Begini Cerita Sukses Bos Tajir MNC Group, Hary Tanoesoedibjo

Bernama lengkap Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo, B.Com., M.B.A., Hary Tanoe (HT) ialah founder dan pemilik perusahaan konglomerat MNC Group, sekaligus Executive Chairman MNC Corporation.

Sudah puluhan tahun Hary Tanoesoedibjo merintis bisnis medianya, tepatnya selagi masih kuliah. Saat ini, ia membawahi beberapa stasiun televisi seperti RCTI, iNews, GTV, dan MNCTV. Hary Tanoe juga mengelola sejumlah surat kabar dan stasiun radio.

Pada tahun 2016, ia memilih hengkang dan meninggalkan jabatannya sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC) demi untuk terjun sepenuhnya ke ranah politik. Hary Tanoesoedibjo diketahui mendirikan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan menjabat sebagai ketua umumnya.

Kekayaan HT mencapai 1,09 miliar Dollar AS, atau setara dengan Rp28,4 triliun. Di tahun 2022, namanya menduduki peringkat ke-39 orang terkaya di Indonesia, dan ke-1929 di dunia berdasarkan data Forbes.

Baca Juga: Menyibak Karier William Utomo, Co-Founder IDN Media yang Suarakan Pemikiran Generasi Muda

Pernah Dikeluarkan dari Sekolah Gara-gara Tawuran

Hary Tanoesoedibjo (Sumber: voi.id)

Hary lahir di Surabaya, pada 26 September 1965. Ia adalah putra dari Ahmad Tanoesoedibjo dan Liliek Johana Tanoesoedibjo yang cukup berada. Hary memiliki tiga orang saudara kandung, yaitu Ratna Endang Hartatiek Tanoesoedibjo, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, dan Hartono Tanoesoedibjo.

Terlepas dari pencapaian spektakulernya, persona HT memang terbilang out of the box. Seperti di film Dilan 1990, rupanya Hary Tanoesoedibjo pernah dikeluarkan dari sekolah sewaktu SMA karena memimpin tawuran. 

Karena tak begitu tertib, ia membuat kegaduhan. Dan sebagai akibatnya HT pun tak bisa mengikuti ujian akhir. 

Mengikuti Ujian Paket C dan Kuliah hingga S2

Namun demikian, dikeluarkan dari sekolah tak membuat seorang HT patah arang. Belakangan, ibunda Liliek Johana Tanoesoedibjo terus menyemangati putranya. Hasilnya, HT mengikuti ujian paket C. 

Setelahnya, Hary Tanoesoedibjo mengubah pendekatannya dalam menyikapi pendidikan akademis. Ia lantas melanjutkan kuliah di luar negeri. Tak tanggung-tanggung, Hary sukses menyelesaikan pendidikan tingginya hingga S2. 

Pada tahun 1988, Hary Tanoesoedibjo berhasil mendapatkan gelar Bachelor of Commerce dari Carleton University, Ottawa, Kanada. Kemudian Hary Tanoe kembali meraih gelar Master of Business Administration di Ottawa University di Ottawa, Kanada, pada tahun 1989.

Bisnis Hary Tanoesoedibjo

Sepulang dari kuliah di luar negeri, HT unjuk gigi dalam ranah bisnis. Sebagaimana diketahui, HT memiliki gurita bisnis di berbagai sektor usaha. Dalam sektor keuangan, ia menggerakkan sejumlah anak usaha seperti MNC Asset Management, MNC Finance, MNC Securities, hingga MNC Insurance. 

Semuanya berada di bawah naungan induk perusahaan yang dibuatnya khusus untuk mengoperasikan bisnis di sektor keuangan, yakni PT Bhakti Investama. Adapun PT Bhakti Investama pertama didirikannya (berbarengan dengan MNC Asia Holding) pada tahun 1989 di Surabaya, dengan modal sebesar Rp64 juta. 

Di tahun 1989 tersebut, HT mendirikan PT MNC Asia Holding Tbk (MNC Group), perusahaan konglomerat yang kini dikenal menggarap sejumlah media massa serta menyediakan jasa keuangan. 

Melakukan Diversifikasi Bisnis Pers dan Jurnalistik

Pasca tumbangnya Orde Baru dan masa krisis ekonomi Indonesia 1998, Hary Tanoe kemudian melakukan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam bisnisnya. Melalui perusahaannya, ia melakukan sejumlah merger dan akuisisi.

Di tahun 2000, sebagian besar saham milik Bimantara Citra diambil alih oleh HT melalui Bhakti Investama. Namanya pun diganti menjadi Global Mediacom. Sejak saat itulah HT berkecimpung di bisnis media massa. 

Ia lantas menjadi Presiden Direktur Global Mediacom, Presiden Direktur Media Nusantara Citra, dan juga RCTI di tahun 2003. HT tercatat memegang kendali atas sejumlah saluran televisi lokal terkemuka, termasuk RCTI, GTV, MNCTV, dan iNewsTV melalui Media Nusantara Citra (MNC).

HT bahkan menjadi Komisaris Indovision, Mobile-8, dan sejumlah perusahaan lainnya yang bernaung di bawah Bhakti Investama dan Global Mediacom. Selain empat stasiun televisi, HT juga memiliki jaringan radio Trijaya FM, media cetak dan surat kabar Harian Seputar Indonesia, tabloid remaja Genie, hingga majalah ekonomi dan bisnis Trust. 

Beranjak ke tahun 2011, Forbes mencatatkan nama Hary Tanoesoedibjo dalam daftar orang terkaya Indonesia. Saat itu, HT sukses menduduki peringkat ke-22 dengan nilai kekayaan 1,19 miliar Dollar AS. Hingga kini HT kian berjaya di sektor bisnis media massa dan sekuritas keuangan melalui MNC Group dan HT Investment Development Ltd.

Baca Juga: Mengintip Kesuksesan Masif Pebisnis Terkaya ke-6 RI, Chairul Tanjung

Partai Hary Tanoesoedibjo

Selain aktif sebagai pengusaha, Hary Tanoe juga berkecimpung di gelanggang politik, sosial, dan olahraga. Kabar perihal Hary Tanoe terjun ke ranah politik mulai tercium sejak tahun 2011. 

Ketika itu, HT berafiliasi dengan parpol Nasional Demokrat (NasDem) yang identik dengan sosok Surya Paloh. Namun memasuki tahun 2013, Hary melibatkan diri dengan partai politik lain yang dipimpin Wiranto, yaitu Hanura. Di parpol tersebut, Hary Tanoe menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Bapilu. 

Akan tetapi, eksistensi HT di Hanura lagi-lagi tak bertahan lama. Pada November 2014, ia mencetuskan sendiri parpolnya di bawah bendera Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Berpusat di Jakarta, Perindo mengusung ideologi Pancasila, Populisme, dan Konservatisme. Sementara untuk posisi politiknya, partai ini mengambil Kanan-tengah (Kanan-moderat).

Adapun di ranah sosial dan olahraga, HT diketahui pernah menjabat sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada tahun 2003-2007. Hary Tanoe juga pernah menjadi Dewan Kehormatan/Pembina Persatuan Tinju Amatir Indonesia (2013-2016).

Pada tahun 2018-2022, HT menduduki posisi Ketua Federasi Futsal Indonesia (2014-2018). Ia kemudian kembali terpilih untuk periode 2018-2022.

Keluarga Hary Tanoesoedibjo

Pada tahun 1986, Hary Tanoesoedibjo menikahi Liliana Tanaja Tanoesoedibjo. Sama-sama high achiever, sang istri diketahui aktif berbisnis dan juga berpolitik mendampingi suaminya.

Ia tak hanya dikenal sebagai ahli kecantikan dan busana, tapi juga menjadi pemilik MNC Group, iNews, dan bekerja di MNC Corporation, Global Mediacom, serta MNC Media. Liliana Tanaja Tanoesoedibjo juga menjadi Komisaris RCTI selain menjabat sebagai Ketua Umum Kartini Perindo.

Pernikahan HT dan sang istri dikaruniai lima orang anak dan tiga orang putri mereka ikut terjun ke ranah politik. Putri pertama mereka ialah Angela Herliani Tanoesoedibjo yang kelahiran tahun 1987. Seperti diketahui, Angela kini tengah menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia sejak tahun 2019.

Adapun anak-anak yang lainnya adalah Valencia Herliani Tanoesoedibjo (1993), Jessica Herliani Tanoesoedibjo (1994), dan Clarissa Herliani Tanoesoedibjo yang lahir di tahun 1996. Kemudian anak bungsu mereka, Warren Haryputra Tanoesoedibjo, belakangan lahir pada tahun 2000.

Valencia Herliani Tanoesoedibjo, putri kedua Hary, diketahui menjabat sebagai Direktur Pelaksana GTV, Direktur MNC Studios International, Director of Digital Business PT MNC Tbk dan Deputy CEO MNC E-Commerce. Ia juga baru menikah dengan pemain bulu tangkis ternama, Kevin Sanjaya, pada bulan Maret 2023.

Valencia mempunyai gelar Master of Arts dari Universitas Teknologi, Sydney, Australia. Ia tercatat pernah mewakili Dapil Jawa Tengah IX mencakup Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Namun ia tak berhasil tembus ke Senayan dan menjadi anggota DPR.

Sementara itu, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, putri ketiga HT, merupakan caleg Partai Perindo dari Dapil Jawa Timur VII.

Menerima Beragam Penghargaan Prestisius karena Kepiawaiannya

Di usianya yang kini menginjak 57 tahun, Hary Tanoe kian mantap berkarya, memberi impact signifikan kepada sekelilingnya, dan terus mengumpulkan pundi uang melalui bisnis real estate dan media massa. Ia pun kerap menjadi pembicara dan dosen tamu di berbagai kampus dan perguruan tinggi karena kepiawaiannya berbisnis.

Selain itu, HT tercatat pernah beberapa kali menerima penghargaan bergengsi. Seperti, Entrepreneur of the Year 2010 dari Enterprise Asia, kategori Special Achievement Awards. Penghargaan ini didapatkannya lantaran Hary Tanoe sukses berbisnis di bidang media dan juga keuangan. 

Di tahun 2011, ia mendapatkan Unpredictable Newsmaker 2011 dari media portal Rakyat Merdeka Online (RMOL).

Pencapaian Baru adalah Tantangan Baru

Hary Tanoe (Sumber: www.jawapos.com)

Terkait kesuksesannya, Hary Tanoe menuturkan bahwa pencapaian dan penghargaan yang ia terima merupakan buah dari ketekunan dan kerja kerasnya bertahun-tahun. Merintis semuanya dari nol, Hary Tanoe menganggap pencapaiannya tak serta-merta akan membuatnya duduk santai.

Ia berpendapat, justru penghargaan dan pencapaian yang telah diraihnya membuatnya termotivasi lebih. Menurutnya, pencapaian baru ialah sebuah tantangan baru yang harus ditaklukkan.

Hary Tanoesoedibjo termotivasi lebih, bukan hanya untuk mempertahankan hasil kerja kerasnya, tapi juga agar menjadi lebih berprestasi lagi di kemudian hari.

Baca Juga: Menapaki Suksesnya Kiprah Budiono Darsono, Pendiri Portal Berita Kenamaan Detik.com