8 Perbedaan Saham dan Obligasi, Mana Paling Untung?

Saham dan obligasi merupakan dua jenis investasi yang populer. Keduanya sama-sama memberikan return menggiurkan yang dapat dinikmati investor ketika melakukan penarikan saldo atau dana dari rekening investasi. 

Di balik kesamaan, terdapat pula perbedaan antara saham dan obligasi. Berikut beberapa perbedaan saham dan obligasi yang harus diketahui:


Perbedaan Saham dan Obligasi

Baca Juga:  Obligasi Ritel Indonesia: Definisi, Cara Beli dan Cara Menghitung Bunga ORI

Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Diketahui:

No

Jenis Perbedaan

Saham

Obligasi

1

Fungsinya

Jika investasinya berupa saham, itu artinya Anda mempunyai bagian tersendiri di perusahaan sesuai modal yang ditanamkan. Bagian tersebut dihitung berdasarkan jumlah lembar maupun lot saham.

Obligasi bisa diartikan surat utang. Anda sebagai pemberi utang atau investor, perusahaan sebagai pemilik utang. Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar utang tersebut sesuai jangka waktu yang ditentukan.

2

Masa Berlaku

Saham tidak memiliki masa berlaku. Selama saham tersebut tidak dijual seluruhnya ke pasar modal, Anda adalah salah satu pemilik yang sah di perusahaan tanpa memperhitungkan jumlah lembar yang dimiliki.

Obligasi, terdapat masa berlaku yang dapat dilihat di dalam perjanjian. Masa berlaku obligasi habis apabila tanggal jatuh tempo telah tiba. Artinya, hak Anda sebagai investor akan dicabut.

3

Tingkat Keuntungan

Saham menawarkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini sebanding dengan risiko investasi saham yang tinggi. Harga saham sewaktu-waktu dapat turun yang otomatis mempengaruhi jumlah saldo di portofolio.

Keuntungan obligasi lebih kecil karena porsi keuntungan sesuai dengan jumlah suku bunga atau rate yang telah disepakati seperti perjanjian di awal.

Besarnya keuntungan obligasi hanya akan bertambah jika Anda membeli lebih dari satu obligasi.

4

Gejolak perekonomian

Ketika kondisi perekonomian sedang bergejolak, maka saham yang paling terkena imbasnya. Banyak investor yang melakukan panic selling dengan maksud untuk meminimalisir kerugian, lalu mengalihkan modalnya ke instrumen investasi yang lebih aman.

Jika hal ini terjadi, hal yang wajar jika harga sahamturun drastis.

Gejolak perekonomian tidak mengurangi besarnya keuntungan karena persentasenya sudah ditentukan di awal. Begitu pula dengan harga obligasi yang cukup stabil walaupun diterpa gejolak ekonomi.

Justru saat ekonomi bergejolak, semakin banyak investor yang lari ke obligasi. Selain menjaga nilai aset, investor juga mendapatkan keuntungan.

5

Hak sebagai investor

Investor yang berinvestasi di dunia saham memiliki hak untuk hadir dan menentukan kebijakan suatu perusahaan yang diselenggarakan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Alasannya karena Anda memiliki porsi di perusahaan. Anda bisa memberikan saran atau berkomentar jika seandainya menanamkan modal yang besar di perusahaan tersebut.

Investor tidak memiliki hak apapun untuk berkomentar, memberikan saran, apalagi mengotak-atik perusahaan penerbit surat utang.

Kebijakan penerbit surat mutlak sesuai dengan yang telah didiskusikan oleh pihak internal perusahaan.

6

Kebijakan likuidasi

(Pembubaran perusahaan)

Pemegang saham akan menerima sejumlah uang sesuai modal yang ditanamkan dan keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan diberikan setelah perusahaan berhasil melunasi utang-utangnya.

Investor akan diprioritaskan. Anda berhak memperoleh piutang sesuai yang tertera pada surat utang. Juga hak atas suku bunga sesuai perjanjian.

7

Penanggung Pajak

Pemegang saham akan dikenakan pajak sesuai dengan keuntungan yang diperoleh saat menjual saham dan dividen yang dibagikan rutin oleh perusahaan.

Sebelum dananya masuk ke rekening RDN investor, maka platform atau broker akan terlebih dahulu memotong pajaknya.

Tidak perlu membayar pajak dalam jumlah berapapun. Pajak tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan penerbit surat utang yang diakui sebagai biaya perusahaan.

8

Pembagian Keuntungan

Pemegang saham berhak mendapatkan dua keuntungan sekaligus sewaktu berinvestasi. Pertama, keuntungan dari hasil jual beli saham.

Kedua, keuntungan berupa dividen yang akan dihitung sesuai jumlah lembar saham.

Besarnya dividen tidak menentu, tergantung kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Terkadang, ada perusahaan yang tidak membagikan dividen kepada investor.

Sedangkan obligasi, keuntungan yang dibagikan hanya berupa suku bunga. Perusahaan rugi atau untung, sama sekali tidak mempengaruhi besarnya keuntungan Anda.

Intinya, perusahaan wajib membayar pokok dan bunga.

Manakah yang Paling Menguntungkan?

Itulah perbedaan saham dan obligasi. Keduanya memang sama-sama menguntungkan, tergantung berapa banyak keuntungan yang diharapkan dan keberanian Anda menanggung risiko investasi. Jika Anda tipikal yang berani ambil risiko, maka investasi saham adalah jawabannya. Jika cenderung menghindari risiko, maka bisa memilih obligasi sebagai opsi.

Baca Juga:  IDX Growth 30: Pengertian, Perbedaanya dengan IDX Value 30 dan Daftar Terbarunya