Kenali Modus Penipuan Mengatasnamakan Bank Digital dan Cara Menghindarinya

Modus penipuan berkedok bank digital kembali memakan korban. Kali ini bank digital populer Jenius milik BTPN adalah bank digital yang digunakan sebagai modus penipuan ini. Tidak tanggung-tanggung korban dari penipuan ini harus kehilangan uangnya dengan nilai sampai ratusan juta rupiah.

Korban bernama Theresia atau akrab dipanggil Riri yang baru saja kehilangan uangnya dengan total Rp 110 juta ini menjelaskan bahwa kejadian kehilangan uang tersebut terjadi pada hari Rabu, 14 Juli 2021. Semua berawal dari dia mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai Customer Service Jenius BTPN.

Penipu yang mengaku sebagai Customer Service tersebut menginfokan bahwa Riri harus mengganti kartu debit lantaran kebijakan perusahaan mengharuskan penggantian kartu nasabah secara bertahap. Saat itu, Riri kemudian diminta mengisi data link yang diberikan agar mereka bisa menaikkan limit tarik tunai tabungannya.


Tampilan isi link yang dikirim pelaku

Namun, kecurigaan dimulai saat pelaku mulai menanyakan apakah dia memiliki rekening bank lain di luar Jenius. Menyadari ada sesuatu yang tak beres, Riri kemudian langsung mengecek aplikasi banking Jenius miliknya dan ternyata sudah dalam posisi log-out. Dari sini lah kasus Riri dimulai hingga saldonya hilang.

Riri pun akhirnya menjadi nasabah bernasib malang yang kehilangan uang tabungannya lebih Rp 110 juta karena menjadi korban penipuan berkedok Customer Service dari bank digital Jenius Connect.

Kasus Pembobolan Rekening Lain dengan Modus yang Sama

Tidak hanya Riri, sebelumnya juga ada kasus pembobolan rekening dengan modus yang sama pun pernah terjadi ke beberapa nasabah di beberapa bank termasuk Jenius juga. Ini dia beberapa kronologi penipuan mengatasnamakan bank digital dengan modus permintaan data pribadi:

1. Jenius BTPN

Rugi sampai puluhan juta rupiah, seorang nasabah Jenius bernama Anggita Wahyuningtyas Tungka menjadi korban pembobolan dana yang mengakibatkan saldo rekeningnya hilang hingga lebih dari Rp54,90 juta.

Sama seperti Riri, Anggita juga menceritakan kejadian tersebut melalui akun twitter milik sahabatnya yaitu @adihanif92. Cerita tersebut terjadi pada 7 September 2020.

Kronologinya berawal dari teman dekat korban menerima panggilan dari kontak yang mengatasnamakan Call Jenius. Dengan dalih ada pembaruan sistem dan penggantian kartu ATM, pelaku yang mengaku sebagai pihak Jenius itu meminta data diri.

Singkat cerita, pelaku berhasil mengakses aplikasi Jenius milik Anggita dari perangkat yang berbeda dan langsung menarik dana sebesar Rp54.909.081 dari rekening nasabah ke rekening lainnya atas nama Luthfi Putri Mardiana.

2. Maybank

Korban penipuan lain yang harus kehilangan uang tabungannya dengan nilai puluhan juta adalah nasabah bank Maybank asal Surabaya bernama Marselino. Kronologinya pun sama dimana dia mendapatkan panggilan telepon dari oknum yang mengaku pihak Maybank pada 4 November 2019.

Dia pun tanpa sadar memberikan nomor TAC yang dikirim pelaku untuk kemudian dia konfirmasi di akun MaybankKu SMS miliknya. Setelahnya, ia menerima notifikasi bahwa rekeningnya terdebit sebanyak dua kali, dengan masing-masing sebesar Rp23.456.789 sehingga totalnya menjadi Rp46.913.578.

Kasus ini pun diceritakan oleh Marselino melalui laman resmi mediakonsumen.com dimana Marselino juga telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

3. Bank Commonwealth Australia

Serupa tapi tak sama, nasabah asal Indonesia yang memiliki tabungan di Bank Commonwealth Australia pun harus menanggung kerugian hingga Rp250 juta karena kasus pencurian data pribadi yang disebabkan oleh kelalaian perusahaan provider dan bank-nya sendiri.

Nasabah tersebut adalah wartawan senior Ilham Bintang. Kejadian yang sempat menggegerkan publik ini berawal dari pengambilalihan kartu SIM Indosat milik Ilham saat ia tengah di Melbourne. Terdapat 8 tersangka yang terlibat dalam kasus pembobolan rekening ini.

Dilansir dari wartaekonomi.co.id, rupanya tersangka yang berjumlah delapan orang awalnya mencari data korban dengan cara membeli melalui media sosial Facebook. Mereka kemudian mencari data nasabah dengan kartu kredit aktif melalui Sistem Laporan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.

Selanjutnya, salah satu tersangka beraksi dengan berpura-pura sebagai Ilham Bintang mendatangi gerai Indosat untuk melakukan pergantian SIM.

Setelah mendapat akses nomor ponsel Ilham, tersangka mengakses berbagai rekening bank milik Ilham dan menguras saldo di dalamnya. Alhasil, uang senilai 25.000 dolar Australia atau setara Rp250 juta raib dari rekening Bank Commonwealth milik Ilham. Di rekening lainnya di bank yang sama, uang sebesar Rp16 juta juga digondol.

Baca Juga: Data Bank Anda Tidak Ingin Dicuri? Lakukan Cara Ini

Tips Menghindari Pembobolan Rekening dengan Modus Penipuan Permintaan Data Pribadi

Satu hal yang bisa disimpulkan dari kasus-kasus di atas bahwa kebocoran data pribadi bisa sangat merugikan. Dan kerugian yang harus ditanggung pun tidak main-main, bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Untuk menghindari kejadian tersebut menimpa mu di kemudian hari. Berikut beberapa tips menghindari penipuan digital pembobolan rekening dengan meminta data pribadi:

1. Tidak Mengangkat Nomor Panggilan yang Mencurigakan

Jika kamu mendapatkan panggilan dari nomor yang tidak dikenal maka lebih baik tidak mengangkatnya dan langsung memblokirnya. Pihak bank yang menelpon langsung nasabah biasanya hanya untuk menawarkan produk bank seperti kartu kredit dan Asuransi dimana yang lebih aman dilakukan dengan langsung datang kekantor bank daripada melakukannya melalui telepon.

2. Tidak Menuliskan Terkait Data Pribadi di Akun Media Sosial

Data pribadi yang dimaksud adalah nomor handphone, nama panjang dan tanggal lahir. Karena pelaku-pelaku penipuan bisa memanfaatkan data pribadi sedikit apapun itu untuk mengakses aplikasi perbankan kamu.

Jika harus mencantumkan nomor handphone karena terkait kepentingan transaksi bisnis, cobalah untuk menaruh nomor telepon yang tidak didaftarkan ke bank. Tapi memang khusus nomor kepentingan bisnis saja. Kalau bisa gunakan 2 handphone berbeda untuk penggunaan pribadi dan bisnis.

3. Tidak Memberikan Informasi Pribadi Terkait Perbankan ke Siapapun

Siapapun bisa jadi pelaku penipuan bahkan orang terdekat. Karena nyatanya banyak kasus pembobolan rekening juga bisa dilakukan oleh orang terdekat seperti teman bahkan keluarga. Jadi, jika ada teman yang meminta foto KTP, nomor KTP, nomor CVV pada kartu debit dan kredit dan nama Ibu kandung jangan diberikan.

4. Tidak Membuka SMS dan Email Mencurigakan

Jika kamu mendapatkan SMS dari nomor mencurigakan seperti nomor handphone dan email dengan alamat email yang menggunakan domain blogspot/wordpress juga terdapat angka dan huruf besar-kecil pada alamat email. Maka segera hapus dan blokir.

Biasanya sms dan email yang mencurigakan atau penipuan berisi link yang jika kamu klik akan mengambil data pribadi kamu secara otomatis seperti virus. Jadi hindari risiko itu dengan tidak membukanya dan langsung hapus saja atau pada email bisa laporkan sebagai spam.

5. Tidak Membuka Link Apapun

Banyak korba yang mengalami pembobolan karena bersedia mengisi link yang dikirim oleh penipu dengan modus untuk misalnya mengisi survei kualitas pelayanan bank, update data bank digital, menaikkan limit kartu kredit, perubahan pada data untuk kepentingan kartu debit atau transaksi apapun. Karena link tersebut berpotensi sebagai phising, yang bisa membuat pelaku bisa mengakses data pribadi dan aplikasi perbankan kamu.

5. Segera Blokir Kartu Kredit dan Debit jika Sudah Terlanjur

Penipuan seperti ini memang bisa sangat meyakinkan sehingga bisa saja kamu tanpa sadar memberikan data yang mereka minta. Jika kamu tiba-tiba sadar langsung matikan telepon dan langsung menelpon pihak bank untuk segera melakukan pemblokiran kartu sebelum terjadi pembobolan. Jangan lupa untuk segera memblokir nomor tersebut.

7. Secepat Mungkin Langsung Lakukan Pembaruan Data ke Pihak Bank

Langsung hubungi pihak bank untuk pembaruan data seperti nomor telepon baru dan alamat email setelah ditelpon atau di sms oleh nomor mencurigakan. Bisa juga langsung menelpon ke call center bank Anda untuk memblokir kartu debit atau kredit untuk berjaga-jaga Anda secara tidak sadar menyebutkan nomor rekening atau data diri lainnya ketika ditelepon oleh pelaku.

8. Jangan Menyimpan Informasi Pribadi di Handphone atau PC

Karena pembobolan rekening yang semakin kesini semakin canggih, ada baiknya menghindari penyimpanan data pribadi secara digital. Seperti memiliki catatan digital yang berisi password rekening dan mobile banking, nomor KTP, dan password email pribadi yang terdaftar di bank di handphone atau computer kamu.

Lebih baik tulis secara manual informasi tersebut di buku catatan yang bisa kamu simpan secara baik dan aman dirumah demi menghindari kebocoran data pribadi karena handphone di hack oleh pihak tidak bertanggung jawab.

9. Menggunakan Fitur Keamanan di Handphone

Jika kamu terbiasa menggunakan smartphone untuk setiap kegiatan termasuk transaksi perbankan, lebih baik menggunakan fitur keamanan lebih atau aplikasi/perangkat keamanan tambahan yang bisa didownload dari PlayStore/AppStore yang ada pada smartphone kamu untuk mengurangi risiko kebocoran /kehilangan data.

Cek lagi apakah ada perangkat lain yang terkoneksi ke aplikasi perbankan kita seperti laptop, computer atau tablet. Jika ada jangan lupa untuk mendownload atau menambahkan fitur keamanan tambahan juga di perangkat-perangkat tersebut. 

10. Mengaktifkan Fitur Keamanan Two Factor Authentication

Two-Factor Authentication (2FA) adalah otentikasi dua faktor. Sederhananya verifikasi dua langkah. Fitur keamanan ganda yang dapat melindungi akun online kamu dari aneka peretasan digital, selain kata sandi atau password.

Alat keamanan ini dimiliki setiap platform, seperti email, aplikasi pesan, media sosial, situs belanja online, layanan digital perbankan, aplikasi dompet digital, dan sebagainya.

Saat mengaktifkan fitur 2FA, kamu akan diminta memasukkan kode login khusus, misalnya kode OTP (one time password) setiap kali kamu masuk ke akun, selain password.

Baca Juga: Inilah Caranya Deteksi Modus Penipuan dengan Cek Nomor Rekening

Jeli Kenali Modus Penipuan dan Jaga Data Pribadi dengan Baik

Faktor utama yang bisa membuat kesempatan pembobolan rekening semakin sukses adalah semakin banyaknya data pribadi yang bisa didapatkan oleh pelaku. Mulai dari tanggal lahir, nomor KTP, nama ibu kandung, nomor rekening, email dan nomor telepon pribadi.

Jagalah sebaik mungkin data pribadi. Jika harus memberikan data pribadi untuk mengajukan pinjaman, pembayaran atau transaksi lainnya pastikan untuk langsung dilakukan di aplikasi resminya atau menghubungi nomor resmi perusahaan tersebut.

Tapi jangan lupa juga untuk memastikan kredibilitas perusahaan tersebut sebelum memberikan data pribadi, bisa langsung cek website resminya jika ada atau ke situs OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Baca Juga: Hati-Hati! Ini 6 Cara Hindari Modus Penipuan Lelang Online di Media Sosial