Ketahui Besaran Biaya Cuci Darah dan Efek Bagi Penderita Gagal Ginjal

Bagi penderita gagal ginjal, cuci darah merupakan satu treatment wajib yang bertujuan untuk mencuci ginjal yang kinerjanya kurang optimal sejak diagnose pertama. Intensitasnya berbeda-beda untuk setiap pasien. Ada yang sekali seminggu, dua kali seminggu, atau sekali dua minggu.

Melihat intensitas di atas, maka wajar jika pengeluaran untuk cuci darah mahal. Berikut informasi seputar biaya cuci ginjal, efek samping, sampai kapan seseorang harus berhenti cuci darah.

Berapa Biaya Cuci Darah?


Besaran biaya cuci darah via klikdokter.com

Cuci darah bukanlah treatment asal-asalan yang bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit kecil. Di rumah sakit swasta, biaya untuk cuci ginjal antara Rp 800.000 sampai Rp 1.500.000. Biaya ini belum termasuk pemasangan alat cuci darah, jadi sediakan uang tambahan sekitar 20-30% sebelum melakukan treatment.

Berbeda rumah sakit, berbeda pula biaya yang dikenakan bagi setiap penderita penyakit ginjal. Namun untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak, mau tidak mau harus dilakukan agar penderita dapat bertahan hidup.

Bagaimana Cara Kerja Cuci Ginjal?

Saat pencucian ginjal berlangsung, darah akan dialirkan dari dalam tubuh menggunakan sebuah mesin. Darah dialirkan melalui saluran steril dan nantinya akan melewati membran dialisis khusus. Nah, melalui membran inilah zat sisa atau ampas makanan yang dikonsumsi akan dibuang.

Cuci ginjal dilakukan oleh penderita gagal ginjal akut atau kronis dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Gejala kurangnya nafsu makan, mual-mual, muntah, dan cepat lelah
  • Kadar asam dalam darah tinggi
  • Terjadi pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena ketidakmampuan ginjal untuk membuang cairan berlebih
  • Kadar kalium di dalam darah tinggi

Baca Juga: Sayangi Ginjal Kamu dengan 7 Cara Mudah Ini

Apa Efek Samping Cuci Darah?

Cuci darah merupakan alternatif yang bisa dilakukan untuk membuang racun, zat-zat sisa metabolisme, dan membantu tubuh untuk mengendalikan tekanan dalam darah. Meski demikian, terdapat efek samping yang dirasakan penderita, diantaranya :

Efek Samping Hemodialisis

  1. Tekanan darah tinggi atau rendah

Tekanan darah rendah merupakan efek samping yang paling umum dirasakan, terutama bagi penderita diabetes. Sedangkan tekanan darah tinggi kerap kali menyerang pasien yang sebelumnya pernah menderita hipertensi, dan masih secara aktif mengonsumsi garam berlebihan.

  1. Kekurangan darah

Kekurangan darah atau yang sering disebut anemia ini menjadi efek samping hemodialisis yang juga sering dirasakan oleh penderita gagal ginjal. 

  1. Kulit terasa gatal

Penumpukan fosfor dalam tubuh akibat efek hemodialisis menyebabkan kulit penderita cepat gatal. Untuk mengurangi rasa gatal, penderita disarankan untuk mengonsumsi obat pengikat fosfar atau mengatur pola makan secara khusus.

  1. Gampang mual dan muntah

Karena ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik, maka wajar jika zat-zat beracun menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, penderita gampang mual dan ingin muntah. Ditambah lagi karena tekanan darah menurun setelah pencucian darah dilakukan.

  1. Otot keram

Terjadinya kram pada bagian otot bisa saja terjadi sebagai efek samping hemodialisis. Untuk meringankan kram, sebaiknya kompres bagian otot. Di sisi lain, kompres juga bagus untuk memperlancar sirkulasi darah di dalam tubuh. 

Baca Juga: Mengenal Penyakit Ginjal, Mulai dari Gejala, Penyebab, Pengobatan daan Pencegahannya

Efek Samping Dialisis Peritoneal

  1. Peritonitis

Kondisi ini biasa disebabkan karena alat yang digunakan saat dialisis peritoneal kurang steril, sehingga bakteri yang ada pada alat tersebut menyebar ke lapisan perut. Penting untuk membersihkan alat-alat saat cuci darah guna meminimalisir efek samping setelah cuci darah.

  1. Hernia

Pasien yang menjalani cuci darah dialisis peritoneal memiliki risiko hernia yang lebih tinggi. Sebab, cairan yang ada di dalam otot perut dibiarkan selama berjam-jam, membuat otot perut menjadi melemah.

  1. Berat badan meningkat

Cairan yang digunakan sewaktu mencuci darah biasanya mengandung gula. Cairan gula yang diserap oleh tubuh secara otomatis menambah jumlah kalori di dalam tubuh penderita, sehingga berat badan meningkat. 

Penting untuk berolahraga secara teratur untuk mengurangi potensi meningkatnya berat badan. Sementara untuk jenis olahraganya sendiri, pasien bisa diskusikan langsung dengan dokter.

Kapan Seseorang Stop Cuci Darah?


Cuci darah via emc.id

Treatment cuci darah dapat diberhentikan apabila kondisi kesehatan penderita telah membaik. Dalam arti, ginjal sudah dapat berfungsi kembali dengan baik. 

Namun bagi penderita gagal ginjal akut maupun kronis, treatment cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Lain halnya jika penderita telah mendapatkan donor ginjal dari relawan.

Mengingat penyakit ini cukup berbahaya, sebaiknya jagalah gaya hidup sejak sekarang. Minum air putih setidaknya dua liter per hari, konsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, kurangi konsumsi gula, dan terapkan gaya hidup sehat. 

Upayakan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegahnya

Penerapan gaya hidup yang sehat dipercaya dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya gagal ginjal. Mudah-mudah dengan semakin pedulinya kamu terhadap kesehatan, penyakit ini tidak akan menggerogoti tubuh. Produktivitas tidak terganggu dan pastinya bisa saving.

Baca Juga: Kenali Penyakit Batu Ginjal: Gejala, Pengobatan dan Pencegahannya