Sempat Membenci Politik, Begini Awal Kiprah Si Cantik Tsamara Amany Ketua DPP PSI

Sebagai salah satu politikus muda, cerdas, dan cantik, nama Tsamara Amany Alatas telah menjadi sorotan sejak awal kemunculannya. Bukan selebgram, wanita kelahiran 24 Juni 1996 ini diketahui fasih berpolitik dan merupakan bagian dari kepengurusan Partai Solidaritas Indonesia. 

Publik kian familiar dengan sosoknya sewaktu Tsamara Amany menjadi jubir (juru bicara) dari pasangan calon Presiden Ir. Jokowi serta Wakil Presiden KH. Maruf Amin jelang Pemilu tahun lalu. Selain itu, ia juga telah menulis buku berjudul Curhat Perempuan: Tentang Jokowi, Ahok, dan Isu-Isu Politik Kekinian yang terbit tahun 2017 lalu.

Dalam kesehariannya, ia membicarakan berbagai isu politik di media sosial hingga diundang bincang-bincang di layar kaca. Mari cermati awal mula sepak terjangnya di kancah perpolitikan Nusantara sebagai berikut.

Baca Juga: Mau Jadi Ekonom? Yuk, Intip Rahasia Sukses dari Bhima Yudhistira Adhinegara!

Aktif Berpolitik Sebagai Mahasiswi

Meski sudah vokal dan punya nyali dalam menyerukan pendapatnya, namun kenyataannya Tsamara memulai kiprahnya berpolitik sewaktu masih duduk di bangku perkuliahan. Putri pasangan Muhammad Abdurachman Alatas dan Nabila Zain Ba’abud ini diketahui mengambil jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Public Relations di Universitas Paramadina. 

Pada tahun 2019 lalu, ia pun berhasil menunaikan kuliah jenjang S1 di kampus tersebut. Namun sepak terjangnya sebagai politisi muda telah aktif dilakukannya selagi masih berstatus sebagai mahasiswi. 

Tanpa gentar dan dengan nyali yang besar, ia kerap melontarkan kritik demi kritik terhadap para politisi Tanah Air. Fahri Hamzah bahkan pernah menyebutnya ‘bau kencur’ dengan nada menyepelekan.

Meski demikian, Tsamara dengan cerdas lantas membalasnya dengan tulisan berjudul Anak Bau Kencur, Fahri Hamzah dan KPK dan mempublikasikannya di sebuah portal online. Selain itu, ia pun meluncurkan video di platform YouTube yang berjudul 5 Sesat Pikir Fahri Hamzah Tentang KPK.

Awalnya Apatis Sikapi Politik

Tak disangka jika awalnya Tsamara justru membenci politik. Dulu, ia sangat anti terhadap keberadaan berbagai partai politik. Bahkan, ia dulu pernah memberi dukungan agar calon pemimpin maju melalui jalur independen tanpa partai saja. 

Menurutnya, tak ada yang inovatif dan baru dalam sistem partai-partai politik tanah air. Malahan, banyak dari para politikusnya yang melakukan tindak korupsi sehingga ia membenci partai politik dan apatis terhadapnya.

Isu-isu kesenjangan politik ini kemudian membuat Tsamara secara aktif menuliskan sudut pandang politiknya sendiri. Wanita yang membaca buku ini lantas kerap menuangkan pemikiran serta gagasan kritisnya secara lugas dan gamblang dalam berbagai tulisan.

Berubah Sudut Pandang Gara-Gara Magang 

Belakangan, sudut pandangnya berubah setelah magang kerja di Balai Kota DKI Jakarta. Ketika itu masih medio tahun 2016 dan ia berkesempatan melangsungkan magang kerja sewaktu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam perannya sebagai staff di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Tsamara berkesempatan terlibat dalam berbagai tugas. Salah satunya seperti meningkatkan peringkat izin untuk memulai usaha di dalam survei Bank Dunia hingga simplifikasi perizinan untuk memulai usaha.

Saat itulah ia semakin menyadari bahwa dirinya mengagumi sosok BTP Ahok, Presiden Jokowi, serta etos kerja mereka. Ia pun kian membulatkan tekadnya untuk terjun total dan mendedikasikan waktunya ke dunia politik.

Bercita-Cita Menjadi Gubernur

Kecintaan Tsamara Amany terhadap dunia politik telah membawanya diundang datang ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi. Di tahun 2015 silam, Tsamara beserta sejumlah jurnalis dan penulis blog menerima undangan dari Presiden dan bercengkerama bersama.

Sebagai fans berat Jokowi dan Ahok, Tsamara mengaku antusias bertemu dengan tokoh besar yang telah menginspirasinya untuk terjun langsung ke dunia politik. Ia juga mengutarakan, jika sudah semakin berpengalaman dan kelak cukup usia, Tsamara ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjabat sebagai gubernur.

Baca Juga: Mau Punya Karier Oke? Coba Deh Belajar dari Sepak Terjang Mahfud MD

Tsamara Sebagai Ketua DPP Eksternal PSI

Jalan karier Tsamara untuk berpolitik kian terbuka dengan keberadaan Partai Solidaritas Indonesia. Tsamara yang juga pengagum sosok Bung Karno karena kemampuan retorika beliau yang hebat lantas bergabung dengan PSI.

Seperti diketahui, PSI merupakan partai yang baru lahir di tahun 2014 ini digagas oleh Grace Natalie, Raja Juli Antoni, serta Isyana Bagoes Oka. Sebagai parpol yang berhaluan tengah, PSI kerap menyerukan ajakan kepada generasi milenial untuk lebih melek politik.

Dalam parpol yang mengusung komitmen kuat untuk melawan intoleransi dan korupsi tersebut, Tsamara dipercaya untuk menjabat menjadi Ketua DPP bidang eksternal April.

Vokal Membela Isu Kaum Hawa

Tak hanya aktif berpolitik, mantan istri dari Ismeth Alatas ini merupakan co-founder dari GirlsCanLead (dulu Perempuan Politik). LSM ini mendedikasikan tujuan mereka untuk mendidik kaum hawa dan meningkatkan partisipasi serta presentasinya dalam dunia perpolitikan tanah air. 

Selain itu, GirlsCanLead juga mendukung agar wanita Indonesia dapat menjadi pemimpin bermartabat dan berkualitas. Dengan memberikan rangkaian pelatihan dan pendidikan yang berkenaan dengan pemberdayaan, diharapkan perempuan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya di berbagai aspek kehidupan.

Menuntut Ilmu Hingga ke Big Apple

Kini, Tsamara tengah disibukkan dengan aktivitas barunya. Ia diketahui sedang menempuh jenjang studi S2 di NYU (Universitas New York). Dari cuitannya di Twitter, ia diketahui berhasil mendapat beasiswa Gallatin dan Fulbright dari kampusnya.

Tsamara akan mempelajari bidang kebijakan publik (public policy) serta media studies. Terutamanya, ia ingin menggali lebih dalam mengenai urban policy seperti ibukota sehingga NYU menjadi pilihan tepat baginya dalam menuntut ilmu.

Namun mengingat saat ini dunia tengah dilanda pandemi, wanita berdarah Arab ini kerap mengingatkan masyarakat untuk mengupayakan berkegiatan dari rumah sesuai anjuran pemerintah.

Mendapat Respek Karena Berani Berprestasi

Dalam kiprah politiknya, istri dari Ismail Fajrie Alatas ini masih menerima banyak support dari kalangan muda, selebritas, pengamat politik, juga akademisi. Sudah sejak lama Tsamara kerap diundang berbicara dalam beragam acara bersama tokoh penting dan politikus senior.

Dukungan datang salah satunya dari musisi kawakan Addie MS. Ayah dari Kevin Aprilio ini menyanjung Tsamara sebagai anak muda yang tak hanya cerdas tapi juga kritis.

Sementara itu, Profesor Nadirsyah Hosen yang dikenal sebagai guru besar hukum pidana dari Universitas Monash (Australia) berkomentar Tsamara ialah sosok berbahaya. Menurut sang guru besar, Tsamara berbahaya lantaran dirinya fasih berargumen lewat tulisan layaknya ia lincah dalam berdebat secara lisan.

Di tengah maraknya perempuan muda Indonesia yang lebih memilih untuk menjadi selebgram, sosok Tsamara berani tampil beda dengan prestasinya di dunia politik. Tak hanya sanggup melontarkan kritik tajam dan nyata dengan nyali. Ia juga mengajak kaum muda, khususnya wanita untuk lebih aktif berpartisipasi di gelanggang politik.

Sosoknya yang inspiratif dapat menjadi teladan positif bagi perempuan untuk lebih berani dalam berkarya, berprestasi serta memberdayakan diri. Tentunya tak melulu hanya di kancah politik, tapi juga berbagai bidang lainnya yang tak kalah menarik. Sukses terus bagi Tsamara dan seluruh perempuan Indonesia. 

Baca Juga: Dari Jurnalistik Terjun ke Politik, Begini Kiprah Si Cantik Grace Natalie Ketua PSI