Skoliosis, Gangguan Tulang yang Perlu Perhatian Khusus

Skoliosis adalah kelainan atau gangguan yang bisa diderita oleh siapa saja. Gangguan ini terjadi ketika tulang punggung melengkung ke samping. Normalnya, tulang punggung hanya melengkung di bagian atas bahu dan pada bawah punggung saja.

Biasanya, tulang punggung penderita skoliosis akan membentuk huruf ‘S’ atau ‘C’. Jika ini terjadi pada Anda, segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit (RS) terdekat. Tambah besar pelengkungan yang terjadi di tulang punggung, berarti semakin serius skoliosis yang diderita.

Semakin dini diketahui, semakin cepat pula penanganannya dilakukan. Hal ini, bisa mengurangi kemungkinan terjadinya cacat permanen yang ditimbulkan oleh skoliosis. Tidak hanya itu skoliosis merupakan salah satu kelainan yang bisa menyebabkan komplikasi.

Baca Juga: Mengenal Meningitis, Penyebab, Gejala, serta Metode Penyembuhannya

Penyebab Skoliosis

Skoliosis

Penyebab skoliosis sendiri masih belum diketahui secara pasti. Genetik dan bawaan dari lahir disebut-sebut masih menjadi alasan utama mengapa kelainan tulang ini diderita oleh seseorang. 

Penyebab skoliosis sendiri masih dapat diketahui berdasarkan jenis-jenisnya, seperti:

  1. Skoliosis Idiopatik

    Skoliosis ini muncul dengan sendirinya, tanpa ada yang mengetahui penyebab pasti dari gangguan ini.

  2. Skoliosis Kongenital

    Jenis skoliosis yang terjadi karena bawaan lahir. Hal ini terjadi, karena pertumbuhan tulang belakang yang tidak sempurna. Terutama, ketika bayi masih dalam kandungan. 

    Skoliosis kongenital merupakan jenis yang jarang ditemui. Sebab, biasanya gangguan ini baru muncul di kisaran umur 10-18 tahun. Sehingga pada umur 0-9 tahun, tulang punggung anak cenderung lurus-lurus saja.

    Meskipun tidak diketahui secara pasti penyebabnya, ada penyebab terjadinya skoliosis dari luar. Salah satunya, adalah penderita pernah mengalami cedera tulang punggung. Entah karena terlibat kecelakaan atau melakukan olahraga yang terlalu keras.

    Penyebab lainnya adalah adanya infeksi di bagian tulang belakang. Penyakit ini dikenal dengan nama osteomielitis. Penyakit ini terjadi karena masuknya bakteri dan jamur ke bagian punggung penderita.

    Ini merupakan penyakit yang jarang ditemui. Penyakit ini biasanya terjadi karena seseorang baru saja melakukan operasi atau ada luka yang terbuka di bagian punggung. Karena tidak bersih membersihkan area luka, bakteri pun masuk dan menyebabkan penyakit ini.

  3. Skoliosis Degeneratif

    Kelainan atau gangguan tulang yang terjadi karena faktor usia. Kondisi ini bisa terjadi pada orang dewasa hingga lansia. 

    Gangguan ini terjadi ketika bantalan dan sendi tulang belakang mulai aus. Ausnya bantalan dan sendi di tulang belakang, membuat tulang semakin bengkok. 

  4. Skoliosis Neuromuskular

    Skoliosis yang terjadi karena adanya kelainan pada sistem saraf atau otot seseorang, yang diakibatkan ketidakselarasan antara otak dan badan.

    Hampir sama seperti penderita skoliosis kongenital. Bedanya, penderita skoliosis neuromuskular ini tidak lahir dengan skoliosis. Mereka lahir dengan penyakit lain, yang memicu terjadinya kelainan ini. Beberapa penyakit bawaan yang memicu adalah cerebral palsy dan spina bifida.

Perempuan Cenderung Lebih Berisiko Menderita Skoliosis Ketimbang Pria

Meskipun menjadi kelainan yang bisa diderita oleh siapa saja, skoliosis lebih sering terjadi pada perempuan. Oleh karena itu, para perempuan harus lebih sadar akan keadaan tulang belakangnya.

Selalu perhatikan, ketika ada yang salah dengan postur badan sendiri. Jika dirasa ada yang aneh apalagi disertai rasa nyeri, disarankan untuk langsung memeriksakan diri ke dokter atau RS terdekat.

Masih belum ada yang mengetahui pasti, kenapa skoliosis lebih banyak terjadi pada kaum hawa, ketimbang pada pria. Namun, kesimpulan paling banyak terdapat pada kondisi fisik perempuan semenjak lahir.

Ada asumsi, perempuan memiliki otot yang lebih sedikit ketimbang pria. Sehingga, penyangga tulang punggung untuk tetap lurus pun semakin sedikit. Oleh karena itu lah, tulang punggung perempuan lebih rentan melengkung.

Salah satu ciri-ciri skoliosis pada perempuan, tidak hanya dilihat dari miringnya postur badan. Skoliosis pada perempuan, bisa juga dilihat dari perbedaan ukuran payudara satu dengan yang lain.

Baca Juga: Penyakit Sinusitis, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Perlu Mendapat Perhatian Lebih Ketika Hamil

Penderita perempuan yang hamil akan merasakan nyeri pada tulang punggung lebih hebat dari biasanya.

Selain itu, tidak ada dokter yang menyarankan para ibu hamil untuk melakukan terapi skoliosis. Sebab, hal tersebut akan memengaruhi janin yang sedang dikandung. 

Oleh karena itu, tindakan atau terapi baru bisa dilakukan ketika mereka selesai melahirkan.

  1. Ibu hamil yang memiliki skoliosis bisa mengurangi dampaknya dengan melakukan olahraga. Anda bisa mengonsultasikan hal tersebut ke dokter. Ini dilakukan untuk mengetahui olahraga mana yang lebih cocok. Olahraga yang biasa direkomendasikan adalah, olahraga air. Olahraga ini dipilih, karena ibu hamil tidak perlu banyak bergerak untuk mendapatkan khasiat yang sama seperti olahraga di darat. 
  2. Melakukan senam hamil. Ini disarankan untuk membiasakan tulang punggung agar tidak mudah merasa nyeri. Jangan lupa untuk stretching dan melakukannya dengan santai. Salah-salah malah akan memperburuk kondisi Anda.
  3. Olahraga lainnya yang bisa dilakukan ibu hamil adalah dengan berjalan santai. Cukup luangkan waktu selama 15-30 menit sebelum beraktivitas. Ini akan membuat otot bekerja dan mengurangi rasa nyeri.

Cara Pengobatan dan Terapi yang Biasa Dilakukan

Di luar kondisi hamil, ada berbagai macam terapi yang biasa diberikan kepada penderita skoliosis. 

Memasang penyangga badan (untuk anak-anak)

Semakin dini skoliosis diketahui, semakin dini pula ini bisa ditanggulangi. Pemasangan penyangga biasanya dilakukan setiap hari selama 24 jam dan boleh tidak digunakan ketika melakukan olahraga berat. 

Penyangga ini biasanya terbuat dari plastik dan dikenakan di sekitar tulang rusuk, bawah pinggul, dan punggung dengan ukuran yang akan disesuaikan.

Diberikan obat pereda rasa nyeri kepada pasien

Obat ini diberikan ketika pasien sudah tidak tahan dengan nyeri yang ditimbulkan.

Obat lainya yang diresepkan oleh dokter adalah, obat anti-inflamasi non steroid. Obat ini bekerja untuk mengurangi peradangan yang terjadi. 

Diberi suntikan kortikosteroid

Suntikan ini dilakukan di rongga-rongga tulang belakang penderita yang mengalami tekanan di saraf tulang belakangnya. 

Hal tersebut dilakukan ketika penderita tidak hanya merasa nyeri tapi juga kaku hingga kesemutan di bagian tulang belakang. Sayangnya, suntikan ini hanya bekerja dalam jangka pendek. Paling lama suntikan ini akan meredakan nyeri selama sebulan.

Operasi

Operasi, merupakan langkah terakhir yang diambil dokter jika skoliosis dirasa sudah mengganggu atau akut. 

Ada tiga jenis operasi yang dilakukan untuk menangani skoliosis yaitu:

  1. Operasi disektomi (mengangkat bantalan atau cakram di bagian tulang punggung).
  2. Operasi laminektomi (mengangkat bagian tubuh yang melengkung).
  3. Operasi penggabungan tulang (menggabungkan dua atau lebih ruas tulang punggung menjadi satu bagian). Operasi ini juga biasa dikenal dengan nama spinal fusion.

Tindakan ini merupakan last resort, jika obat tidak bekerja kepada pasien atau kondisi kelainan sudah semakin parah. Operasi akan dilakukan atas persetujuan pasien sebab operasi ini juga memiliki risiko yang sangat tinggi. 

Penderita bisa saja terkena infeksi. Tidak hanya itu, salahnya penggeseran tulang punggung yang dilakukan juga memicu terjadinya penggumpalan darah sehingga menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan.

Tidak berhenti di situ, risiko operasi lainnya adalah adanya kerusakan saraf. Ini terjadi karena ketika diangkat, tulang punggung justru mengganggu saraf lainnya yang ada di area tersebut.

Baca Juga: Penyebab, Gejala Infeksi Saluran Kemih, dan Cara Mengobatinya