Baru Menghirup Udara Bebas, Yuk, Ingat Kembali Sosok Ahok alias BTP!

Siapa yang tak kenal dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok? Walau dikenal dengan kinerjanya yang cepat, tanggap dan tegas selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, hakim Pengadilan Jakarta Utara pernah memvonis BTP penjara selama dua tahun pada 9 Mei 2017 dikarenakan kasus penodaan agama yang dilakukannya pada saat dirinya berkunjung ke Kepulauan Seribu untuk mensosialisasi program budi daya ikan kerapu.

Tak terasa melewati hari-hari di bui, akhirnya pada 24 Januari 2019 pria yang sekarang ini ingin dipanggil BTP sudah menghirup udara bebas dan kembali menjalankan rutinitas seperti semula bersama timnya.

Untuk mengingat kembali bagaimana sosok BTP, yuk, simak ulasan berikut ini yang telah dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.

1. Dikelilingi Keluarga yang Sukses

BTP merupakan anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (Alm) dan Buniarti Ningsih yang lahir pada 28 Juni 1966 di Belitung Timur, Bangka Belitung, Indoensia. Sehubung keturunan Tionghoa, ia memiliki panggilan khusus dari ayahnya sebagai tanda harapan, yaitu Banhok yang artinya ‘Ban’ puluhan ribu dan ‘Hok’ belajar. Maksudnya, sang ayah ingin dirinya menjadi orang yang mau banyak belajar sehingga menjadi orang sukses. Namun berjalannya waktu, orang-orang disekitar memanggilnya dengan sebutan Ahok.

Harapan ayah tercinta pun terwujud, kini anak pertamanya sukses bahkan menjadi orang yang sangat berpengaruh di Indonesia. Bukan hanya dia saja, masing-masing keempat adik kandungnya memiliki posisi karier yang sangat bagus.

Sebut saja Basuri Tjahaja Purnama, selain menjadi dokter PNS, Basuri juga pernah menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Belitung. Kemudian Fifi Lety Indra atau Fifi Lety Tjahaja Purnama merupakan seorang praktisi hukum. Harry Basuki sebagai praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan. Namun adik bungsu BTP yang bernama Basu Panca Fransetio tutup usia ketika remaja.

2. Sosok yang Berpendidikan Tinggi

BTP tumbuh dan berkembang di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Ia juga menyelesaikan pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah tingkat pertama di sana. Kemudian BTP merantau ke Jakarta melanjutkan pendidikannya di SMA III PSKD.

Mengingat pendidikan tinggi sangat penting dalam hidupnya, BTP lanjur mengambil pendidikan S1 Teknik Geologi di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta, yaitu Universitas Trisakti. Setelah mendapat gelar sarjana insinyur pada 1990, BTP kembali melanjutkan studi S2 Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan lulus pada 1994 dengan gelar Master Manajemen.

Baca Juga: Nasionalis-Religius: Akankah Antarkan Jokowi Kembali Jadi RI-1?

3. Sempat Terjun Berbisnis

Tak tanggung-tanggung, BTP mengawali karier bisnisnya dengan langsung menjabat sebagai Direktur di PT Nurindra Ekapersada pada 1992. Tak mau kehilangan kesempatan dalam membangun kariernya, pada 1994 ia juga bekerja di PT Simaxindo Primadaya dan memutuskan berhenti pada 1995.

Di tahun yang sama 1995, BTP mengembangkan sayap bisnisnya dengan membangun sebuah pabrik pengolaan pasir kuarsa di tanah kelahirannya Belitung Timur tepatnya di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar. Menjadi satu-satunya pabrik pertama yang ada Pulau Belitung, BTP langsung memberikan kualitas pasir kuarsa yang terbaik dengan memanfaatkan gabungan teknologi dari Amerika dan Jerman. Pabrik ini jugalah yang menjadi awal mula munculnya Kawasan Industri Air Kelik, dimana terdapat industri-industri baru dan pelabuhan Samudra.

Hari demi hari BTP selalu mengupayakan bisnis yang digelutinya. Hingga akhirnya pada 2004 ia berhasil menggandeng investor dari Korea untuk mendirikan sebuah proyek barunya yakni Tin Smelter sebagai pengolahan dan pemurnian bijih timah di KIAK. Kesepakatannya ini berkat konsep yang diajukan BTP sangat menarik perhatian investor dalam penyediaan fasilitas komplek pabrik, pergudangan yang lengkap dengan menyediakan pelabuhan berkelas international.

4. Sepak Terjang Politik

Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) merupakan awal mula BTP terjun di dunia politk. Pada 2004 ia langsung menjabat sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pendiri partai PIB ini Alm. Sjahrir. Di tahun yang sama, BTP juga terpilih sebagai anggota legislatif DPRD Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004 hingga 2009.

Bupati Belitung Timur

Pada 2005, BTP bersama pasangannya Khairul Effendi berhasil mengungguli Pemelihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah persentase 37,13% dan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Namun, baru menjalani satu tahun sebagai Bupati, BTP mengundurkan diri dan mencalonkan diri lagi ke tingkat Pemilihan Gubernur Bangka Belitung 2007.

Pemilihan Gubernur Bangka Belitung

Saat mencalonkan diri pada pemilihan Gubernur Bangka Belitung 2007, BTP sangat didukung penuh oleh K.H. Abdurrahman Wadid atau yang dikenal dengan sapaan Gus Dur selaku presiden RI keempat.  Sayangnya, ia gagal menduduki bangku Gubernur karena kalah dengan Eko Maulana Ali.

Anggota DPR RI 2009-2014

Kalah dalam mencalonkan diri sebagai gubernur tidak membuat BTP patah semangat, justru ia terus mencoba mencalonkan diri lagi ke jenjang politik lainnya. Pada 2009, BTP mencalonkan dan terpilih menjadi anggota DPR RI dengan 119.232 suara dan akhirnya duduk di Komisi II.

Wakil Gubernur DKI Jakarta

Tak puas duduk di Komisi II saja, ia lanjut lagi mencalonkan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Joko Widodo pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012 dan menang pada putaran ke dua dengan jumlah suara 2.472.130 atau 53,82%.

Gubernur DKI Jakarta

Pada 14 November 2014, BTP resmi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan posisi Joko Widodo selaku Presiden Indonesia 2014. Ini tentunya sesuai dengan Perpu Pilkada No. 1 tahun 2014.

Baca Juga: Selain Jadi Sorotan Publik, 5 Menteri Termuda di Dunia ini Bisa Menginspirasimu

5. Meraih Banyak Penghargaan.

Kinerjanya yang selalu memberikan perubahan baik selama terjun di karier politiknya, membuat BTP menyabet penobatan oleh Tempo sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia pada 2006.

Setahun kemudian, BTP mendapat penghargaan Tokoh Anti Korupsi pada 1 Februari 2007 dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Masyarakat Transparansi Indonesia dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera. Perhargaan ini berkat dirinya berhasil menekan korupsi para pejabat pemerintah selama menjabat sebagai Bupati Berlitung Timur.

Pada 2013, pria yang pernah menulis buku biografi berjudul ‘Mengubah Indonesia’ ini berhasil menyabet dua perhargaan sekaligus, yakni pada 13 Oktober mendapat penghargaan Anti Corruption Award dari Bung Hatta dan terpilih menjadi Tokoh Kontroversial dari Anugerah Seputar Indonesia (ASI).

Cepat Mengambil Peluang dalam Berkarier

BTP merupakan sosok yang cepat melangkah dalam mengambil peluang karier yang lebih baik. Ini tentunya bisa dijadikan sebagai sosok inspirasi sukses berkarier. Untuk itu, cobalah Anda lihat di sekitar apakah ada peluang yang lebih bagus? Bila ada segeralah ambil dengan pertimbangan yang matang. Disamping itu, Anda juga perlu menyeimbangkan diri dengan berperilaku baik kepada siapapun agar kinerja selalu didukung oleh orang lain.

Baca Juga: Dari Konglomerat Menuju RI 2, Ini Fakta Menarik Sandiaga Uno