Ketahui Biaya-Biaya KTA Sebelum Ajukan Pinjaman

Biaya KTA atau biaya Kredit Tanpa Agunan adalah poin penting yang wajib dipahami sebelum mutusin mengajukan kredit. Walau gampang banget cair dan cocok untuk kebutuhan mendesak, tapi ada juga biaya-biaya tersembunyi yang kadang nggak disadari. 

Kalau cuma ngeliat besaran bunga saja tanpa tahu biaya lainnya, mungkin kamu akan merasa terjebak karena terdapat biaya-biaya lain yang bisa menambah total pengeluaranmu. Misalnya, kamu pinjam Rp50 juta dengan bunga 12% per tahun, tapi kena biaya provisi 3%, biaya tahunan Rp 100 ribu, plus penalti kalau mau lunas cepat. Semua itu harus dihitung dan dipertimbangkan di awal.

Kebanyakan orang hanya fokus melihat besaran bunganya saja, dan merasa dikenakan “biaya tak terduga” yang malah bikin frustasi. Nah, supaya lebih clear, yuk, kita ulik bersama apa saja biaya yang biasa muncul dalam pinjaman KTA, biar kamu bisa punya gambaran lengkap sebelum mengajukan pinjaman KTA.

Jenis-Jenis Biaya Pinjaman KTA

  1. Biaya Provisi atau Administrasi

    Provisi adalah biaya pembuka yang biasanya langsung dipotong saat dana pinjaman cair atau sering juga disebut biaya administrasi. Misalnya, kamu mengajukan pinjaman Rp50 juta dengan biaya provisi 3%, maka uang yang masuk ke rekeningmu hanya Rp48,5 juta. Nah, besarannya bisa bervariasi antar bank, biasanya mulai dari 0,5% sampai 3.5% dari plafon pinjaman. Ada juga yang mengenakan biaya tetap, misalnya Rp400 ribu untuk besar pinjaman berapapun.

    Jadi, meski bunga terlihat kecil, jumlah dana yang benar-benar cair bisa jadi terasa berkurang. Masalahnya banyak orang menghitung rencana penggunaan uang berdasarkan nominal pinjaman, padahal dana bersih yang akan diterima lebih kecil karena adanya provisi ini. Makanya, penting banget untuk menghitung kebutuhan dana setelah dipotong biaya. Kalau butuh Rp50 juta, kamu harus mengajukan lebih dari itu supaya setelah dipotong, jumlahnya sesuai rencanamu.

  2. Biaya Tahunan

    Walaupun tidak semua bank menerapkannya, biaya tahunan tetap perlu diketahui sebelum mengajukan pinjaman. Biasanya, untuk tahun pertama, biaya ini diambil dari plafon pinjaman atau dipotong di awal. Besarannya bisa 1–2% dari nilai pinjaman. Tahun berikutnya biasanya nominal tetap, seperti R 50 ribu atau Rp100 ribu.

    Nah biaya tahunan bisa dianggap sebagai bentuk biaya keanggotaan atau biaya pengelolaan kredit. Walaupun mungkin nominalnya terlihat kecil, tapi kalau tenormu panjang, totalnya bisa lumayan, lho. Misalnya tenor 5 tahun dengan biaya tahunan Rp100 ribu, berarti harus mengeluarkan total Rp500 ribu di luar bunga dan cicilan pokok. Kalau nggak sadar ada biaya ini, bisa-bisa kaget saat tagihan mendadak naik.

  3. Biaya Penalti Pelunasan Lebih Awal

    Kadang kita berpikir kalau nanti punya uang lebih, mending langsung melunasi KTA biar nggak pusing bayar cicilan terus menerus. Nah, ternyata untuk melakukan pelunasan lebih cepat itu tidak selalu gratis, lho. Banyak bank menetapkan penalti sekitar 5–6% dari sisa utang pokok.

    Contohnya sisa utangmu Rp30 juta, lalu kamu melunasi tiba-tiba mau melunasinya. Kalau terkena penalti 5%, harus membayar biaya tambahan Rp1,5 juta di luar sisa utang. Jadi, meskipun punya niat mau menghemat bunga dan menghentikan cicilan, hitung dulu apakah penalti yang dibayar lebih besar atau lebih kecil daripada bunga cicilan yang akan dihemat. 

    Tapi ada beberapa KTA yang menawarkan bebas penalti, jadi kalau memang ada rencana mau melunasi lebih cepat, sebaiknya pilih produk KTA yang tidak menerapkan biaya penalti untuk pelunasan lebih awalnya.

    Baca juga: 9 Langkah Jitu agar Pengajuan Pinjaman KTA Disetujui

  4. Denda Keterlambatan

    Nah ini biaya yang mungkin paling bikin kesal kalau sampai terjadi. Denda keterlambatan biasanya berupa nominal tetap per bulan keterlambatan, misalnya Rp150 ribu, atau persentase dari cicilan. Kalau telat sebulan, dendanya akan masuk ke tagihan berikutnya, dan jumlahnya tidak kecil.

    Denda ini sebenarnya untuk membuat peminjam lebih disiplin saat membayar, tapi kalau kondisi keuangan sedang sulit, justru bisa membuat beban cicilan semakin berat. Sebaiknya atur pembayaran dengan autodebet dari rekening utama agar tidak ada risiko telat bayar. Lebih baik lagi, sisihkan dana cicilan di awal bulan, bukan menunggu sisa di akhir.

  5. Biaya Materai

    Saat menandatangani formulir pengajuan KTA, biasanya dibutuhkan materai sebagai bentuk pengesahan dokumen. Meskipun kecil, biaya materai tetap wajib masuk hitungan. Nilai materainya mengikuti aturan pemerintah, misalnya Rp10 ribu per materai. Memang terlihat sepele, tapi kalau ada lebih dari satu dokumen yang perlu ditandatangani, jumlahnya bisa bertambah.

  6. Biaya Asuransi (Opsional)

    Beberapa KTA menyertakan premi asuransi sebagai bagian dari paketnya. Tujuannya melindungi pihak bank dan ahli waris jika peminjam meninggal dunia sebelum pinjaman lunas. Biaya ini tergantung kebijakan bank, ada yang wajib ada yang opsional. Kalau masuk, biasanya premi langsung dipotong saat dana cair.

    Jika memakai asuransi, keluarga tidak dibebani hutang jika terjadi musibah. Nah kalau kamu memilih KTA dengan asuransi, pastikan tahu manfaat, syarat, dan cara klaimnya, ya!

Baca juga: Praktis Atasi Masalah Keuangan, Ini Segudang Keuntungan KTA atau Kredit Tanpa Agunan

Biaya KTA Bukan Cuma Bunga

KTA memang jadi pilihan utama saat butuh dana cepat dan tanpa agunan. Tapi, biaya KTA bukan cuma tentang bunganya saja, ya. Ada biaya-biaya lain yang perlu dipahami sejak awal. Kalau hanya fokus pada bunga saja, kamu bisa bingung ketika saat dana yang dicairkan tidak sesuai atau ada denda membuat cicilan terasa berat. 

Jadi, sebelum mengajukan KTA, sebaiknya pahami semua biaya yang mungkin dikenakan, bukan hanya bunga. Bandingkan beberapa bank atau fintech agar dapat penawaran terbaik. Hitung total biaya bersih dan cocokkan dengan kemampuanmu.