Berencana Terjun ke Dunia Saham? Kenali Dulu IPO Beserta Kaitannya dengan Investor

Dunia saham sudah lama menjadi salah satu wadah andalan bagi masyarakat umum untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan. Pasalnya, daripada mendiamkan dana pada tabungan, melalui investasi saham, nilai uang tersebut dapat bertambah secara signifikan di waktu yang akan datang. 

Hal ini tentu menjadi daya tarik utama bagi seseorang yang ingin menekuni dunia saham tersebut. Belum lagi adanya bonus dividen yang bisa dipergunakan untuk keperluan sehari-hari atau kesempatan untuk bersenang-senang. Tak ayal cukup banyak orang yang berusaha mengakrabkan diri dengan dunia investasi.

Belakangan ini, investasi saham juga menjadi lebih populer, khususnya di kalangan millennials, karena banyaknya fintech-fintech baru yang bermunculan. Ditambah dengan gencarnya edukasi tentang finansial di sosial media membuat keinginan untuk melek dalam dunia saham semakin menjadi. 

Akan tetapi, menekuni dunia saham tidak bisa dilakukan dengan ilmu yang didapatkan dalam waktu beberapa hari saja. Pasalnya, terdapat beragam istilah yang perlu dipahami betul maknanya oleh para pemain saham, sebagai contoh adalah IPO. Nah, bagi yang baru akan terjun atau masih pemula di dunia saham, pastikan sudah memahami tentang apa itu IPO dan kaitannya dengan para investor saham. 

Apa Itu IPO?

Bagi yang sudah sering melirik isi dari pasar saham tentu tidak asing dengan istilah IPO ini. IPO adalah singkatan dari istilah Bahasa Inggris, yaitu Initial Public Offering. Maksudnya, IPO merupakan kondisi yang mana perusahaan akan menjual sebagian sahamnya kepada publik atau masyarakat umum. 

Tujuan IPO adalah untuk mendapatkan dana tambahan guna melancarkan operasional perusahaan maupun untuk mempercepat kegiatan ekspansinya. Dalam Bahasa Indonesia, IPO sering disebut dengan Penawaran Saham Perdana. Dalam kata lain, IPO juga dapat didefinisikan sebagai nilai saham suatu perusahaan saat pertama kali dilepas di publik.

Melalui acuan IPO tersebut, masyarakat umum atau investor dapat menawar, membeli, ataupun menjual saham sebuah perusahaan. Jadi, dengan adanya IPO ini, saham perusahaan bukan lagi milik individu atau perorangan. Melainkan, sudah dapat dimiliki oleh publik atau dalam istilahnya sudah Go Public. 

Baca Juga: Mengenal Pasar Modal di Indonesia, Seperti Apa Sejarahnya?

Alasan Perusahaan Melepaskan Sahamnya secara Go Public

Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, perusahaan dengan status IPO sudah melepaskan sahamnya ke masyarakat umum atau Go Public. Saat sudah Go Public, siapa saja dapat melakukan transaksi jual beli atas saham suatu perusahaan yang diminati. Jadi, saham perusahaan sudah bukan lagi dimiliki oleh perseorangan.

Sebelum memutuskan untuk Go Public, tentu perusahaan memiliki beragam alasan dan pertimbangan yang matang. Pasalnya, melepas saham ke publik berarti bahwa sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut akan menjadi milik dari publik, dalam hal ini adalah para investor yang membeli saham perusahaan. Lantas, hal apa saja yang melatarbelakangi perusahaan untuk Go Public?

  1. Membutuhkan Tambahan Modal

    Yang pertama dan utama tentu perusahaan sedang membutuhkan tambahan dana atau modal untuk kepentingan operasionalnya, tanpa harus meminjam dari bank. Bisa jadi modal yang didapatkan dari penjualan saham tersebut dapat digunakan untuk menekan jumlah utang atau beban pinjaman yang dimiliki. 

    Tambahan modal juga dapat berarti bahwa suatu perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi sehingga dapat meningkatkan jangkauan konsumen maupun produksinya. Tidak hanya itu, dengan melepas saham di bursa efek, popularitas perusahaan tersebut juga akan turut meningkat di kalangan masyarakat, terutama para investor. Cara ini juga dapat meningkatkan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan.

  2. Meningkatkan Nilai yang Dimiliki Perusahaan 

    Alasan lainnya adalah agar nilai yang dimiliki oleh perusahaan dapat meningkat. Saat melakukan Go Public, nilai perusahaan akan lebih berpeluang untuk meroket di masa yang akan datang. Hal ini bisa terjadi jika perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal sehingga nilai saham yang dimiliki oleh para investornya juga akan ikut bertambah. 

  3. Potensi untuk Bertumbuh Lebih Pesat

    Yang terakhir, alasan perusahaan melepas sahamnya ke publik adalah agar bisa mendapatkan potensi untuk tumbuh dengan lebih pesat lagi. Sebenarnya, perusahaan mampu memanfaatkan dana internal guna melakukan ekspansi bisnis. Namun, biasanya, prosesnya akan memakan waktu yang lebih lama dan hasilnya juga amat terbatas.

    Nah, saat mendapatkan suntikan dana dari para investor, kegiatan ekspansi dapat segera dilakukan dan hasilnya pun akan menjadi lebih maksimal. Peluang perusahaan untuk bisa berkembang dengan lebih pesat juga akan semakin membesar. Jadi, nilai saham yang dimiliki investor turut meningkat juga dan semua pihak yang bersangkutan akan diuntungkan. 

Bagaimana Sih Mekanisme IPO Itu?

Melihat pengertian serta latar belakang sebuah perusahaan mengajukan IPO terkesan sederhana dan tidak rumit. Akan tetapi, pada praktiknya secara langsung di dunia saham, mekanisme atau proses pengajuan IPO tersebut memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui. Pastinya, sebelum bisa menjual sahamnya ke publik, perusahaan harus bisa melewati seluruh mekanisme pengajuan IPO. 

  1. Due Diligence Meeting

    Mekanisme pertama yang harus dilakukan adalah mengagendakan pertemuan bersama emiten atau pemilik perusahaan dan saham. Biasanya, pertemuan tentang pengajuan IPO ini disebut dengan Due Diligence Meeting. 

    Dalam rapat ini, pihak yang terkait dan harus menghadirinya meliputi pemilik saham atau emiten, underwriter atau perusahaan sekuritas, appraiser atau penilai aset perusahaan, konsultan hukum, serta auditor independen. Dengan begitu, keputusan akan disetujui atau tidaknya perusahaan melakukan Go Public bisa didapatkan berdasarkan hasil meeting tersebut.

  2. Public Expose dan Roadshow

    Mekanisme selanjutnya adalah perusahaan perlu memperkenalkan IPO saham melalui kegiatan Public Expose serta Roadshow. Dalam kegiatan tersebut, perusahaan dapat melakukan presentasi mengenai prediksi perkembangan serta pertumbuhan perusahaan di waktu yang akan datang kepada para calon investornya. Dengan begitu, investor akan menjadi lebih tertarik untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. 

  3. Book Building

    Mekanisme selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan agar proses pengajuan IPO berhasil adalah Book Building. Maksud dari mekanisme ini adalah, investor yang berminat memiliki sebagian saham perusahaan tersebut akan melakukan penawaran. Penawaran tentang saham tersebut bisa perihal harga maupun jumlah saham yang akan dibeli nantinya. 

    Pada tahap mekanisme ini, tidak jarang perusahaan akan mengalami oversubscribe atau jumlah saham yang dipesan oleh calon investor melebihi yang ditawarkan perusahaan. Hal ini secara langsung akan memengaruhi harga jual sahamnya untuk menjadi semakin mahal. 

    Sebaliknya, saat minat investor tidak sesuai target, perusahaan akan mengalami kondisi yang disebut undersubscribe. Jadi, mau tidak mau perusahaan harus menurunkan harga jual sahamnya agar lebih menarik minat beli dari para calon investornya. 

  4. Menentukan Harga Jual

    Mekanisme yang terakhir, setelah diketahui tentang minat investor untuk membeli sahamnya, perusahaan dapat menentukan harga jualnya. Pastinya, harga jual ini akan ditentukan berdasarkan jumlah saham tersedia dengan jumlah peminatnya. Dalam tahap ini, proses penentuan harga saham merupakan tanggung jawab dari perusahaan sekuritas yang nantinya harus disetujui oleh emiten perusahaan.  

Baca Juga: Faktor-Faktor Penyebab Naik Turunnya Harga Saham, Apa Saja?

Keunggulan Saham IPO

IPO saham menjadi salah satu pilihan investasi yang cukup digemari di masa modern ini. Pasalnya, ada beberapa keunggulan yang bisa didapatkan investor saat berinvestasi saham ketimbang investasi konvensional. 

  • Keuntungan yang Tinggi

    Keunggulan IPO yang pertama adalah potensi keuntungannya yang tinggi. Bahkan, sebagian investor menganggap bahwa berinvestasi di saham IPO ini memiliki kesempatan mendapat cuan yang tidak terbatas. Ditambah lagi, risiko kegagalan dalam investasi ini masih bisa diminimalisir. 

  • Modalnya yang Masih Terjangkau

    Selain itu, investasi IPO juga dapat dilakukan meski modal untuk membeli saham terbatas. Pasalnya, harga jual saham IPO biasanya masih terjangkau karena ada kemungkinan bahwa perusahaan berada pada kondisi bullish. Saat hal ini terjadi, tentu investor akan menjadi pihak yang paling diuntungkan karena potensi cuannya pun menjadi semakin tinggi. 

  • Mudah dan Fleksibel Dalam Melakukan Trading

    Keuntungan selanjutnya dari investasi jenis ini adalah, investor dapat dengan mudah dan fleksibel melakukan trading saham IPO karena banyaknya fasilitas trading berbasis online. Platform untuk melakukan transaksi saham IPO bisa melalui beragam aplikasi yang tentunya menawarkan beragam kemudahan, seperti proses trading yang simpel dan pemilihan waktunya yang lebih leluasa. 

Kekurangan Saham IPO

Meski memiliki beragam keuntungan, terdapat beberapa kekurangan pada investasi saham IPO yang harus diantisipasi oleh para pemain saham. Yang paling umum, saham IPO akan dibatasi jumlah yang bisa dibeli oleh para brokernya. 

Keputusan pembatasan pembelian ini biasanya didasari pada jumlah saham yang dijual dengan para peminatnya. Jadi, saham IPO sebuah perusahaan dapat lebih tersebar dan tidak dimiliki oleh satu atau segelintir investor saja.

Kekurangan yang kedua dari investasi ini adalah proses pembelian saham IPO tidak secepat pembelian di BEI atau Bursa Efek Indonesia. Penyebabnya, proses transaksinya yang membutuhkan waktu setidaknya satu minggu sebelum investor bisa melakukan withdrawal. Dalam kata lain, investor saham IPO harus menunggu hingga proses withdrawal tersebut selesai sebelum melakukan transaksi selanjutnya. 

Tips Membeli Saham IPO

1. Memiliki Prospek yang Jelas

Tips membeli saham IPO yang pertama adalah pastikan saham tersebut memiliki prospek yang jelas. Apakah saham tersebut digerakkan oleh sentimen sesaat atau memang karena investor tertarik untuk menjadikan saham tersebut sebagai investasi? Dikatakan demikian karena harga saham IPO berpotensi untuk menguat pada hari-hari pertama, kemudian menurun beberapa hari setelahnya, jadi jangan sampai salah pilih.

Tidak hanya saham saja, tapi kamu sendiri harus memiliki prospek investasi yang jelas. Apakah prospekmu untuk jangka pendek, menengah, atau panjang? Segera ketahui agar kamu dapat mengelola investasi dengan baik.

2. Menganalisis fundamental perusahaan

Selanjutnya adalah menganalisis fundamental perusahaan. Lihat apakah valuasi saham tersebut wajar atau tidak. Valuasi memiliki arti proses menilai harga saham untuk mengetahui kesesuaiannya dengan nilai intrinsiknya.

Jika valuasi saham tidak sesuai, kamu tidak perlu ikut meramaikan IPO karena hasil yang didapatkan pasti kurang maksimal. Andai kata harga saham tersebut naik, maka kenaikannya tidak akan bertahan lama. Mungkin harganya naik sewaktu pasar dibuka, tapi akan menurun secara perlahan atau kembali ke harga IPO-nya dalam beberapa jam kemudian.

3. Melihat Tujuan IPO dari Suatu Perusahaan

IPO adalah cara yang tepat bagi perusahaan yang ingin menghimpun dana dari masyarakat untuk keberlanjutan usahanya. Katakanlah melakukan ekspansi atau meluncurkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, tidak sedikit perusahaan melakukan IPO untuk membayar utang kepada bank atau pihak tertentu.

Sebaiknya pikir-pikir lagi sebelum membeli kalau benar tujuannya untuk bayar utang. Bukannya untung karena ikut IPO, tapi modalmu malah stagnan karena volume perdagangan kecil saat perusahaan diperdagangkan di pasar. Ada kemungkinan rugi juga apalagi kalau emiten tersebut dikelola oleh satu bandar karena naik turunnya tergantung dari aktivitas bandar.

4. Mencermati Prospektus

Dalam rangka ikut IPO, perusahaan harus menerbitkan sebuah prospektus yang mana berisi tentang informasi seputar penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Prospektus bertujuan untuk membantu masyarakat memutuskan apakah akan ikut berpartisipasi dalam IPO atau tidak. Jadi, niat untuk beli saham bukan sekedar ikut-ikutan trend, melainkan karena sudah mempertimbangkan beberapa hal dengan matang.

Jika dari prospektus yang disajikan kamu kurang yakin terhadap kinerja perusahaan, lebih baik tidak ikutan offering harga saham IPO. Toh, kamu juga bisa beli sahamnya sewaktu saham tersebut resmi diperjualbelikan di pasar. Terkadang cara ini jauh lebih aman daripada ikutan IPO, meskipun nanti harga sahamnya sudah naik.

5. Rutin Melihat Pergerakan Harga Saham

Rata-rata pergerakan harga saham yang baru IPO positif, artinya lebih tinggi daripada harga awal. Menguatnya harga bisa terjadi hampir seminggu yang membuatmu untung besar, tapi tidak sedikit saham yang hanya menguat pada jam-jam awal bursa dibuka. Maka penting untuk melihat pergerakan harga saham secara rutin, in case harga turun, maka kamu bisa segera jual untuk meminimalisir kerugian.

Tidak hanya saham IPO saja, karena saham lainnya pun perlu dipantau agar tidak merugi. Sekali harga sahamnya turun, apalagi drastis, maka sulit untuk kembali ke harga semula. Butuh waktu yang lumayan lama, jadi kamu harus ekstra sabar menunggu sambil melakukan averaging cost untuk mengecilkan harga beli rata-rata emiten saham secara menyeluruh.

6. Tentukan Batas Profit Taking dan Cut Loss

Dalam pembahasan tips membeli saham IPO ini, penting juga untuk menentukan batas profit taking atau keuntungan. Batasan ini bisa kamu tentukan di awal saat saham mulai diperjualbelikan ke publik. Ketika harganya sudah menyentuh batas keuntungan yang diinginkan, kamu bisa segera jual dan keuntungannya digunakan untuk diversifikasi ke saham lain.

Hal yang sama juga berlaku untuk cut loss atau kondisi di mana kamu membatasi persentase kerugian dalam bermain saham. Idealnya, batas maksimal untuk melakukan cut loss adalah 10% dari total modal dalam satu emiten. Jika sudah mencapai batas ini, sebaiknya jual saham tersebut agar akumulasi kerugiannya tidak terlalu besar.

7. Perhatikan saham yang lagi trend

Sebagai guidance saat membeli saham IPO, kamu bisa perhatikan saham apa saja yang lagi trend dalam beberapa minggu terakhir. Misalnya, jika saham mining atau tambang sedang diminati, maka saham IPO yang bergerak di bidang tambang akan memberi prospek yang menjanjikan. Entah itu dalam jangka pendek maupun panjang.

Jika tidak ada saham yang lagi trend, kamu bisa gunakan analisis sendiri untuk memilih saham mana yang kira-kira memberikan imbal hasil maksimal saat IPO. Intinya, jangan gegabah, jangan FOMO, dan jangan greedy. Tetaplah tenang selama trading agar kamu bisa mengambil keputusan investasi yang tepat.

Membeli Saham IPO Ibarat Menjadi Pemilik Perusahaan

Dengan memiliki sebagian saham IPO sebuah perusahaan, secara tidak langsung investor akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut. Pastinya, tujuan menjadi pemilik perusahaan tersebut adalah untuk mendapatkan untung dari dana yang diinvestasikan. Oleh sebab itu, agar risiko kerugian dapat diminimalisir, terus lakukan analisis pada saham IPO perusahaan yang diincar.  

Baca Juga: Jadi Investor Pemula, Ini Trik Jitu Pilih Broker Saham