Selain Cash, Ini 4 Pilihan Pembayaran Beli Rumah yang Perlu Diketahui

Membeli rumah merupakan rencana yang besar di dalam keuangan. Bagaimana tidak, pembelian rumah ini akan membutuhkan dana yang cukup besar. Harga rumah yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa aset yang satu ini cukup sulit untuk dimiliki oleh semua orang. Kamu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memilikinya, bahkan mungkin saja hingga belasan tahun.

Namun di dalam prosesnya, pembelian rumah ini juga bisa dilakukan dengan beberapa sistem pembayaran yang berbeda. Hal ini akan mempermudah kamu memilih sistem pembayaran yang paling tepat dan tentunya sesuai dengan kemampuan keuangan yang kamu miliki. Selain pembelian secara tunai, kamu juga bisa menemukan sistem pembayaran dengan menggunakan cicilan lainnya. 

Berikut ini adalah beberapa pilihan pembayaran yang dapat kamu pilih saat membeli rumah:

1. Cash


Cash

Ini menjadi sistem pembayaran rumah yang paling ideal dan akan membuat kondisi keuangan bisa aman. Pembayaran cash keras merupakan sistem pembelian rumah yang dilakukan dengan cara membayar tunai langsung rumah tersebut. Pembelian ini tidak akan menyisakan hutang maupun kewajiban lainnya terhadap penjual (developer).

Pada umumnya, orang akan melakukan pembayaran cash keras karena sudah menyiapkan dana yang benar-benar cukup sejak awal. Jika kamu ingin menggunakan sistem ini, maka mulailah menabung dari sekarang.

Pembayaran cash keras juga akan memberikanmu harga rumah yang paling murah, jika dibandingkan dengan sistem pembayaran lainnya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sisa hutang yang membuat kamu harus membayar sejumlah bunga, bahkan denda dan biaya lainnya yang membebani keuangan.

Pembayaran ini juga akan membuat developer bisa langsung menerima seluruh uang dan tak lagi perlu menanggung resiko gagal bayar di kemudian hari. 

Baca Juga: Cara Lengkap Beli Rumah Online di 5 Situs atau Aplikasi Jual Beli Properti

2. Cicilan Bertahap Developer


Cicilan Bertahap Developer

Pembayaran yang kedua ini juga masih memungkinkan kamu mendapatkan rumah dengan harga yang cukup murah. Dalam sistem ini kamu akan langsung melakukan pencicilan rumah tersebut kepada pihak developer, tanpa melibatkan pihak ketiga (bank).

Namun tenor cicilan biasanya pendek, hanya sekitar 2-4 tahun saja. Biasanya developer bahkan memungkinkan pembeli untuk mencicil uang muka selama beberapa bulan pertama.

Misal: harga rumah Rp 600 juta, uang muka 15% dan bisa dicicil sebanyak 3x. Tanda jadi Rp 10 juta di awal, dengan masa cicilan 3 tahun (36 bulan)

  • Uang muka: 15% x 600 juta = 90 juta (dicicil 3 bulan pertama = 30 juta/ bulan)
  • Angsuran: 600 juta – 90 juta = 15,45 juta/ bulan (bulan ke 4-36)
  • Angsuran pertama: 30 juta – 10 juta (tanda jadi) = Rp 20 juta
  • Angsuran kedua: Rp 30 juta
  • Angsuran ketiga: Rp 30 juta
  • Angsuran ke 4-36: Rp 15,45 juta 

Di dalam prakteknya, jika pembayaran mengalami kendala dan pembeli kesulitan untuk melakukan pelunasan, maka sebagian developer juga memungkinkan proses pembayaran beralih menggunakan layanan perbankan yang memungkinkan pembeli mendapatkan cicilan yang lebih ringan. 

3. KPR atau KPA dari bank


KPR atau KPA dari bank via rumah.com

Penggunaan layanan KPR untuk rumah atau KPA untuk apartemen menjadi sistem pembayaran yang cukup banyak dijadikan pilihan. Pembayaran ini memungkinkan kamu melakukan pencicilan dengan tenor yang panjang, bahkan hingga 20 tahun.

Namun pembayaran ini juga akan membebani kamu dengan sejumlah bunga dan biaya yang cukup besar. Ini patut menjadi pertimbangan, sebab nilai bunga yang terbilang tinggi ini bisa saja membuat harga beli rumah juga menjadi jauh lebih mahal. Semakin lama tenor yang kamu ambil, maka akan semakin banyak kamu harus membayar bunga pinjaman tersebut.

4. Peer to Peer (P2P) Lending


P2P Lending

Jika kamu tidak sukses mengakses layanan KPR, maka pembayaran rumah dengan layanan P2P Lending ini bisa menjadi pertimbangan. Sama halnya dengan pinjaman kredit/ tunai yang diberikan P2P Lending, kamu juga bisa mengakses layanan ini dengan mudah secara online.

Meski belum banyak yang menggunakan, sistem pembayaran ini tentu tidak akan serumit pengajuan KPR di bank. Namun berbanding lurus dengan akses yang mudah, kamu juga harus siap dengan besaran bunga pinjaman yang tinggi, termasuk berbagai biaya lainnya yang kelak bisa saja membebani cicilan menjadi jauh lebih berat.

5. Pinjaman home ownership dari kantor


Pinjaman home ownership dari kantor

Sistem pembayaran yang satu ini cukup populer dan banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Pinjaman home ownership ini akan memungkinkan kamu memiliki rumah dengan fasilitas pinjaman dari kantor. Bunga yang diterapkan biasanya terbilang murah.

Namun ini akan membuat kamu harus terikat dan bekerja di kantor tersebut untuk waktu yang panjang, setidaknya sampai kamu melakukan pelunasan rumah tersebut. Lalu, apakah kamu siap dengan konsekuensi yang cukup berat ini?

Baca Juga: Lebih Baik Beli Rumah atau Bangun Rumah? Temukan Jawabannya Disini!

Pilih Pembayaran dengan Sesuaikan Kondisi Keuangan

Membeli rumah mungkin saja sudah menjadi kebutuhan untukmu, namun ini tetap harus direncanakan dengan baik. Ada banyak sistem pembayaran yang dapat kamu jadikan pilihan, bahkan meski kamu tidak memiliki uang yang cukup banyak saat ini, yaitu dengan cara pinjam atau kredit. Pastikan kamu memilih pembayaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi keuanganmu, agar kamu tidak sampai kesulitan setelah melakukan pembelian rumah tersebut.

Baca Juga: Hai Anak Muda, Terapkan 10 Tips Ini Biar Bisa Beli Rumah KPR