Cara Membangun Portofolio Reksadana yang Sehat dan Cuan

Meski pandemi telah berjalan dua tahun di Indonesia, tapi tak menyurutkan semangat masyarkat khususnya kalangan anak mudah untuk berinvestasi. Justru, selama pandemi ini, jumlah investor di Indonesia semakin bertambah.

Hal ini terjadi karena banyak orang yang sudah sadar pentingnya melakukan investasi dalam finansialnya. Selain menambah aset, investasi bisa melindungi kondisi keuanganmu disaat situasi tidak stabil seperti pada masa pandemi seperti sekarang ini.

Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi incaran karena sangat mudah dijalankan, aman, dan modal investasi yang murah, sehingga cocok untuk investor pemula. Meski pandemi, investasi reksadana yang dijalankan bisa tetap aman. Asalkan kamu membangun portofolio reksadana yang tepat.

Lantas, apa itu portofolio reksadana dan bagaimana membangun portofolionya?

Simak ulasannya berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Portofolio Reksadana


Portofolio Reksadana

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27), Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Sementara portofolio adalah sekumpulan aset investasi. Jadi, portofolio reksadana adalah, sekumpulan aset reksadana mulai dari saham, pasar uang dan obligasi yang dimiliki investor. Sederhananya, dalam satu instrumen investasi kamu bisa bisa menyetorkan modal di beberapa produk instrumen tersebut.

Baca Juga: 6 Manajer Investasi Reksadana Terbaik Beserta Produknya

Tujuan Portofolio Reksadana

Hingga sekarang ini masih banyak investor pemula yang salah kaprah dengan investasi. Ketika memiliki modal yang lumayan banyak, langsung disetorkan ke satu instrumen investasi dengan harapan bisa mendulang untung yang banyak juga.

Nyatanya, investasi tak berpatokan dengan besaran modal karena bisa saja instrumen tersebut langsung anjlok sehingga kamu rugi besar. Untuk itu, strategi seperti membangun portofolio inilah menjadi solusi yang tepat karena bisa meminimalisir kerugian.

Misalnya saja, kamu investasi di reksadana dengan menyetorkan modal di pasar uang, pendapatan tetap, dan saham. Suatu hari, reksadana pendapatan tetap mengalami penurunan tapi ini tidak membuat kamu rugi, karena ada pasar uang dan saham yang sedang naik. Dengan begitu, investasi reksadanamu tetap untung.

Jenis Reksadana

Sebelum membangun portofolio reksadana, sebaiknya kamu perlu memahami berbagai jenis reksadana berikut ini:

Jenis Reksadana

Penjelasan

Tingkat Risiko

Pasar Uang

Investor menyetorkan modal investasinya sebanyak 100% pada instrument surat berharga yang memiliki jatuh tempo 1 tahun. Misalnya saja, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sukuk dan obligasi. Rata-rata returnnya 20% per tahun.

Rendah

Pendapatan Tetap

Investor menginvestasikan sekitar 80% dari aset yang dimiliki ke dalam bentuk surat utang atau obligasi. Sementara return per tahunnya sebesar 7-9%.

Rendah – Menengah

Reksadana Terproteksi

Investor akan diberikan proteksi 100% pokok pada investasimu saat jatuh tempo. Selain itu, jenis reksadana terproteksi ini juga memiliki pasa penawaran meski jangka waktu investasi telah ditentukan oleh manajer investasi.

Menengah – Tinggi

Saham

Modal investor akan dialokasikan minimum 80%. Dengan jangka wakti diatas 5 tahun, investor bisa mendapatkan keuntungan 15%-20% per tahun.

Tinggi

Reksadana Indeks (RDI)

Dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang serupa dengan suatu index seperti saham atau obligasi yang dijadikan acuan. Dana investasi yang dialokasikan minimum 80% dan dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu dalam setiap hari bursa.

Rendah – Menengah

Campuran

Menawarkan kombinasi investasi dari berbagai instrument mulai dari pasar uang, obligasi, dan saham. Investor hanya perlu mengalokasi dana investasi 79% dan tidak boleh lebih. Imbal hasl yang diberikan sampai 15% per tahun.

Menengah – Tinggi

Baca Juga: Reksadana: Pahami Pengertian, Keuntungan dan Cara Investasinya

Cara Membangun Portofolio Reksadana


Portofolio Reksadana

Dalam membangun portofolio agar investasi bisa berjalan sesuai harapan, tentunya kamu harus memperhatikan berbagai aspek dengan tepat. Berikut beberapa cara membangun portofolio reksadana, antara lain:

1. Menentukan Tujuan Investasi

Jika keluar rumah dengan kendaraanmu pastinya kamu sudah memiliki tujuan, entah itu ke kantor, kafe dan sebagainya. Sama halnya dengan investasi, kamu harus menentukan tujuan investasi untuk apa saja dan meraihnya berapa lama.

Dengan tujuan tersebut, strategi investasimu akan lebih terarah. Jika adanya kesalahan, kamu bisa segera mengatasi agar investasi berjalan di strategi yang telah ditentukan. Sementara, jangka waktu yang diberikan menjadi patokan kamu untuk tetap fokus agar investasi berjalan maksimal dan sesuai target.

Tujuan investasipun sangat beragam, misalnya saja untuk dana pensiun, DP rumah atau kendaraan, pendidikan anak dan sebagainya. Kamu cukup menentukan tujuan investasi reksadana ini sesuai dengan kebutuhan di beberata tahun mendatang.

2. Mengenali Profil Risiko

Selanjutnya, kamu kenali profil risikomu sendiri. Terdapat tiga tipe profil risiko, yaitu:

Tipe InvestorToleransi RisikoProfil InvestorRekomendasi Instrumen Investasi
Sangat Konservatif Sangat Rendah Tipe investor yang lebih mementingkan imbal hasil/keuntungan yang terukur dan mengutamakan keamanan dana pada portofolio investasi mereka.

Deposito

Tabungan Berjangka

Emas

Konservatif Rendah Tipe investor yang mengutamakan nilai portofolio yang stabil dan imbal hasil/keuntungan melebihi suku bunga deposito.

Reksadana Pasar Uang

Surat Berharga Negara (SUN)

Moderat Menengah Tipe investor moderat tergolong cukup berani mengambil risiko saat berinvestasi untuk mendapatkan imbal hasil/keuntungan yang lebih besar. Namun tetap masih berhati-hati terhadap perubahan nilai investasi pada portofolio mereka.

Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana Campuran

Obligasi

Agresif Tinggi Tipe investor yang tujuan investasinya mencari keuntungan/imbal hasil semaksimal mungkin. Biasanya cenderung tidak mudah panik apabila terjadi perubahan nilai investasi pada portofolio mereka dan berinvestasi pada instrumen yang berpotensi mengalami kerugian dalam jumlah besar.

Saham

Reksadana Saham

3. Sesuaikan Modal

Meski reksadana ini termasuk investasi yang rendah risiko, akan tetapi kamu tetap tidak boleh sembarangan dalam menyetorkan modal investasimu. Tetaplah sesuaikan modal investasi dengan kemampuan finansialmu. Dengan begitu, investasi dan kebutuhan bisa berjalan seimbang.

4. Diversifikasi Portofolio

Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan diversifikasi portofolio dengan memilih lebih dari satu jenis reksadana. Saat memilih produk reksadana, pastikan memilih produk yang sesuai dengan ilmu investasi, kemampuan risiko yang akan kamu hadapi dan juga modal yang disiapkan.

Jika ragu, tak ada salahnya lakukan diskusi dengan manajer investasi. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan pengarahan produk reksadana yang tepat, gambaran risiko dan juga keuntungan yang akan kamu dapatkan.

Cek Portofolio Reksadana Secara Berkala

Taka da investasi yang bisa memberikan keuntungan instan seperti, setor modal, tinggal, kemudian cair keuntungannya. Justru kamu perlu menyiapkan waktu untuk menyusun portofolio investasi reksadana. Setelah itu, cek portofoliomu secara berkala. Kamu berhak menanyakan hal ini kepada manajer investasimu yang mengelola reksadanamu. Dengan begitu, investasi bisa berjalan dan untuk maksimal sesuai target yang direncanakan.

Baca Juga: Mahar Pernikahan Pakai Reksadana? Ini Keuntungannya!