Money Management dalam Investasi Reksa Dana

Halo Sobat Cermat, sepertinya sebagian besar dari kita setuju nih kalau menyiapkan dana investasi untuk kebutuhan masa depan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan sedini mungkin. Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis dan bisa berubah kapan saja, memiliki pegangan instrumen investasi yang tepat menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kekayaan di masa depan dan mengalahkan tingkat inflasi.

Di era teknologi seperti sekarang, kita semakin dipermudah dengan ketersediaan akses ke berbagai instrumen investasi yang semakin mudah dijangkau. Tentu saja ini tidak lepas dari peran berbagai platform atau aplikasi pada smartphone kita masing-masing. Pembelian instrumen investasi seperti reksa dana bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan mudah.

Bicara soal reksa dana, instrumen investasi ini sering kali dijadikan pilihan banyak orang karena memiliki risiko relatif rendah, aman, dan juga bisa dimulai dengan modal kecil. Akan tetapi, apapun jenis investasi yang kamu pilih tentu saja tidak lepas dari strategi pengaturan keuangan (Money Management) yang tepat sasaran. Tujuannya? tentu saja supaya kamu bisa konsisten berinvestasi, meminimalisir risiko kerugian, dan jangan lupa, mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.

Supaya kamu lebih paham, di artikel kali ini Cermati.com akan membahas lebih jauh tentang bagaimana strategi Money Management yang tepat dalam berinvestasi reksa dana.

Mengenal Money Management sebagai Strategi Investasi Reksa Dana

Money Management adalah strategi mengatur modal atau tata kelola uang. Strategi Money Management ini sering digunakan oleh para fund manager atau investor sekalipun. Biasanya, Money Management digunakan untuk menentukan anggaran atau mengatur modal (dana) untuk suatu investasi. Misalnya untuk menabung di bank, membeli saham, trading forex, dan sebagainya.

Dalam beberapa artikel Cermati sebelumnya, kita sudah pernah membahas sedikit tentang penerapan strategi Money Management ini dalam menabung atau berinvestasi. Misalnya Money Management melalui strategi investasi Dollar Cost Averaging atau melakukan diversifikasi investasi. Tentunya, hal ini juga bisa diaplikasikan dalam investasi reksa dana juga.

Konsep Money Management

Money Management

Konsep Money Management dalam berinvestasi berfungsi untuk memaksimalkan profit dan meminimalisir risiko kerugian. Beberapa strategi yang cukup umum digunakan dan diterapkan misalnya:

  • Melakukan diversifikasi portofolio investasi.
  • Mengatur jumlah dana yang akan diinvestasikan.
  • Memilih kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual (take profit).
  • dsb.

Di dalam penerapan Money Management, kamu sebagai investor juga tidak perlu takut untuk melakukan cut loss supaya bisa menghentikan potensi kerugian yang lebih besar jika diperlukan. Kamu harus tetap jeli mencari momentum yang tepat untuk berhenti jika sebuah investasi terlihat tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, terutama untuk investasi jangka panjang.

Tips Money Management Investasi Reksa Dana untuk Investor Pemula

Pada investasi reksa dana, pastinya konsep Money Management ini juga berlaku ya. Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebagai investor sebelum melakukan Money Management:

  1. Cari Informasi Selengkap Mungkin
    Carilah informasi sejelas mungkin mengenai reksa dana yang akan dipilih. Hal ini dilakukan supaya kamu bisa mengukur dan memperkirakan tingkat risikonya. Cari tahu dulu informasi seperti:
    • Kinerja reksa dana dari waktu ke waktu.
    • Nilai Aktiva Bersih (NAB)/NAV reksa dana tersebut.
    • Alokasi portofolio investasi.
    • Jumlah dana yang dikelola/unit penyertaan (fund size).
    • dan informasi pembanding lainnya.
    Informasi di atas bisa kamu peroleh lewat Fund Fact Sheet dan prospektus produk reksa dana yang sudah tersedia.
  2. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas
    Tentukan tujuan investasi dengan jelas sebelum masuk ke reksa dana. Ada baiknya kamu menentukan berapa dana yang akan terkumpul, berapa lama target dana tersebut bisa terkumpul, dan seberapa besar dana yang bisa kamu sisihkan dalam periode tertentu. Hal ini dilakukan supaya kamu bisa memilih produk reksa dana yang tepat sesuai kebutuhan dan tujuan investasimu. Jangan sekadar ikut-ikutan teman atau tidak punya tujuan ya, karena bisa berakibat fatal.
  3. Pilih Strategi Investasi yang Tepat
    Kamu perlu coba pilih strategi investasi yang tepat sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan investasimu. Umumnya banyak orang yang memilih berinvestasi secara rutin berkala (Dollar Cost Averaging) atau dalam jumlah besar sekaligus (Lump Sum). Apapun strateginya, pastikan uangmu diinvestasikan ke reksa dana yang tepat dan pilih momentum yang cocok supaya keuntungannya bisa maksimal.
  4. Lakukan Diversifikasi
    Investasikan dana di berbagai jenis reksa dana supaya bisa meminimalisir risiko kerugian. Melakukan diversifikasi bisa membantu meminimalisir risiko. Jika ada salah satu produk reksa dana yang memiliki performa yang kurang baik, tentunya yang lain bisa tetap membantu menjaga portofolio investasimu tetap hijau. Diversifikasi ini juga bisa membantumu mendapatkan potensi keuntungan lebih dibandingkan berinvestasi di 1 jenis reksa dana saja.
  5. Lakukan Analisa dan Pilih Produk yang Tepat
    Dalam investasi reksa dana, coba lakukan analisa teknikal atau fundamental supaya bisa menentukan jangka waktu investasi yang tepat, mulai dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Analisa teknikal dilakukan supaya kamu bisa memahami kondisi ekonomi apa saja yang mempengaruhi pasar, tingkat inflasi dan memprediksi arah pergerakan harga ataupun NAB akibat dari berita ataupun laporan keuangan, juga prospek ekspansi bisnis dari perusahaan yang instrumennya menjadi portofolio reksa dana tersebut. Sedangkan analisa fundamental diperuntukkan supaya kamu bisa menilai performa suatu reksa dana dan melakukan prediksi keuntungan berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang tersedia, misalkan growth dividen ataupun rasio keuangan lainnya.
  6. Terus Lakukan Evaluasi Berkala
    Penting bagi investor mengevaluasi sistem dan strategi Money Management yang diterapkan supaya hasilnya maksimal. Apakah investasinya berkembang atau tidak? Meningkat atau justru mengalami penurunan? Evaluasi kinerja reksa dana bisa kembali dicek melalui fund fact sheet terbaru yang tersedia untuk masing-masing produk. Perhatikan momentum dan risikonya. Karena hal ini mempengaruhi fluktuasi harga NAB. Evaluasi ini secara rutin penting untuk dilakukan mengingat adanya perkembangan teknologi, perubahan model bisnis, kebutuhan pasar hingga tujuan keuangan investor yang dinamis.
  7. Siapkan Mental dan Kendalikan Emosi
    Siapkan mental dan selalu kendalikan emosi. Semua investasi termasuk reksa dana memiliki risiko dan bisa berubah sewaktu-waktu jadi perlu mental yang kuat dan tidak melakukan tindakan berdasarkan emosi berlebih. Hal ini penting supaya kamu tidak mengambil keputusan yang gegabah akibat nilai investasi yang tidak menentu, sehingga bisa terus konsisten berinvestasi dikala kondisi pasar yang terus berganti.

Sebagai investor, penting untuk kamu menyiapkan strategi Money Management yang tepat sebelum investasi. Dengan mengetahui kondisi keuangan, investor dapat membuat strategi yang tepat juga. Seperti melakukan alokasi modal yang efisien dan konsisten, meminimalisir risiko, dan meningkatkan potensi keuntungan di masa depan.

Baca Juga: Kenalan dengan Konsep Diversifikasi, Jenis, dan Manfaatnya dalam Investasi

Tips Money Management untuk yang Sudah Memiliki Reksa Dana

Tidak hanya untuk investor pemula saja, untuk kamu para investor yang sudah berinvestasi reksa dana sekarang perlu memperhatikan beberapa tips berikut.

  1. Tentukan Batasan Stop Loss atau Take Profit
    Stop loss adalah batas maksimum kerugian yang mampu investor toleransi atau tanggung. Apabila kamu sudah melihat tanda-tana performa reksa dana yang semakin memburuk, pertimbangkan untuk melakukan penjualan dan melakukan alokasi dana ke tempat lain. Tujuannya untuk menjaga supaya kamu tidak terus merugi.

    Sedangkan untuk take profit berarti kamu bisa mengambil atau menjual reksa dana sebatas atau senilai profitnya saja, sedangkan nilai pokoknya (modal) tetap dalam wadah investasi. Take profit juga dapat diartikan menjual semua unit investasi reksa dana tersebut, karena sudah mendapatkan keuntungan (profit).

    Jadi selain menentukan kapan harus stop loss, investor juga bisa melakukan take profit dan switching juga tergantung performa reksa dana yang sedang berjalan. Cara lainnya, kamu bisa take profit dulu dan sambil menunggu momentum yang tepat untuk mengambil keuntungan berikutnya, investor bisa melakukan alokasi dana ke reksa dana jenis lain seperti pasar uang (biasanya reksa dana pasar uang menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada deposito atau simpanan di bank konvensional).
  2. Lakukan Cut Loss Jika Perlu
    Cut loss adalah menjual investasi yang rugi sesegera mungkin bila kondisi investasi sudah mencapai batasan stop loss yang sudah investor tentukan di awal. Hal ini juga tentu saja untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar.
  3. Pertimbangkan Cost Averaging dan Teknik Momentum
    Cost Averaging adalah teknik manajemen risiko yang cukup ekstrim karena melawan arah pergerakan harga dalam suatu investasi. Caranya dengan membuka posisi jual atau beli dengan ukuran nilai/lot yang sama sampai mendapatkan profit. Teknik ini menganggap harga di pasar hanya bergerak ke satu arah saja.

    Meskipun berisiko, tentunya ini bisa diredam dengan menggunakan tambahan teknik momentum, yaitu disaat harga NAB mulai naik kembali (rebound). Dengan cara melakukan jual/beli di saat yang tepat. Dengan teknik momentum ini, risiko dalam cost averaging dapat disiasati dengan melihat kondisi pasar, data ekonomi dan isi dalam portofolio reksa dana tersebut, apakah sudah sesuai dengan trendnya atau istilah lainnya “On Track” atau belum.
  4. Alokasikan Dana Ke Tempat Lain (Switching)
    Teknik Switching dilakukan dengan cara melakukan penjualan investasi sebelumnya, lalu mengambil posisi atau membeli investasi baru yang sesuai dengan karakteristik investor ataupun mengikuti tren ekonomi saat ini yang kedepannya diharapkan nilainya bisa cenderung meningkat. Hal ini tentu dilakukan untuk memaksimalkan profit investor jikalau salah satu reksa dana sedang memiliki performa yang kurang baik atau mendekati kondisi stop loss, maka dananya bisa dialokasikan ke reksa dana lainnya.

Diversifikasi dalam Investasi Reksa Dana

Seperti konsep diversifikasi pada umumnya, investor bisa memiliki beberapa investasi reksa dana sekaligus, ini disebut juga dengan diversifikasi portofolio. Investor bisa memilih produk reksa dana yang berbeda dari berbagai jenis yang tersedia atau dari manajer investasi yang berbeda.

Berikut beberapa hal yang yang secara umum perlu kamu pertimbangkan sebelum melakukan diversifikasi reksa dana:

  • Untuk investor yang berfokus pada pertumbuhan kekayaan dalam jangka panjang dan kurang perduli dengan menghasilkan pendapatan langsung, biasanya memilih reksa dana yang berfokus pada saham tumbuh (Growth Stock). Strategi yang dilakukan biasanya Buy and Hold (beli dan tahan), karena biayanya lebih rendah dan tentunya dampak pajak yang lebih rendah daripada jenis reksa dana lainnya.
  • Untuk investor yang mengkhawatirkan kewajiban pajak tahunan, biasanya lebih baik menghindari membeli reksa dana yang membagikan dividen secara langsung kepada investor. Karena hal tersebut akan berdampak serius pada kewajiban pajak tahunan investor. Ingat, saat penjualan (realisasi) dan pembagian dividen akan dikenakan pajak.
  • Untuk investor yang ingin menggunakan investasi nya untuk menciptakan penghasilan tetap, memilih reksa dana yang keuntungannya sebagian besar dari dividen adalah pilihan yang sangat disarankan. Karena dana biasanya diinvestasikan dalam berbagai saham yang mengandung dividen dan obligasi berbunga serta pembagian dividen setidaknya setiap jangka waktu tertentu misalnya triwulan atau semi-tahunan.

Sehingga, proses diversifikasi reksa dana bisa dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut dari segi besaran porsi dana yang akan diinvestasikan:

  • Berapa besar porsi dana untuk masing-masing jenis reksa dana yang dibeli.
  • Berapa besar porsi dana untuk rutin membeli setiap bulan.
  • Serta, berapa porsi dana untuk pembelian setiap periode atau momentum beli tertentu.

Baca Juga: Mengenal Profil Risiko Investasi dan Tipe-Tipe Investor Berdasarkan Kepribadian

Apa Manfaat Money Management yang Baik dalam Diversifikasi Portofolio?

Dalam mengatur diversifikasi reksa dana, melakukan strategi Money Management yang baik bisa mendatangkan manfaat sebagai berikut:

  • Mengatur ritme, mengontrol dan menjaga aliran dana investor, supaya meminimalkan risiko kerugian.
  • Mengetahui dan mengukur risiko di setiap investasi yang dilakukan oleh investor. Di sini investor bisa melihat potensi nilai investasi di aset A, B, C, D, mana yang bertumbuh, dan mana yang berisiko. Jangan lupa juga di dalamnya ada penerapan stop loss dan cut loss yang berguna untuk menghindari kerugian lebih lanjut.
  • Bisa dengan mudah memindahkan dana (switching) ke aset lain yang memiliki potensi bertumbuh.
  • Menghitung estimasi profit (keuntungan) dan loss (kerugian) dari hasil analisa masing-masing produk reksa dana yang tersedia.

Money Management yang baik bisa memproses dan membagi modal investor sesuai profil risiko masing-masing. Hal ini tentunya bisa terwujud setelah adanya proses analisa dan berbagai rekomendasi dari penasehat investasi yang tentu sudah sesuai dengan profil dan karakteristik investor tersebut.

Di era modern saat ini, investor dapat melakukan diversifikasi reksa dana dengan lebih mudah, karena adanya keterbukaan informasi. Investor bisa dengan mudah melihat data tentang penasihat investasi dan Manajer Investasi yang terdaftar di OJK. Kinerja produk reksa dana juga dapat dilihat melalui situs atau aplikasi resmi manajer investasi ataupun agen penjual reksa dana.

Baca  Juga: Kenalan dengan Dollar Cost Averaging, Strategi Investasi Andalan Banyak Orang

3 Jenis Cara Pandang Produk Reksa Dana yang Bisa Dipertimbangkan dalam Diversifikasi


Diversifikasi dalam Portofolio Invetasi

Salah satu cara menyaring produk reksa dana terbaik sesuai kebutuhan adalah dengan memilih reksa dana yang dijual di website resmi agen penjual reksa dana yang memiliki izin APERD dari OJK, ataupun dari website resmi masing-masing pengelola produk reksa dana (perusahaan Manajer Investasi) yang memiliki izin manajer investasi dari OJK. Umumnya ada 3 jenis pandangan produk reksa dana yang secara umum bisa dipertimbangkan:

  • Long Term View (Jangka Panjang)
    Dari setiap jenis atau tipe reksa dana, saring produk Reksa Dana yang memiliki kinerja terbaik sejak diluncurkan, yaitu dengan membagi “% since Inception” dengan “Inception date” (berapa tahun produk ini diluncurkan). Urutkan dan pilih produk yang % Yield nya lebih tinggi dari rata-rata suku bunga deposito atau rata-rata suku bunga Bank Indonesia (bisa lihat di website Bank Indonesia), saat ini sekitar 4,6% per tahun.
  • Medium Term View (Jangka Menengah)
    Saring kembali kinerja produk reksa dana 5 tahun dan 3 tahun dengan membagi “% 5Y” tentunya dengan 5 tahun dan “% 3Y” dengan 3 tahun, Urutkan dan pilih produk yang % Yield nya lebih tinggi dari rata-rata suku bunga deposito atau rata-rata suku bunga Bank Indonesia (bisa lihat di website Bank Indonesia), saat ini sekitar 4,6% per tahun.
  • Short Term View (Jangka Pendek)
    Pilih reksa dana yang % yield 1 tahun (% 1Y) dan % YtD lebih tinggi dari rata-rata suku bunga deposito atau rata-rata suku bunga Bank Indonesia (bisa lihat di website Bank Indonesia), saat ini sekitar 4,6% per tahun.

Mulai Terapkan Money Management yang Baik dari Sekarang

Jika sebelumnya kamu sudah terbiasa menabung, kini saatnya kamu mulai berinvestasi reksa dana dengan menerapkan Money Management yang baik. Sebab, dengan investasi kamu tidak hanya menyisihkan uang saja, tetapi juga bisa mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar di masa depan. Jangan lupa, pilihlah jenis reksa dana yang tepat sesuai tujuan investasi dan profil risiko kamu, mendapatkan keuntungan yang maksimal. Ayo mulai investasi sedini mungkin!