggung kerugian.

Dengan memiliki asuransi, dan disiplin membayar premi, Anda akan terhindar dari kerugian yang timbul di masa depan. Lebih baik mengeluarkan sedikit uang untuk premi, daripada nantinya justru tekor habis-habisan.

Baca Juga: Ada 8 Risiko yang Tidak Ditanggung Asuransi Mobil, Pengendara Perlu Tahu!