Mengenal Perusahaan Publik, Definisi dan Perbedaannya dengan Emiten

Saham menjadi instrumen investasi paling populer saat ini. Tidak harus mereka yang memiliki pekerjaan, siapa saja bisa berinvestasi saham asalkan sudah memiliki KTP dan NPWP.

Bahkan untuk mereka yang belum memiliki NPWP bisa melampirkan NPWP orang tua sebagai persyaratan dokumen sudah bisa menjadi investor saham.

Nah, dalam dunia investasi saham sendiri ada banyak istilah-istilah populer yang harus diketahui dan dipahami oleh mereka yang akan berinvestasi saham. Dari sekian banyak istilah populer yang ada, yang wajib diketahui oleh para investor dan trader adalah perusahaan publik.

Penasaran apa yang dimaksud dengan perusahaan publik?

Pengertian Perusahaan Publik


Perusahaan Publik

Perusahaan Publik adalah Perseroan Terbatas seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Disebut juga perusahaan publik jika jumlah pemegang saham dan modal disetornya sesuai dengan yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.

Perbedaan Perusahaan Publik dengan Emiten

Untuk yang baru terjun kedunia investasi, perlu diketahui emiten dan perusahaan publik adalah dua hal yang berbeda. Jika belum tahu emiten adalah istilah yang sangat umum dalam dunia investasi dan pasar modal.

Sebutan ini mengacu pada sebuah pihak (baik swasta maupun pemerintah) yang melakukan penawaran Efek secara umum kepada publik dalam rangka memperoleh modal atau dana tambahan.

Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Meskipun memiliki persamaan dengan perusahaan publik, tetap ada beberapa perbedaan antara keduanya, yaitu:

Emiten:

  • Emiten adalah perusahaan yang menjual efek ke publik efek yang bisa dijual berupa:
    • Saham.
    • Obligasi.
  • Emiten wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran untuk melakukan penawaran umum

Perusahaan

  • Perusahaan publik hanya memperjual belikan sahamnya saja ke masyarakat umum.
  • Perusahaan publik wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran sebagai perusahaan publik.

Baca Juga: 6 Manfaat Luar Biasa Perusahaan IPO atau Go Public

Daftar Perusahaan Publik di Indonesia


Daftar Perusahaan Publik

Di Indonesia, perusahaan seperti ini biasanya mempunyai tambahan singkatan Tbk. di belakang nama perusahaannya. Di berbagai negara di dunia, perusahaan publik pada umumnya diberi tambahan singkatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa contoh perusahaan publik ternama di Indonesia, antara lain:

  • Astra International Tbk,
  • Agung Podomoro Land Tbk,
  • Indofood Sukses Makmur Tbk,
  • Media Nusantara Citra Tbk,
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
  • PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk,
  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
  • PT Blue Bird Tbk,
  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Baca Juga: Cara Beli Saham IPO Lewat e-IPO, Tinggal Klik Langsung Investasi

Tips Investasi Saham

Setelah mengetahui perusahaan publik di Indonesia, berikutnya jika tertarik untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan publik tersebut. Berikut beberapa tips investasi saham yang bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dalam berinvestasi saham:

1. Pilih Sekuritas dengan Biaya Transaksi yang Kecil

Apa yang dimaksud dengan sekuritas dan biaya transaksinya?

Dalam investasi saham, investor diharuskan membuka rekening efek yang difasilitasi oleh perusahaan sekuritas. Setelah rekening sudah selesai dibuat, berikutnya investor harus top-up sejumlah dana ke rekening efek.

Uang di rekening efek itulah yang nantinya berfungsi seperti e-money. Uang tersebutlah yang investor gunakan untuk membeli saham-saham online yang diinginkan.

Jadi, biaya transaksi yang dimaksud adalah biaya pembelian dan penjualan saham. Biaya inilah yang bakal jadi profit dari perusahaan broker yang bersangkutan.

Biasanya biaya sekuritas ditetapkan menjadi 0,19% untuk pembelian dan 0,29% untuk penjualan. Tapi ada juga yang hanya 0,15% untuk pembelian dan 0,20% untuk penjualan.

Nah, biar keuntungan semakin besar tentu saja pilihannya adalah dengan memiliki perusahaan dengan biaya sekuritas paling murah. Tapi bukan berarti biaya sekuritas yang lebih tinggi tidak layak untuk dipilih. Biasanya biaya sekuritas ditentukan dari kualitas pelayanan dan aplikasinya.

2. Pilih Saham yang Terdaftar di Indeks LQ45 atau IDX30

Daftar saham yang dikeluarkan BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah ukuran statistik perubahan gerak harga dari kumpulan saham, yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.

Nah, untuk para pemula yang bingung dengan pembelian saham pertama bisa memilih saham yang ada di indeks saham BEI yang tergabung di indeks LQ45 atau IDX30. Jangan khawatir, saham-saham di indeks tersebut kebanyakan memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Selain itu perusahaan-perusahaan yang terdaftar juga merupakan perusahaan dengan latar belakang dan fundamental yang dinilai baik.

Jadi bagi kamu yang masih sangat baru di dunia saham, daripada pusing urusan dimana membeli saham yang aman kamu bisa memiliki di kedua indeks tersebut.

3. Beli Saat Harga Turun

Banyak dari investor pemula yang menganut paham bahwa saat harga saham sendang turun maka saat itulah yang harus dihindari untuk membeli saham. Sebenarnya pemahaman seperti itu tidak sepenuhnya salah, tapi tidak sepenuhnya benar juga loh.

Karena ada banyak kasus dimana membeli ketika harga saham turun dan kemudian harganya kembali naik menjadi normal atau tinggi. Dengan metode ini tentu kamu bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Tapi, jangan serta merta mengaplikasikan metode ini kesetiap harga saham yang sedang turun. Ada beberapa aspek lainnya yang harus kamu pertimbangkan. Jadi hati-hati dan selalu bijak yah.

4. Membeli Saham yang Fundamental Keuangannya Baik dan Stabil

Sebelum membeli ada baiknya untuk membaca portfolio dari setiap perusahaan yang sahamnya sedang kamu incar. Lakukan screening dan filtering dengan teliti dan pilih yang fundamental keuangannya paling baik.

Dengan memilih perusahaan yang fundamental keuangannya baik, kamu bisa menekan kerugian yang mungkin terjadi semaksimal mungkin biar keuntungan yang didapat juga semakin banyak.

Mengenal Baik Perusahaannya sebelum Membeli Saham

Salah satu cara sukses untuk sukses cuan investasi saham adalah dengan mengenal dengan baik perusahaan tersebut. Coba cari dengan jelas info terkait dari perusahaan baik publik atau emiten yang sedang kamu incar, misalnya perusahan tersebut bergerak di sektor ekonomi apa, berpotensi kah, sedang tren atau banyak diminati.

Dengan mengenal secara baik perusahaan emiten, kamu tidak hanya memiliki kesempatan lebih besar dalam meraih keuntungan investasi saham, tapi juga mengurangi risiko kerugian.

Baca Juga: Berencana Terjun ke Dunia Saham? Kenali Dulu IPO Beserta Kaitannya dengan Investor