Sejarah Asuransi, Seperti Apa Perkembangannya Sampai Sekarang?

Ternyata, sejarah asuransi sudah ada sejak jaman dahulu kala sebelum masehi. Sejak dahulu, orang sudah mengerti akan risiko dan berusaha untuk meminimalkan risiko yang terjadi dengan membuat perlindungan bersama.

Pada artikel ini Cermati.com akan mengulas sejarah asuransi mulai dari ide pertama kali ketika asuransi tersebut muncul hingga perkembangannya yang begitu pesat di Eropa dan tentu saja bagaimana perkembangan asuransi di Indonesia.

Asuransi secara global sudah memiliki umur ribuan tahun sejak diciptakan. Ada hal unik yang perlu Anda ketahui mengenai seluk-beluk, peristiwa yang melatarbelakangi hingga sistem ini yang digunakan mulai dari jaman dahulu hingga jaman modern sekarang ini.

Agar lebih memudahkan pembaca dalam memahami sejarah dan seluk-beluk asuransi, maka ulasan mengenai sejarah asuransi ini kami bagi menjadi beberapa sub-bab secara kronologis.

Sejarah perkembangan asuransi di dunia, dibagi menjadi beberapa rentang periode, mulai dari peristiwa sebelum masehi sampai dengan perkembangan asuransi modern di jaman canggih seperti ini. Berikut ini ulasan perkembangan asuransi tersebut:

Asuransi Pada Tahun 3000 – 2000 Sebelum Masehi

Asuransi  yang saat ini dijadikan metode untuk mengalihkan risiko, ternyata sudah dipakai oleh para saudagar dan pedagang Cina maupun Babylonia (Irak) sejak jaman sebelum masehi. Dahulu para pedagang  yang menghuni di sekitaran lembah sungai Euphrat dan Tigris memanfaatkan kapal sebagai metode pengiriman barang.

Sejak saat itu para masyarakat Babylonia sudah canggih dalam menerapkan jaminan dalam berdagang/usaha. Sehingga pada saat itu sudah menjadi hal umum untuk para saudagar atau kreditur memberikan pinjaman sejumlah uang dengan jaminan kapal dan sejumlah uang.

Pemilik kapal (peminjam uang) akan dibebaskan dari utang ketika mengetahui bahwa kapalnya tersebut selamat dalam melakukan ekspedisi. Dengan kata lain kapal yang dijaminkan tersebut dibebaskan dapat dicabut statusnya sebagai jaminan. Selanjutnya, sejumlah uang yang dibayarkan tersebut ternyata berfungsi sebagai premi yang wajib dibayarkan atas sejumlah uang atau modal yang diterima.

Baca Juga : Baru Pertama Kali Mau Beli Asuransi? Perhatikan 4 Hal Ini

Raja Hammurabi, Tokoh dibalik Perkembangan Asuransi di Babilonia


Raja Hammurabi via idwebshare.net

Sejalan dengan sistem perdagangan di Babilonia yang semakin berkembang, tepatnya pada masa pemerintahan raja Hammurabi, sistem asuransi juga ikut berkembang dengan sistem yang lebih baik. Sebenarnya pada saat itu yang diterapkan bukanlah sistem asuransi seperti yang kita kenal, akan tetapi terlebih pada pengampunan terhadap seseorang yang memiliki pinjaman.

Sehingga jika terjadi sesuatu yang memaksa bahwa si peminjam tidak bisa mengembalikan uang tersebut yang diakibatkan oleh bencana alam, kematian ataupun lainnya, maka peminjam dibebaskan dari pembayaran.

Kalau kita bandingkan dengan sistem asuransi di jaman sekarang itu bisa kita anggap sebagai polis asuransi, dimana ada perjanjian kedua belah pihak yang saling mengikat untuk memenuhi hak dan kewajibannya. Polis asuransi pada zaman itu, tepatnya pada tahun 1750 diatur dalam hukum raja Hammurabi atau yang lebih dikenal dengan istilah Hammurabi Code.

Asuransi Di Abad Pertengahan  Eropa Hingga Era Revolusi Industri (1400 - 1800)

Penggunaan asuransi juga bisa dilacak pada zaman pertengahan dalam periode sejarah Eropa hingga zaman revolusi industri dimana asuransi sudah menyebar ke Amerika dengan pesat. Di zaman pertengahan asuransi sudah digunakan oleh para serikat buruh yang saat itu memang hidup dengan kondisi yang tidak layak dimana hanya kaum pemodal yang memiliki kekuasaan.

Di tengah-tengah masyarakat yang kental dengan hukum rimba tersebut, masyarakat buruh ternyata sudah memiliki koloni-koloni dengan kesamaan misi untuk melindungi antara satu dengan lainnya. Hal ini kemudian mendorong mereka untuk membuat apa yang namanya ‘Perlindungan Kelompok’.

Dalam perlindungan kelompok tersebut setiap anggota memiliki kewajiban untuk melindungi anggota yang lainnya. Misalnya jika ada seorang anggota yang diberhentikan dari tempat mereka bekerja, maka anggota yang lain akan membantu untuk menalangi nasibnya.

Begitu juga ketika ada anggota buruh yang memiliki utang banyak sehingga tidak mampu membayar, maka anggota yang lain juga ikut membantu dalam menuntaskan utang tersebut, sampai seseorang memulihkan kondisinya. Dalam istilah asuransi sekarang maka kita bisa memaknai peristiwa tersebut sebagai bagian dari prinsip asuransi yaitu adanya distribusi risiko yang ditanggung secara bersama-sama.

Asuransi berkembang di Inggris berawal dari aktifitas Ekspor-Impor

Pada tahun 1600 akhir asuransi juga mulai berkembang di London ketika kerajaan Inggris memulai aktifitas ekspor-impor dengan daerah-daerah koloninya. Pada tahun tersebut ada sebuah bursa resmi yang dimiliki oleh kerajaan Inggris yang terkenal dengan nama Lloyd of London.

Dari situlah praktik underwriting pada mulanya terjadi. Lloyd of London tersebut berfungsi sebagai jembatan bagi para saudagar dan pemilik modal untuk mendapatkan perlindungan asuransi. Setelah diciptakannya pendanaan pelayaran ke seluruh dunia, dimana disitu para pemodal ventura memiliki peranan yang sangat penting dalam menjamin sebagian biaya dari pelayaran untuk kaum-kaum pedagang yang ingin melancong.

Para pedagang yang terdiri dari koloni tersebut mengambil sebagian modal dari para modal ventura dengan sistem distribusi risiko yang ditanggung oleh seluruh koloni tersebut.

Dari sinilah praktik underwriting secara tertulis mulai dilakukan. Selang 50 tahun kemudian seorang prancis yang bernama Blaise Pascal menemukan kalkulator probabilitas dan tabel aktuari yang pertama yang hingga sampai sekarang masih digunakan untuk menghitung tarif asuransi.

Produk Asuransi Kebakaran dan Jiwa dikenal Mulai Tahun 1666


London in 1666 via upload.wikimedia.org

Pada tahun 1666 London juga melahirkan produk asuransi kebakaran dan asuransi jiwa setelah terjadinya kebakaran yang menghancurkan sekitar 14 ribu bangunan dan wabah yang melanda London sebelum kebakaran hebat tersebut. Asuransi kebakaran tersebut dicetuskan oleh kelompok penjamin emisi yang sejak lama sudah menangani asuransi pelayaran. Setelah itu baru muncul yang namanya asuransi jiwa.

Selang beberapa dasawarsa setelah kejadian itu asuransi baru menjadi trend yang banyak diminati oleh masyarakat Eropa dan Amerika terutama setelah terjadinya revolusi industri dimana teknologi sudah mengambil alih tangan manusia untuk sebagian pekerjaan.

Perjalanan Asuransi Di Indonesia

Perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi menjadi dua yaitu periode penjajahan Belanda dan periode setelah kemerdekaan. Kedua periode tersebut memiliki beberapa momen penting yang perlu Anda pahami bagi yang ingin lebih jauh mengenal bisnis asuransi.

Baca Juga : Cermati Daftar Produk Asuransi yang Wajib Anda dimiliki

Asuransi di Masa Penjajahan Belanda 

Asal mula asuransi memang berkembang pesat di negara-negara Eropa. Oleh karena itu asuransi yang ada di Indonesia dulunya juga dibawa oleh orang Belanda sekitar tahun 1800-an.

Berbeda dengan di negara-negara Eropa, perusahaan asuransi yang didirikan oleh Belanda di Indonesia juga dikhususkan bagi orang-orang tertentu terutama kaum elit dan orang Belanda sendiri. Karena asuransi tersebut ditujukan untuk menunjang kepentingan perdagangan dan bisnis mereka.

Pada tahun 1845 BelAnda mendirikan perusahaan asuransi di tanah air dengan nama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En Liefrente Maatschappij (NILMIY). Perusahaan tersebut secara administrasi masih menggunakakan sistem indukannya yang ada di Belanda yaitu De Nederlanden Van.

Produk yang dihasilkan dari perusahaan asuransi tersebut juga masih sangat terbatas, yaitu terhadap risiko kebakaran dan pengangkutan. Pada saat itu asuransi juga belum diberlakukan terhadap pribumi karena adanya monopoli yang dijalankan oleh negara-negara berkepentingan seperti Inggris dan Prancis.

Setelah terjadinya PD II yang terkenal dengan imbasnya yang dahsyat tersebut ternyata juga berimbas pada perusahaan asuransi milik Belanda di Indonesia. Bahkan tidak sedikit perusahaan asuransi yang rugi dan bangkrut. Setelah berakhirnya perang dunia ke dua, yang saat itu di Indonesia juga tengah mempersiapkan diri untuk merdeka, disinilah baru dimulai babak baru sejarah asuransi di Indonesia.

Asuransi Setelah Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, asuransi di Indonesia mulai berkembang dan dapat dirasakan oleh masyarakat pribumi. Pada akhirnya, asuransi milik Belanda yang bernama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En Liefrente Maatschappij (NILMIY) diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan namanya diganti menjadi PT. Asuransi Jiwasraya. Setelah itu disusul oleh Asuransi Jiwa Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.

Setelah adanya moment penting yaitu nasionalisasi perusahaan BelAnda menjadi perusahaan milik pemerintah Indonesia, ternyata pasca kemerdekaan juga terjadi penggabungan-penggabungan asuransi yang ada di wilayah Indonesia.

Contohnya adalah penggabungan PT Asuransi Bendasraya dan PT. Umum Internasional Underwriters menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau yang lebih akrab dengan Asuransi Jasindo.

Tidak cukup sampai disitu, demi kesejahteraan masyarakat pemerintah Indonesia juga membuat perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang asuransi seperti Asuransi Jasa Rahardja (yang berfokus pada risiko lakalantas), Perum Taspen (asuransi dan tabungan pegawai negeri), Perum Asabri (asuransi untuk AKABRI), dan Jamsostek (asuransi tenaga kerja perusahaan swasta).

Kemudian pada tahun 80an, sudah banyak perusahaan-perusahaan asuransi yang berdiri di Indonesia seperti Allianz, CIGNA, AIA Financial, dan lain sebagainya.

Asuransi Modern di Era Masa Kini


Asuransi Modern via dearbornagency.com

Produk asuransi terus berkembang hingga kini. Salah satu tugas pemerintah adalah menyejahterakan rakyatnya, dengan salah satu bukti adalah menyediakan asuransi untuk warganya. Sekarang sudah ada berbagai macam produk asuransi di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan perlindungan risiko.

Asuransi yang terbaru didirikan oleh masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan nama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan kemudian disusul lagi dengan program pemerintahan Jokowi dengan nama JKN.

Jangan lupa untuk ikut program asuransi demi kenyamanan Anda dalam beraktifitas setiap harinya.

Baca Juga : Pahami 5 Cara untuk Klaim Asuransi Kesehatan