Sering Jadi Perhatian Utama Ekonom dan Masyarakat, Ini Pengertian Inflasi, Penyebab, Jenis, Hingga Dampaknya

Pernahkah kamu menyadari jika seiring berjalannya waktu, harga dari produk kebutuhan, jasa, maupun hal lainnya selalu mengalami peningkatan? 

Bahkan, setiap tahunnya, kenaikan harga barang ataupun jasa yang biasa dibeli oleh masyarakat bisa mengalami pembengkakan hingga puluhan persen. Jika tidak dibarengi dengan peningkatan penghasilan, hal ini tentu bisa menjadi pertanda buruk bagi kondisi keuangan banyak orang.

Namun, kenaikan harga barang ini merupakan kasus nyata yang terjadi di negara mana pun. Dikenal dengan inflasi, nilai uang akan terus mengalami kemerosotan akibat cepat serta banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Imbasnya, harga barang akan cenderung mengalami kenaikan.

Karena berkaitan erat dengan kondisi ekonomi dan keuangan masyarakat secara luas, pemahaman tentang apa itu inflasi wajib dimiliki oleh semua orang. Untuk itu, agar memahami lebih lanjut terkait apa itu inflasi, pengertian, jenis, penyebab, dampak, dan segala hal penting tentangnya, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Inflasi

Jika mengacu pada KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan inflasi adalah penurunan nilai uang akibat cepatnya dan banyaknya jumlah uang beredar.

Alhasil, harga barang akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah uang yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran pemerintah agar mampu mengendalikan laju inflasi guna tercipta iklim perekonomian yang terjaga.

Selain itu, pengertian inflasi adalah kondisi ekonomi yang ditandai kenaikan harga dengan cepat sehingga berpengaruh pada penurunan daya beli. Selain itu, kondisi ekonomi tersebut juga tidak jarang diikuti dengan penurunan tingkat tabungan maupun investasi sebab adanya peningkatan konsumsi oleh masyarakat, serta hanya sedikit dana tersisa untuk tabungan jangka panjang. 

Menurut ilmu perekonomian modern, inflasi memiliki 2 jenis, yaitu akibat dorongan biaya dan akibat permintaan. Untuk inflasi akibat dorongan biaya terjadi karena kenaikan upah mengharuskan industri untuk meningkatkan pula harga agar mampu menutup kenaikan biaya upah tersebut sehingga bisa disebut sebagai spiral harga upah. 

Sementara untuk inflasi akibat peningkatan permintaan, tingginya peningkatan kredit mendorong pula pertumbuhan dari produk nasional bruto atau PNB dan menarik harga lebih tinggi. 

Namun, untuk jenis inflasi ini, banyak pihak yang percaya jika kondisi tersebut bisa dikendalikan melalui berbagai kombinasi kebijakan Departemen Keuangan dan Bank Sentral, serta kebijakan fiskal maupun moneter. 

Baca Juga: Jauh di Bawah Negara Lain, Begini Cara Jitu Pemerintah Tekan Tingkat Inflasi di Indonesia

Penyebab Inflasi

Setelah mengetahui apa itu inflasi, kamu tentu penasaran apa saja faktor penyebabnya. Ada 3, inilah berbagai faktor penyebab inflasi yang terjadi pada ekonomi sebuah negara.

Penyebab Inflasi

Keterangan

Tarikan Permintaan atau Demand Pull Inflation

Jenis inflasi ini bisa terjadi karena daya tarik atau permintaan yang tinggi oleh masyarakat terhadap sebuah barang maupun jasa. Biasanya, hal tersebut dipicu oleh membanjirnya likuiditas pada pasar dan membuat permintaan meningkat serta memicu tingkat harga berubah.

Imbas dari peningkatan permintaan tersebut adalah meningginya harga faktor produksi.

Desakan Distribusi atau Produksi

Sementara penyebab inflasi yang kedua adalah adanya desakan atau tekanan terhadap distribusi atau produksi. Dorongan peningkatan biaya produksi di kurun waktu tertentu yang terjadi secara kontinu akan menyebabkan nilai uang menurun.

Umumnya, faktor penyebab ini dipengaruhi oleh tekanan biaya pada faktor produksi yang kian meningkat, kelangkaan distribusi, maupun kelangkaan produksi.

Inflasi Campuran

Penyebab yang terakhir adalah kenaikan permintaan dan penawaran yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan dari keduanya. Sebagai contoh, inflasi ini terjadi saat permintaan atas barang A meningkat, kemudian persediaan dari barang A tersebut menurun. Padahal, pengganti dari barang tersebut sifatnya terbatas atau tak ada dan memicu terjadinya kenaikan harga.

Jenis Inflasi

Inflasi bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis, antara lain:

  • Berdasarkan Peningkatan Harga

Jika berdasarkan harga, inflasi bisa dibagi kembali menjadi 4 jenis. Yang pertama adalah inflasi ringan yaitu kenaikan harga berada di bawah 10% selama setahun. Lalu, inflasi sedang dengan tingkat kenaikan harga sekitar 10 sampai 30% selama setahun.

Ada pula inflasi berat dengan kenaikan harga antara 30% sampai 100%. Yang terakhir, hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali dengan nilai kenaikan harga lebih dari 100% selama setahun.

  • Berdasarkan Asal

Jika dilihat berdasarkan asal, inflasi dapat dibagi ke dalam 2 jenis. Yang pertama adalah domestic inflation atau dari dalam negeri, dan yang kedua imported inflation atau dari luar negeri.  

  • Berdasarkan Cakupan Pengaruh pada Harga

Menurut cakupan pengaruh pada harga, inflasi dapat dibagi ke dalam 3 jenis, antara lain closed inflation atau tertutup, open inflation atau terbuka, dan hiperinflasi. Untuk inflasi tertutup terjadi saat kenaikan harga  terjadi pada 1 atau 2 jenis barang tertentu saja.

Sementara inflasi terbuka terjadi ketika kenaikan harga pada hampir seluruh barang atau produk secara umum. Terakhir, hiperinflasi atau serangan inflasi yang terjadi sangat hebat hingga harga produk terus berubah serta meningkat setiap waktu. Dampak dari hiperinflasi ini adalah masyarakat tak dapat menahan uangnya lebih lama lagi karena nilainya pasti akan mengalami kemerosotan tajam. 

Strategi Mengatasi Inflasi

Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, terdapat beberapa cara atau strategi yang bisa dilakukan untuk menangani inflasi, antara lain:

1. Menggunakan Kebijakan Fiskal

Penanganan inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan kebijakan fiskal, yaitu melalui pengaturan pengeluaran dan penerimaan dari pihak pemerintah. Melalui penghematan pengeluaran pemerintah, masalah penurunan nilai uang bisa diatasi dengan segera, maupun bisa juga dengan meningkatkan tarif pajak perusahaan atau rumah tangga agar pendapatan bertambah.

2. Menggunakan Kebijakan Moneter

Sementara kebijakan moneter merupakan langkah yang diambil guna menjamin moneter tetap stabil agar kesejahteraan masyarakat juga bisa meningkat. Kebijakan tersebut bisa dilakukan melalui pembatasan jumlah uang beredar, penetapan persediaan kas, meningkatkan suku bunga maupun kebijakan diskonto, serta penerapan kebijakan dari operasi pasar terbuka. 

3. Menggunakan Jenis Kebijakan Lainnya

Tidak hanya melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah juga dapat menjaga tingkat penurunan nilai uang melalui peningkatan produksi serta jumlah barang pada pasar. Selain itu, pemerintah juga mampu membuat penetapan harga maksimal terhadap sejumlah jenis barang yang harganya mengalami peningkatan yang tak beraturan.

Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Rumus Menghitung, dan Dampaknya ke Ekonomi RI

Dampak Inflasi

Saat nilai uang terus menurun, tentu ada beragam dampak yang terjadi di masyarakat ataupun kondisi ekonomi sebuah negara. Tidak selalu negatif, terjadinya inflasi juga bisa memberikan dampak yang positif. Berikut adalah sejumlah dampak inflasi. 

Terhadap Pendapatan

Ketika terjadi inflasi rendah, perusahaan biasanya akan mendapatkan dampak yang positif sebab terjadi penambahan produksi dan memicu peningkatan perekonomian. Namun, hal tersebut malah bisa berdampak buruk pada pekerja yang tidak mendapatkan kenaikan penghasilan padahal harga barang semakin mahal.

Terhadap bidang Ekspor

Akibat nilai uang menurun, biaya ekspor mengalami peningkatan biaya dan membuat kerugian bagi pelaku kegiatan tersebut. Biasanya, kenaikan biaya ini juga membuat kemampuan ekspor sebuah negara menurun dan kalah bersaing dengan negara lain. Alhasil, pendapatan devisa dari hasil ekspor akan berkurang.

Terhadap Minat untuk Menabung

Ketika nilai uang menurun, minat menabung pasti akan menurun sebab tingkat bunga yang diberikan tidak sebanding. Di samping itu, ada beban biaya administrasi yang membuat aktivitas ini terkesan lebih merugikan. 

Terhadap Penghitungan Bahan Pokok

Terakhir, adanya penurunan nilai uang ini membuat penetapan dan perhitungan harga dari bahan pokok lebih sulit. Alasannya karena prediksi dari persentase nilai uang menurun di masa mendatang tidak akurat dan membuat  proses penetapan dari harga pokok serta harga jual tidak tepat. 

Cara Hitung Inflasi

Lalu, bagaimana cara untuk menghitung penurunan nilai uang ini? Di Indonesia, laju inflasi bisa diketahui melalui 3 indikator, yakni IHK atau Indeks Harga Konsumen, deflator PDB, serta IHPB atau Indeks Harga Perdagangan Besar.

IHK adalah rerata yang didapatkan dari perubahan harga jasa atau barang yang digunakan konsumen dalam periode waktu atau durasi tertentu. Sementara deflator PDB adalah indeks yang menunjukkan perkembangan harga pada bidang produsen, dan IHPB adalah pengukuran harga pada transaksi grosir. 

Di antara ketiganya, IHK merupakan cara paling sering dipakai dalam mengukur tingkat penurunan nilai uang. 

Berikut adalah rumus menghitung inflasi melalui IHK:

((IHK periode berjalan – IHK periode lalu) / IHK periode lalu) x 100 %

Tepat Hadapi Inflasi dengan Berinvestasi

Itulah penjelasan mengenai apa itu inflasi, penyebab, hingga dampaknya. Secara umum, penurunan nilai uang ini terjadi karena sejumlah faktor dan bisa terus terjadi seiring berjalannya waktu serta termasuk sebagai mekanisme pasar. Oleh karena itu, perlu dicarikan strategi agar bisa menghadapi penurunan nilai uang tersebut dengan optimal, salah satunya dengan berinvestasi. 

Baca Juga: Wajib Dipahami Akuntan dan Manajemen, Ini Pengertian Neraca, Cara Menyusun, dan Membaca Isinya