Manakah yang Terbaik: Sekolah Nasional, Nasional Plus, atau Internasional?

Dengan pendidikan yang layak, manusia akan berkembang seiring dengan berkembangnya zaman yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Karena alasan itulah, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan hidup yang tak jauh beda dengan kebutuhan akan makan dan minum. Sudah seharusnya seseorang melanjutkan pendidikannya bila perlu hingga ke tingkat yang tertinggi.

Idealnya, pendidikan berfokus pada pembentukan individu menjadi pribadi yang unggul, yaitu cerdas secara IQ dan berakhlak mulia. Ini semua tercantum bahkan dalam undang-undang dasar. Tetapi pada implementasinya, tidak semua bisa mengenyam pendidikan sebagaimana idealnya.

Baca Juga: Pentingnya Asuransi Pendidikan untuk Anak

Kurikulum Standar Nasional, Upaya Pemerintah Mencerdaskan Anak Bangsa

Kegiatan Belajar Mengajar via shutterstock.com

 

Demi mencerdaskan anak bangsa, Pemerintah secara terus-menerus memperbaiki kurikulum seiring dengan tuntutan zaman. Dalam praktiknya, beberapa sekolah menyebutnya secara unik dengan istilah masing-masing. Ada Nasional Plus (NasPlus), Nasional, dan Internasional. Penyebutan ini dimaksudkan untuk memberikan garis pembeda antara kurikulum.

Namun, apakah benar-benar berbeda? Lalu, ke mana output-nya setelah menyelesaikan pendidikan dengan aneka istilah penyebutan kurikulum tersebut? Serta pendidikan seperti apa yang terbaik? Ulasan berikut ini akan memberikan gambaran lengkap pemahaman berbagai istilah kurikulum tersebut.

Mengenal Berbagai Kurikulum yang Berlaku di Indonesia

Ada Tiga Kurikulum Pendidikan di Indonesia via shutterstock.com

 

Sejak zaman Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, pendidikan di Indonesia telah menganut apa yang disebut dengan istilah kurikulum Nasional. Kurikulum ini berkembang di sekolah-sekolah umum mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi.

Sempat ada isu negatif yang menuding kurikulum ini jadi penyebab anak seperti dibonsai dan hanya diajarkan untuk menyerap pelajaran berbasis ilmu pengetahuan semata. Hingga pada akhirnya munculah pendidikan alternatif yang menyebut dirinya sebagai sekolah nasional plus atau nasplus.

Sementara itu, perkembangan zaman yang cepat membutuhkan kurikulum yang dinamis dan bisa menjawab tantangan globalisasi. Oleh karenanya, saat ini berkembanglah kurikulum Internasional yang menganut berbagai standar dunia global di dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Secara spesifik, kurikulum-kurikulum tersebut dapat diketahui ciri-cirinya, di antaranya:

Kurikulum Berstandar Nasional

Ini adalah kurikulum yang menganut passing grade dan dominan dipakai di sekolah-sekolah nasional di seluruh Indonesia. Bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Indonesia. Dalam kurikulum ini, tingkat kelulusan diukur dengan Ujian Nasional (UN) sebagai patokan finalnya.

Kurikulum Berstandar Nasional Plus (NasPlus)

Bila dibahasakan dengan cara mudah, kurikulum ini sama seperti sekolah berstandar nasional pada umumnya. Namun, dicampur dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dijalankan. Beberapa menyebut dengan akronim Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Ujian Nasional (UN) masih tetap menjadi patokan kelulusan final.

Kurikulum Internasional

Dalam sekolah yang menganut kurikulum berstandar internasional, biasanya menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Berstandar Nasional dipadu dengan Assessment Internasional.

Beberapa standar kurikulum yang dipakai di sekolah-sekolah dengan kurikulum internasional, di antaranya Cambridge Examinations, International Baccalaureate (IB), atau Global Assessment Certificate (GAC).

Bahasa pengantar yang dipakai dalam KBM sehari-hari biasanya bilingual atau dwi bahasa. Bahasa asing menjadi bahasa pengantar KBM, tetapi bahasa Indonesia juga dipergunakan.

Belakangan semakin banyak orang tua yang mengharapkan anaknya untuk bisa bersekolah di sekolah berstandar RSBI atau internasional. Namun, wajib diingat bahwa setiap anak dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Artinya, bakat dan kemampuan menjadi tolok ukur utama bagi orang tua.

Namun, pendidikan adalah sesuatu yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya agar anak tak hanya disekolahkan ke sekolah yang tak sesuai hanya karena mengikuti tren semata. Orang tua perlu mengenal jenis-jenis sekolah yang kini secara resmi telah diatur Pemerintah agar bisa tepat mengambil keputusan pendidikan untuk masa depan buah hatinya.

Ada Tiga Kategori Sekolah di Indonesia, Manakah yang Baik?

Ilustrasi Sekolah via shutterstock.com

 

Pada tanggal 31 Desember 2014, melalui surat keputusan menteri, dicanangkanlah di Indonesia  sekurang-kurangnya tiga kategori sekolah. Tiap-tiap kategori ini dirancang untuk kebutuhan serta keperluan satuan pendidikan tertentu. Tentu saja orang tua harus memahami kategori sekolah ini dengan baik sehingga bisa memberikan masukan terbaik bagi anaknya.

Di bawah ini adalah penjelasan mengenai kategori-kategori sekolah tersebut.

1. Sekolah Negeri Dengan Kurikulum Nasional

Sekolah ini didirikan atas prakarsa Pemerintah dengan guru-guru yang biasanya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pendanaan yang berasal dari uang pajaklah yang menjadikan sekolah semacam ini disebut negeri. Bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Indonesia.

2. Sekolah Swasta

Dahulu ada mindset saling mendiskreditkan, antara sekolah swasta dan negeri. Namun, tampaknya hal semacam itu tak lagi menjadi tren. Sekolah ini didirikan dari prakarsa pihak-pihak non-Pemerintah, biasanya Yayasan, LSM, atau organisasi nirlaba.

Gaji guru ditanggung pihak pendiri dan pemprakarsa. Ada akreditasi dari Pemerintah untuk menentukan standar mutu meskipun saat ini sekolah negeri pun mengalami apa yang disebut dengan akreditasi. Kurikulum yang diajarkan biasanya sama dengan sekolah negeri. Hanya ada beberapa tambahan yang biasanya menjadi ciri spesifik, misalkan keagamaan.

3. Sekolah Internasional/Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK)

Dahulu sekali, memang kurikulum internasional boleh diadopsi untuk pendidikan dalam negeri yang artinya sekolah-sekolah internasional diperbolehkan untuk menerima siswa dengan status kewarganegaraan Indonesia. Tapi, belakangan terjadi perubahan.

Saat ini sekolah-sekolah internasional ini memang dikhususkan bagi para ekspatriat. Bahasa pengantar yang dipergunakan adalah bahasa asing sesuai dengan identitas satuan pendidikan tersebut. Tentu biasanya diselingi dengan penggunaan bahasa pergaulan internasional, yaitu bahasa Inggris. Kurikulum yang dipakai juga menggunakan kurikulum internasional sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Di luar itu semua, ada lagi hal lain yang tak kalah penting menyangkut pendidikan anak, yaitu mempersiapkan dana pendidikan anak mulai sekarang juga serta memberi gambaran kepada anak tentang arah pendidikan mereka nantinya seperti apa dalam kaitannya dengan cita-cita yang ingin diraih.

Baca Juga: Reksadana, Solusi Cermat Siapkan Tabungan Pendidikan

Persiapkan Sejak Awal

Orang tua tentu tak ingin masa depan anaknya terhambat karena berbagai kondisi yang bisa saja muncul serta mengancam kestabilan pendidikan anak. Untuk itu, orang tua perlu menyiapkan kebutuhan sekolah anak sejak awal agar pendidikan anak dapat berjalan dengan lancar hingga kepada jenjang yang tertinggi.

Salah satu yang paling utama dalam hal memilih sekolah adalah membiasakan anak untuk terus berbudaya akademik, bahkan sejak dalam pendidikan usia dini (PAUD). Pendidikan ini dapat diwujudkan dengan menumbuhkembangkan berbagai hal yang baik pada diri si anak.

Salah satunya adalah dengan memberinya kebebasan untuk memilih sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko dan kemungkinan yang bisa saja muncul karena pilihannya tersebut.

Baca Juga: Biaya Pendidikan Kurang? Ini Cara Mengatasinya