Menelusuri Rekam Jejak Pengusaha Eddy Sariaatmadja, Pemilik SCTV yang Hartanya Triliunan Rupiah

Pengusaha dan filantropi tersohor, Eddy Sariaatmadja, diketahui memegang saham dari sejumlah perusahaan rintisan (startup) seperti Dana dan Bukalapak. Tak hanya itu saja, Eddy Sariaatmadja juga merupakan Founder dan CEO dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek).

Emtek adalah perusahaan yang membawahi sejumlah saluran televisi terkemuka Indonesia, yakni SCTV, MOJI (dulu bernama O Channel), serta Mentari TV. Perusahaan ini juga ikut menaungi Vidio.com, NEX PARABOLA, dan KapanLagi Network. Selama beberapa waktu, Eddy pun sempat memiliki stasiun televisi Indosiar.

Tak hanya berbisnis di ranah media, telekomunikasi, dan properti, Emtek juga bergerak di sektor pelayanan kesehatan dan keuangan. Dengan pengaruhnya yang signifikan dalam ranah ekonomi, Eddy Sariaatmadja pernah didapuk menjadi anggota Komite Ekonomi Industri Nasional pada tahun 2016-2020.

Hingga kini, Eddy dan keluarganya makin berjaya sebagai salah satu taipan industri media yang jumlah kekayaannya paling tinggi. Di tahun 2023 ini, Eddy Sariaatmadja meraup total kekayaan yang diperkirakan sebesar 1 miliar Dollar AS-2,4 miliar Dollar AS (setara Rp15 triliun-Rp35,4 triliun). Eddy Sariaatmadja dan keluarganya menempati peringkat ke-19 orang terkaya Indonesia menurut Forbes.

Baca Juga: Mengintip Kesuksesan Masif Pebisnis Terkaya ke-6 RI, Chairul Tanjung

Lulusan Teknik Sipil yang Jago Berbisnis

Eddy Sariaatmadja (Sumber: finance.detik.com)

Eddy Kusnadi Sariaatmadja lahir di Jakarta, 23 Agustus 1953. Orang tuanya diketahui bernama Mohammad Soeboeb Sariaatmadja. Eddy mempunyai lima orang saudara kandung. Mereka adalah Lina Sariaatmadja, Fofo Sariaatmadja, Darwin Wahyu Sariaatmadja, Widya Sariaatmadja, dan Ida Sariaatmadja.

Pada tahun 1978, Eddy pernah menempuh pendidikan tinggi jurusan Civil Engineering (Teknik Sipil) di Universitas New South Wales hingga S2. Selain meraih Bachelor of Engineering, ia pun mengantongi Master of Science in Engineering pada tahun 1980 dari kampus tersebut. Kemudian pada tahun 2014, Eddy mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa.

Setelah lulus kuliah, ia pun mulai berbisnis di tahun 1983. Ketika itu dirinya masih berumur 20 tahun. Namun kepiawaiannya dalam dunia usaha terlihat semakin nyata. Terbukti, bisnis yang digarapnya kian moncer dan berkembang pesat dari waktu ke waktu. 

Eddy Sariaatmadja terus memajukan bisnisnya di berbagai sektor dan mewariskannya kepada keturunannya. Seperti diketahui, Eddy menikah dengan Sofi Wijaya. Dari pernikahan tersebut, keduanya mempunyai dua orang anak bernama Alvin Sariaatmadja dan Adi Sariaatmadja. 

Saat ini, tampuk kepemimpinan Emtek juga turut dipegang oleh Alvin Widarta Sariaatmadja sebagai presiden direkturnya. Adapun untuk mayoritas saham perusahaannya dimiliki oleh keluarga Eddy. 

Berawal dari Distribusi Eksklusif Compaq

Pada awal dibentuknya, Emtek menjadi distributor eksklusif untuk komputer Compaq di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, Emtek terus maju dan berkembang menjadi perusahaan besar yang menuai sukses masif. 

Memasuki tahun 1997, PT Elang Mahkota Teknologi Komputer mengubah nama menjadi PT Elang Mahkota Teknologi Indonesia (Emtek). Selain itu, guna memperluas bisnis digital mereka, Emtek pun menjalin kerja sama dan bermitra dengan banyak pihak. Termasuk Salim Group pada tahun 2021 lalu. 

Adapun Emtek Group diketahui berkantor pusat di SCTV Tower, lantai 18, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 Indonesia. Sementara itu, ruang lingkup usahanya mencakup bidang media digital sebagai lahan utama mereka. 

Kemudian Emtek juga merambah bisnis infrastruktur, jasa informasi dan komunikasi, perbankan, serta kesehatan. Dalam pembangunannya, Emtek bertujuan untuk menyediakan jalan keluar berkelanjutan bagi seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia. 

Sukses Meraup Cuan hingga Triliunan Rupiah

Dalam perkembangannya, perusahaan yang dirintis Eddy telah sukses mengantongi keuntungan dalam jumlah yang luar biasa besar. Sebagai informasi, dalam sembilan bulan pada tahun 2022, Emtek sukses mendapatkan Rp11,04 triliun. Angka ini meningkat 15,01% dari Rp9,59 triliun (income sebelumnya), melansir Bisnis Indonesia.

Pendapatan terbesar perusahaan ini berasal dari penjualan barang Rp4,45 triliun. Selanjutnya ada kontribusi iklan Rp4,11 triliun dan jasa kesehatan serta rumah sakit Rp1,38 triliun.

Seperti diketahui, Emtek pun mengoperasikan setidaknya delapan rumah sakit. Kedelapan rumah sakit itu terdiri dari tujuh fasilitas PT Elang Medika Corpora (EMC Healthcare) milik sendiri dan satu di bawah rantai Omni Hospital yang diakuisisi dari Sarana Meditama di tahun 2020.

Kemudian Eddy, melalui PT Kreatif Media Karya (KMK Online), juga menaungi sejumlah portal daring kenamaan Tanah Air. Seperti Liputan6.com, Bintang.com, dan Vidio.com.

Di tahun 2017 lalu, perusahaan media Emtek menjadi tuan rumah acara Jaringan Diaspora Indonesia Global. Acara ini menampilkan mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sebagai pembicara.

Memasuki tahun 2018, ia mengakuisisi 50% saham KapanLagi Network (KLN). Dan seperti diketahui, KLN ini membawahi sejumlah platform online yang sudah tak asing lagi di mata masyarakat. Di antaranya ialah Famous, KapanLagi, Dream, Bola, Brilio, Merdeka, Fimela, serta Otosia.

Baca Juga: Menapaki Suksesnya Kiprah Budiono Darsono, Pendiri Portal Berita Kenamaan Detik.com

Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Harta kekayaan Eddy Sariaatmadja terus menunjukkan grafik naik turun, namun namanya selalu masuk 20 besar orang terkaya Indonesia. Di tahun 2015, Forbes menobatkan Eddy sebagai salah satu taipan Tanah Air dengan kekayaan mencapai 1,58 miliar Dollar AS.

Pada tahun 2020 lalu, nama Eddy menduduki peringkat 1.008 orang paling tajir sedunia menurut Forbes. Saat itu, total kekayaannya mencapai 1,4 miliar Dollar AS, atau sekitar Rp20,26 triliun (asumsi kurs Rp14.526 per Dollar AS). 

Beralih ke tahun 2021, Forbes kembali memasukkan nama Eddy di posisi ke-7 orang terkaya Indonesia, dengan jumlah kekayaan mencapai 3,6 miliar Dollar AS. Memasuki tahun 2022, total kekayaannya mencapai 2,4 miliar Dollar AS. Jumlah itu setara dengan Rp37,5 triliun. Harta kekayaan yang berlimpah ruah tersebut membuat nama Eddy masuk dalam list 50 orang paling tajir di Indonesia versi Forbes. 

Di tahun 2023, Eddy menduduki peringkat ke-20 dengan kekayaan bersih real time di angka 1,3 miliar Dollar AS. Angka ini setara dengan Rp20,3 triliun.

Konglomerat Media Paling Tajir Setanah Air

Eddy Sariaatmadja adalah paman dari Jonathan Natakusuma Sariaatmadja, pendiri Tiket.com. Jonathan adalah suami dari Jessica Herliani Tanoesoedibjo. Dengan demikian, pernikahan tersebut menjadikan keponakan Eddy sebagai menantu dari Hary Tanoe—yang juga dikenal sebagai konglomerat media di Indonesia.

Mengutip IDNFinancials, Eddy Sariaatmadja menguasai posisi tertinggi dalam daftar taipan media terkaya Indonesia. Posisi kedua diduduki oleh Hary Tanoesoedibjo dengan total asetnya sekitar 1,09 miliar Dollar AS. Sedangkan di peringkat ketiga, ada Manoj Punjabi dengan total aset 1,05 miliar Dollar AS. 

Berjiwa Sosial Tinggi dan Paling Dermawan di Benua Asia

Pada tahun 2018, Forbes menyebutkan Eddy Sariaatmadja sebagai salah satu dari 40 orang terkaya yang dermawan di seluruh Benua Asia. Ia menjadi satu-satunya pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut.

Hal ini dikarenakan pada tahun 2017, Eddy Sariaatmadja pernah memberikan sumbangan besar ke Royal Perth Hospital (RPH) di Australia. Alat pemindai medis yang bernama O-Arm Scanner yang disumbangkan oleh Eddy itu dibanderol sekitar 820 ribu Dollar AS. Saat ini, jumlah tersebut setara dengan Rp12,1 triliun.

Di ranah lokal, Sariaatmadja secara sukarela mewakafkan atau menghibahkan tanah yang cukup luas ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Kirana, departemen medik mata. Tanah itu juga dibangun dengan dana sumbangan dari Indosiar dan SCTV, yang mencakup pembangunan beberapa kamar operasi, alat diagnostik OCT, mikroskop, pengadaan air bersih, dll.

Rupanya, kepedulian Eddy yang tinggi terhadap dunia medis didasari oleh cita-citanya yang dulu sempat ingin menjadi dokter. 

Mendukung Kemaslahatan Khalayak dan Pemberdayaan Perempuan

Selain itu, Eddy diketahui giat mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan melalui Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Yayasan ini memfokuskan bantuannya ke empat bidang yaitu komunitas/lingkungan, kemanusiaan, pendidikan, dan sosial, serta beroperasi di bawah naungan Indosiar dan SCTV. 

Selanjutnya pada tahun 2008, Eddy juga telah mengambil alih Yayasan Puteri Indonesia yang menaungi kontes kecantikan populer Nusantara. Adapun yayasan ini khusus berfokus pada peningkatan potensi dan peran perempuan di berbagai bidang.

Selain kontestannya diasah, diasih, dan diasuh agar menjadi teladan dan panutan bagi sesama wanita lainnya, yayasan ini juga berfungsi sebagai duta Indonesia saat mengikuti ajang atau kontes kecantikan skala internasional.

Jadi Panutan Kesuksesan dalam Bisnis Media

Sri Mulyani dan Eddy Sariaatmadja (Sumber: www.liputan6.com)

Terobosan dan ide inovatif Eddy Sariaatmadja dalam dunia bisnis pertelevisian dinilai sangat signifikan. Ia piawai dalam mencermati perusahaan pasar yang cepat dan dinamis. 

Ia juga dapat memenuhi kebutuhan pasar yang beragam dengan gagasan yang bervariasi, sesuai empat fungsi pers. Keempat fungsi pers tersebut yaitu menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan memengaruhi (sebagai kontrol sosial).

Dengan menggabungkan bakat bisnisnya serta bekal pendidikan teknologinya, Eddy Kusnadi Sariaatmadja pun sukses menjadi pengusaha yang cerdas melihat peluang. Tak hanya pandai melihat peluang, ia dengan cerkas dapat melakukan eksekusi berdasarkan langkah yang jitu dan tepat sasaran.

Menurut jurnalis senior dan Pemred MetroTV, Don Bosco Selamun dalam wawancara dengan Majalah Swa, Eddy Sariaatmadja ialah sosok low profile yang humble, sabar, lembut, namun berpikir jernih dalam menyikapi bisnis. 

Sebelumnya, Don Bosco sempat bekerja di SCTV pada tahun 1996-2004. Dan menurutnya, Eddy Sariaatmadja ialah sosok panutan yang sering memberikan saran dan bimbingan rohani layaknya seorang kakak.

Baca Juga: Begini Cerita Sukses Bos Tajir MNC Group, Hary Tanoesoedibjo