Krisis Keuangan saat Pandemi? Gak Tuh, Kan Sudah Pakai Cara Ini

Setiap orang pasti ingin memiliki keuangan yang sehat. Lebih besar pemasukan daripada pengeluaran.

Namun harapan biasanya tak sesuai kenyataan. Ada saja yang membuat kondisi keuangan goyang. Termasuk saat pandemi dan resesi seperti sekarang ini.

Keuangan jadi kacau balau. Pendapatan berkurang akibat kena pemotongan gaji, atau malah termasuk korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dari yang tadinya kondisi keuangan sehat, berubah menjadi ‘sakit’ atau bahkan mengalami krisis.

Itu akan menimpa kamu yang selama ini tidak mempersiapkan keuangan dengan baik. Tetapi kalau kamu sudah pintar mengatur keuangan sejak dini, maka krisis keuangan dapat dihindari.

Baca Juga: 6 Hal yang Bisa Membuat Uang Terpakai dengan Tidak Sia-Sia

Berikut beberapa langkah cerdas yang bisa kamu lakukan untuk menghindari krisis keuangan dalam situasi apapun:

  • Susun daftar pemasukan dan pengeluaran dengan tepat


Buat daftar pemasukan dan pengeluaran

Langkah pertama dalam mengatur keuangan adalah membuat atau menyusun pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Totalkan seluruh pendapatanmu, misalnya dari gaji dan penghasilan tambahan.

Selanjutnya buat daftar belanja atau pengeluaran. Prioritaskan uangmu untuk memenuhi atau membeli kebutuhan pokok, seperti bahan pangan, membayar tagihan air dan listrik, membayar sewa rumah, kuota internet, dan lainnya.

Singkirkan keinginanmu atau tunda membeli sesuatu yang tidak terlalu mendesak. Jangan terbawa hawa nafsu, kendalikan hasrat belanjamu agar tak terjadi pemborosan.

Usahakan pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Jika ternyata demikian, langsung segera pangkas kebutuhan yang masih bisa ditunda.

  • Siapkan dana darurat yang memadai

Hari gini gak punya dana darurat, keuanganmu bisa gawat. Menyiapkan dana darurat sangat penting. Dana darurat dapat menjadi penolong saat kamu sakit atau kena PHK untuk menyambung hidup.

Untuk dana darurat, kamu dapat menyisihkan 20% dari gaji setiap bulan. Kok besar? Itu karena besaran ideal dana darurat juga cukup besar.

Bagi lajang, ideal dana darurat minimal 6 kali dari pengeluaran bulanan. Sedangkan menikah belum punya anak, minimal 9 kali. Dan untuk yang sudah berkeluarga atau punya anak, paling sedikit dana darurat yang harus tersedia 12 kali dari pengeluaran sebulan.

Simpan dana darurat pada instrumen yang aman dan mudah dicairkan, seperti rekening tabungan, emas, deposito, dan reksadana pasar uang. Ingat, jangan pernah mengutak atik dana daruratmu jika tidak dalam keadaan mendesak.

  • Cari penghasilan tambahan


Cari penghasilan tambahan

Kalau mau lebih banyak punya tabungan atau dana darurat, jangan mengandalkan gaji saja. Cari penghasilan tambahan. “Jual keterampilan dan keahlian” kamu.

Misalnya kamu pandai memasak, buka usaha katering, terima pesanan kue, atau bisnis kuliner lain. Jika senang menulis, jadi freelancer. Atau pekerjaan sampingan lain, seperti jualan online, ojek atau taksi online, dan sebagainya.

Baca Juga: Raup Untung dari Momen Natal dengan Bisnis Ini

  • Jangan lupakan investasi


Jangan lupakan investasi

Investasi adalah cara tepat untuk mengembangkan uang. Investasi juga sangat penting bagi masa depan keuanganmu. Dan paling pas untuk mengamankan kekayaan.

Sisihkan 10% atau 20% dari pendapatan untuk investasi. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan minat dan keuanganmu.

Contohnya kamu mau investasi pada produk yang rendah risiko. Bisa pilih reksadana, emas, deposito. Tetapi jika ingin hasil yang besar, investasi saham jawabannya meskipun risikonya sebanding dengan keuntungannya.

  • Lunasi kartu kredit atau utang

Selama ini, utang menjadi beban terbesar dalam keuangan seseorang. Mungkin termasuk kamu. Bila tak ingin punya beban lagi, maka lunasi utang-utangmu, termasuk tagihan kartu kredit.

Syukur-syukur cuma punya satu utang, tidak lebih. Kalau ternyata lebih dari satu, maka paling utama adalah melunasi utang yang jatuh temponya sudah dekat. Atau utang dengan bunga terbesar.

Bila seluruh utang sudah lunas, tahan dulu untuk tidak mengambil utang baru. Kalau kamu melakukannya, maka keuangan yang tadinya sudah sehat, kembali ‘sakit’ akibat beban utang baru.

Untuk melunasi utang pun jangan dengan utang baru. Itu namanya gali lubang, tutup lubang. Pastikan kamu membayar seluruh utangmu dengan gaji atau pendapatan. Maka dari itu, jika gaji tidak cukup, carilah penghasilan tambahan.

Keuangan Stabil, Bye-bye Krisis

Risiko krisis keuangan dapat menimpa siapapun, termasuk kamu jika terus hidup boros, dan salah mengatur keuangan. Oleh karenanya, jalankan tips di atas agar keuanganmu jauh dari krisis. 

Baca Juga: Biar Investasi Pertama Berjalan Mulus, Coba 5 Tips Ini