Cerita Haryanto Tanjo yang Sukses Ciptakan Aplikasi Moka

Haryanto Tanjo adalah CEO dan Co-Founder dari Moka Indonesia. Pada tahun 2019, Haryanto Tanjo bersama Grady Laksmono mendirikan startup tersebut. Moka ialah software kasir online yang membantu kinerja pengecer, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), serta toko retail. 

Kehadiran Moka dimaksudkan untuk memudahkan pedagang dalam operasional usaha di kesehariannya. Suksesnya perangkat lunak Moka membuat Haryanto meraih kucuran dana dari sejumlah investor terkemuka, salah satunya yaitu Softbank dan EDBI. Adapun total investasi dana tersebut diketahui mencapai 28 juta Dolar AS. 

Sejak kemunculannya pada tahun 2014, Moka yang unik dengan keunggulan yang spesifik ini tak hanya sukses besar. Startup point-of-sales mobile (mPOS) ini menjadi solusi bagi UMKM tanpa modal atau investasi untuk sistem keuangan digital mereka. Alhasil, Moka pun telah menjadi salah satu aplikasi kenamaan di Tanah Air. 

Pada tahun 2019, nama pria kelahiran Medan, 10 Maret 1989 ini berhasil masuk daftar bergengsi Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Teknologi Perusahaan (Enterprise Technology).

Baca Juga: Mengintip Kisah Sukses Steven Wongsoredjo dengan Social Commerce Garapannya, Aplikasi Super

Moka Terlahir dari Brainstorming di Kedai Kopi

Haryanto Tanjo (Sumber: depokrayanews.com)

Haryanto Tanjo dan Grady Laksmono telah berteman sejak kuliah di Amerika. Dari diskusi di kedai kopi, mereka menyadari sejumlah fakta menarik seputar isu teknologi dan usaha kecil di Indonesia.

Saat itu tahun 2014 dan teknologi tengah berkembang semakin pesat. Dua rekanan ini menyadari bahwa banyak pelaku usaha kecil yang menggunakan cara manual dalam menjalankan bisnisnya. Padahal, para pelaku UMKM memberikan kontribusi lebih dari 60% bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Keberadaan UMKM juga berpengaruh besar terhadap kemaslahatan rakyat, lantaran turut menyokong ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia. Terdapat 60 juta UMKM Indonesia yang tak tersentuh oleh pihak perbankan. Para pelaku usaha tersebut juga belum tersentuh oleh layanan usaha keuangan berbasis digital. 

Melihat fenomena itu, muncullah gagasan untuk membuka pasar baru dengan Moka sebagai produknya. Mereka pun mengambil nama Moka untuk startup inovatif yang akan diciptakan, karena Haryanto dan Grady sama-sama penyuka coffee mocha/mocca.

Mengambil Pendidikan Sesuai Passion

Haryanto Tanjo memiliki passion yang kuat di ranah teknologi. Itulah sebabnya ia mengambil pendidikan yang selaras dengan impiannya. 

Haryanto diketahui menyelesaikan pendidikannya di University of California, Berkeley pada tahun 2007-2009. Ia pun sukses meraih gelar Bachelor of Science Industrial Engineering and Operations Research. 

Kemudian Haryanto kembali mendapatkan Master of Business Administration (MBA) dari UCLA Anderson School of Management, setelah menempuh pendidikan dari 2012-2014.

Hengkang dari Pekerjaannya demi Realisasikan Moka

Sebelum merintis Moka, Haryanto Tanjo mendapatkan kebanyakan pengalaman kerjanya di Amerika. Kurang dari setahun, ia bekerja sebagai Manufacturing Engineer di Bayer HealthCare, di San Francisco Bay Area tahun 2009. Di tahun yang sama, Haryanto pun menjadi Consultant/Project Manager di Cisco Systems wilayah di San Jose. 

Selain itu, ia pernah bekerja selama dua tahun sebagai Associate Consultant di Webster Pacific, LLC, San Francisco Bay, pada tahun 2010-2012. Setelah kembali ke Tanah Air, ia menjadi Associate untuk McKinsey & Company (2013) di Jakarta.

Tak hanya berbekal passion yang kuat pada teknologi saja. Ia pun bermimpi untuk memberi solusi bagi para pelaku usaha Tanah Air. 

Haryanto berharap dirinya dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas. Itulah sebabnya Haryanto lantas memutuskan hengkang dari pekerjaannya untuk mewujudkan idenya menciptakan Moka. 

Moka Membantu Para UMKM Naik Kelas

Haryanto Tanjo percaya bahwa pemanfaatan maksimal teknologi yang canggih akan menghemat waktu banyak pengusaha UMKM. Dengan begitu, mereka pun bisa berfokus untuk pengembangan usaha agar bisa naik level ke skala yang lebih besar lagi.

Sehingga Haryanto mendirikan Moka pada Agustus 2014, sekaligus menduduki posisi sebagai CEO. Berkat sepak terjangnya bersama Moka, sosok Haryanto Tanjo pun kerap disebut berperan besar dalam memajukan UMKM Indonesia. 

Sampai sekarang, terhitung ia telah berkiprah bersama Moka selama hampir sembilan tahun. Di samping sibuk dengan Moka, Haryanto juga menjadi Head of Commerce Enablement untuk GoTo Financial sejak Maret 2020. 

Perannya ini memungkinkan usaha kecil menengah/UKM untuk berjualan secara online dan offline melalui rangkaian produk dari Moka, Selly, GoKasir, dan GoStore.

Baca Juga: Menapaki Suksesnya Kiprah Budiono Darsono, Pendiri Portal Berita Kenamaan Detik.com

Hadapi Sejumlah Tantangan, Terutamanya dalam Edukasi Pasar

Moka diketahui membantu pengecer dan usaha kecil menengah/UKM dalam mengelola pembayaran serta berbagai operasi bisnis yang lainnya. Moka sangat bisa digunakan oleh berbagai bidang usaha di Indonesia.

Ini dikarenakan sistem point-of-sales mobile (mPOS) Moka dirancang khusus agar bisa bekerja cepat serta mudah digunakan. Dengan demikian, seorang kasir atau pengelola kedai kopi dan restoran yang masih awam pun akan sanggup mengoperasikannya dengan mudah.

Walaupun Moka fungsional dan menjadi solusi terintegrasi dari problem yang ada, namun promosinya tak berjalan dengan semudah itu. Haryanto yang hobi bermain gitar dan tenis ini lantas melakukan banyak edukasi pasar, mengingat itulah tantangan terbesar yang dihadapinya. 

Ia pun terus mengedukasi dan menginformasikan betapa pentingnya mengoptimalkan kecanggihan teknologi demi kemajuan UMKM. Langkah ini terus dilakukannya dengan gencar dan menyeluruh.

Mendapat Pendanaan Seri B dari Investor Besar

Pada September 2018, Moka mendapat kucuran dana putaran Seri B dari Sequoia India and Southeast Asia, termasuk SoftBank Ventures Korea and EDBI, dan cabang investasi korporat Singapore’s Economic Development Board. Moka kurang lebih telah berhasil mengumpulkan dana sekitar 28 Dolar AS.

Kini Moka Point of Sales (POS) terus berkembang dan memiliki lebih dari 8000 paid outlet yang tersebar di 200 kota seluruh wilayah Nusantara. Karyawannya pun sudah berjumlah ratusan orang. 

Moka juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan penggunanya. Dan ini meliputi CRM (Customer Relationship Management), laporan transaksi harian, manajemen karyawan, kegiatan promosi, pengaturan penyimpanan dan persediaan barang, hingga akses ke dashboard serta laporan real-time. Itulah sebabnya aplikasi ini cocok untuk digunakan beraneka ragam bisnis.

Moka mempunyai banyak klien dari berbagai sektor industri yang dikategorikan ke dalam tiga bidang bisnis secara umum. Ketiga pengelompokan tersebut ialah food and beverages, peritel, serta pelaku usaha jasa layanan.

Kedai kopi, toko roti, food truck, dan restoran cepat saji termasuk dalam kategori food and beverages. Sementara bazaar, hobbies, hingga beauty and fashion store masuk ke kategori peritel. Adapun salon dan spa masuk ke dalam kategori penyedia jasa layanan.

Telah Diakuisisi Gojek Sejak 2020

Gojek menilai Moka mempunyai visi serta misi yang sejalan dengan nilai yang dianut mereka. Oleh karena itu, Moka pun diakuisisi oleh perusahaan teknologi on-demand serta platform pembayaran terdepan di Asia Tenggara tersebut.

Diketahui, lebih dari 40.000 pengusaha di 200 kota Indonesia telah mempercayai Moka sebagai solusi bisnis mereka. Berkat Moka, kemudahan didapatkan dalam mengoperasikan perangkat POS, pembukuan, usaha, pengadaan bahan baku, sistem pembayaran transaksi, bahkan untuk kepentingan peminjaman modal usaha.

Sementara itu, Gojek melalui layanan GoBiz telah digunakan oleh banyak pemilik usaha dengan jaringan kuat dan lebih dari 500.000 mitra merchant se-Indonesia. 96% dari angka tersebut diketahui merupakan pelaku UMKM. 

Meski Moka beroperasi sebagai entitas mandiri, namun ia terus terintegrasi dengan ekosistem merchant pihak Gojek. Ekosistem itu terdiri dari GoBiz, Super App yang menaungi GoPay, GoFood, dan sejumlah layanan seperti Midtrans dan lainnya.

Akuisisi dipercaya telah memberikan solusi terbaik dan terintegrasi bagi merchant atau mitra usaha, yang terdiri dari pengantaran makanan, pembayaran, hal-hal berkenaan kinerja operasional dan inventaris, serta sistem POS (Point of Sale). 

Kedua belah pihak berharap penggabungan ini semakin mendukung digitalisasi dan mempercepat laju pertumbuhan UMKM di Indonesia, baik bisnis offline maupun online.

Kembangkan Inovasi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Haryanto Tanjo (Sumber: moneter.id)

Haryanto Tanjo beserta timnya mengajak para inovator hebat lainnya untuk memberikan solusi terbaik yang bisa memecahkan kesulitan hidup masyarakat banyak. Ia ingin agar beragam inovasi teknologi semakin dikembangkan. 

Menurutnya, generasi muda Indonesia perlu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Para inovator perlu melakukan banyak eksperimen produk atau ciptaan yang tak hanya dapat bertahan, tapi juga berkesinambungan untuk jangka panjang.

Dengan membantu para pelaku usaha lebih melek dasar-dasar bisnis dan penjualan, niscaya taraf dan kualitas hidup masyarakat Indonesia pun bisa lebih baik dan produktif, karena telah mendapatkan solusi yang memudahkan.

Baca Juga: Cerita Shinta Nurfauzia Membangun Kesuksesan Lemonilo