Mengenal Flu Unta, Penyakit dari Negara Timur Tengah yang Berbahaya

Sumber penyakit bisa datang dari mana saja. Misalnya, dari udara, pencemaran air, tertular dari orang yang telah terinfeksi. Selain itu, penyebaran penyakit juga bisa disebabkan penularan dari hewan ke manusia.

Beberapa penyakit yang bisa menyebar dari hewan ke manusia di antaranya adalah rabies, antraks, gumboro, flu burung, dan pes. Selain itu, ada juga penyakit yang tengah meningkat lagi penyebarannya adalah flu unta.

Flu unta atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus. Sesuai namanya, flu unta banyak ditemukan di negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Terlebih saat ini sedang berlangsung ibadah Haji di Mekkah dan Madinah.

Penyebaran kasus ini patut diwaspadai. Sebab, risiko terinfeksi semakin besar di daerah asalnya.

Apa Itu Flu Unta?

Secara umum, flu unta merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan virus flu burung atau avian influenza. Virus ini tidak hanya menyerang unta tetapi juga burung dan jenis hewan lainnya.

Virus ini pertama kali terdeteksi di Arab Saudi pada 2012. Setelahnya, negara-negara tetangga pun mulai melaporkan kasus flu unta. Infeksi yang disebabkan oleh flu unta biasanya terjadi dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi. Penyakit ini sangat jarang terjadi pada manusia dan risiko penularan antara manusia ke manusia sangat kecil.

Penularan flu unta bisa terjadi jika seseorang habis bepergian ke negara Timur Tengah, melakukan kontak erat dengan terinfeksi, mengonsumsi daging dan susu yang tidak dimasak dengan baik, dan sempat berdekatan dengan hewan yang sakit.

Gejala Flu Unta

Gejala orang yang terinfeksi flu unta hampir sama dengan flu burung dan penyakit gangguan pernapasan lainnya. Biasanya, gejala baru akan muncul antara 5 hingga 6 hari setelah terpapar virus.

Adapun beberapa gejala flu burung yang umum muncul sebagai berikut:

1. Demam

Demam merupakan gejala paling awal dari flu unta. Rentang waktu demam terjadi selama 2 hingga 14 hari setelah terinfeksi. Demam merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus.

2. Batuk

Selain demam, mayoritas pasien flu unta akan mengalami batuk. Hal ini disebabkan karena virus telah menginfeksi sel-sel di sekitar saluran pernapasan. Perlu diketahui, flu unta memang dapat ditularkan melalui cairan batuk yang terkena hidung, mulut, atau mata.

Sakit tenggorokan juga bisa muncul ketika pasien mengalami batuk kering dan rasa seperti radang tenggorokan. 

3. Sesak napas

Gejala ini yang paling khas dari pasien yang terkena flu unta. Sebagian penyakit yang disebabkan oleh virus MERS pasti menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas. 

Hal ini karena adanya kerusakan jaringan dan pembengkakan paru. Akibatnya, pasien akan kesulitan dalam memasok oksigen dan membuang karbondioksida.

4. Diare

Salah satu gejala yang juga muncul adalah diare. Masalah pencernaan ini bisa dialami pasien karena tubuh mengeluarkan virus. Diare juga muncul berbarengan dengan mual dan muntah. Gejala ini muncul sebagai efek infeksi yang telah menyebar ke saluran cerna.

5. Pneumonia

Pneumonia bisa muncul akibat gejala lanjutan dari batuk dan sakit tenggorokan pada pasien flu burung. Kondisi ini disebabkan adanya pembengkakan jaringan paru dan kadar oksigen dalam darah yang rendah.

Pneumonia akan menyebabkan munculnya cairan, nanah, dan sel mati yang mengisi paru. Jika sudah terjadi, paru akan mengalami peradangan. Pada kondisi ini, pasien memerlukan bantuan pernapasan seperti ventilator.

Baca Juga:  Daftar Harga Vaksin Influenza Anak dan Dewasa

Langkah Diagnosa Flu Unta

Setelah melaporkan gejala di atas, pasien akan disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis paru. Dalam tahap ini, dokter akan melakukan wawancara medis. Saat wawancara medis, dokter akan menanyakan riwayat bepergian pasien. Dokter juga akan menanyakan kemungkinan pasien melakukan kontak dengan orang atau orang yang terinfeksi flu unta.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat gejala yang muncul. Pasien juga akan diperiksa apakah terdapat lendir di hidung (rhinorrhea), irama detak jantung, dan tekanan darah.

Pemeriksaan lanjutan juga akan dilakukan pasien memiliki gangguan pernapasan, seperti suara napas tambahan bernada rendah (ronkhi) atau suara klik kecil di paru (rales). Namun, bisa juga pasien tidak merasakan gangguan pernapasan seperti keduanya.

Selain pemeriksaan paru, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya, antara lain:

  • PCR
  • Serologi
  • Pemeriksaan darah
  • Radiologi dan ronsen dada

Jadi, jika kamu atau anggota keluarga merasa memiliki faktor risiko dan gejala di atas, sebaiknya segera periksaan ke dokter. Penanganan yang tepat akan menghentikan penyebaran virus dan risiko kesembuhan akan semakin besar.

Pengobatan Flu Unta

Sejauh ini, pengobatan yang diberikan oleh dokter hanya untuk meringankan gejalanya saja. Sebab, hingga sekarang belum ditemukan obat flu unta yang spesifik sebagai langkah penyembuhan.

Namun, dokter tetap akan memberikan obat sesuai dengan gejala pasien. Pada pasien bergejala ringan, dokter menyarankan untuk melakukan perawatan di rumah. Meski begitu, pasien harus tetap melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terlebih dulu.

Jika pasien mengalami gejala sesak napas, dokter akan menyarankan pemberian bantuan oksigen. Pada gejala berat, sesak napas akan membuat pasien kesulitan bernapas sehingga membutuhkan ventilator.

Pada beberapa kasus, pasien flu unta juga akan diberikan vasopresor untuk meningkatkan tekanan darah jika dibutuhkan. Dokter juga akan memberikan antibiotik jika pasien terindikasi mengalami infeksi bakteri sekunder.

Baca Juga: Lupus, Penyakit Autoimun yang Sulit Disembuhkan

Flu Unta Bisa Menular, Bagaimana Pencegahannya?

Sampai saat ini, belum ada virus sebagai cara pencegahan flu unta. Oleh sebab itu, kamu harus melakukan langkah pencegahan untuk memutus rantai penyebaran ke orang lain.

Cara yang paling penting dalam mencegah tertular dan menularkan flu unta adalah dengan sering mencuci tangan. Gunakan air mengalir dan bersihkan tangan dengan sabun atau alkohol. Lalu, jangan lupakan etika ketika batuk dan bersin yang benar. Selalu tutup area hidung dan mulut ketika batuk dan bersih dengan tisu atau sapu tangan. Jangan lupa untuk membuat tisu yang sudah kotor ke tempat sampah.

Sering dilupakan, tapi cobalah untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut ketika berada di luar ruangan. Virus akan dengan mudah masuk ke tubuh melalui anggota tubuh ini.

Untuk perlindungan ekstra, terutama jika kamu harus bepergian ke negara Timur Tengah, gunakan masker dan hindari kontak dengan hewan yang mungkin terinfeksi, seperti unta dan burung. Usahakan untuk tidak mengonsumsi daging yang tidak matang dan susu yang tidak terpasteurisasi.

Komplikasi dan Tingkat Bahaya Flu Unta

Meski risiko penularan flu unta dari manusia ke manusia sangat kecil, flu unta masih tergolong sebagai salah satu penyakit yang mematikan. Pasalnya, 3 hingga 4 dari 10 kasus flu unta meninggal dunia.

Salah satu penyebabnya adalah komplikasi yang membuat daya tahan tubuh semakin menurun atau sudah memiliki penyakit tertentu. Gejala flu unta akan lebih parah ketika pasien memiliki penyakit lain, seperti diabetes, kanker, penyakit paru, jantung, gagal ginjal.

Secara umum, flu unta memiliki potensi untuk berubah menjadi bentuk yang sangat patogenik. Dalam sejumlah kasus dilaporkan bahwa flu unta telah menimbulkan wabah dengan tingkat kematian yang bervariasi. Selain itu, flu unta juga dapat berubah secara genetik dengan cepat. Hal ini karena flu unta berasal dari virus influenza tipe A ini memiliki kemampuan untuk bermutasi dan perubahan genetik yang dapat mengubah karakteristik dan sifatnya.

Artinya, flu unta masih mungkin melahirkan varian baru yang lebih mudah menular antara manusia dengan manusia. Di sisi lain, sistem kekebalan tubuh manusia tidak secepat itu beradaptasi dari mutas flu unta. Selain itu, hingga saat ini belum ada antivirus maupun obat yang dianggap ampuh menangkal serta menyembuhkan flu unta. Kondisi akan menyebabkan pengendalian dan penanggulangan yang lebih sulit.

Untuk itu, selalu jaga kesehatan dimanapun kamu berada, terutama jika berada di negara Timur Tengah. Ikuti peraturan pemerintah yang berlaku terkait pencegahan dan penanggulangan flu unta.

Baca Juga: Perbedaan Asuransi Kesehatan dengan Asuransi Penyakit Kritis