Ingin Terjun ke Dunia Saham? Pahami Dulu Apa Itu Dividen, Cara Menghitung, dan Prosedur Penerimaannya

Dunia saham menjadi salah satu cara bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas untuk mendapatkan pendapatan pasif. Dunia saham juga menjadi cara alternatif untuk ‘menyimpan uang’ tanpa mengurangi nilai tukarnya. Artinya, dengan menabung saham, nilai uang tidak akan berkurang karena terkena imbas inflasi yang setiap tahun meningkat.

Hal ini banyak membuat masyarakat, khususnya dari kalangan menengah atas, ingin terjun dalam dunia saham tersebut. Bahkan, dengan banyaknya platform saham dan fintech reksadana, siapa saja kini dapat menanam saham. Cukup dengan dana minimal 100 ribu, atau ada juga yang cuma 50 ribu saja, seseorang sudah bisa menjadi seorang investor saham.

Namun, sebelum yakin untuk terjun dalam dunia saham, ada beberapa hal yang wajib untuk dipelajari oleh calon investor. Salah satu yang paling penting adalah dividen, keuntungan perusahaan yang menjadi hak milik dari para pemegang saham perusahaan saat bisnis berjalan sesuai atau melebihi target.

Ada kalanya, meski perusahaan mendapatkan laba cukup besar, dividen tidak diberikan kepada para pemilik saham karena beragam alasan. Untuk itu, agar memahami betul tentang cara kerja, cara menghitung, dan prosedur pemberian saham, simak penjelasannya berikut ini. 

Pengertian dari Dividen

Dalam mencari maksud dari dividen, akan ada beberapa penjelasan yang bisa didapatkan. Namun, pada dasarnya, yang dimaksud dengan dividen adalah bagian atas keuntungan perusahaan atau badan usaha yang diberikan kepada seluruh pemilik saham. Jumlah dividen yang diberikan berdasarkan jumlah keuntungan perusahaan serta nilai saham yang dimiliki oleh para investor. 

Biasanya, besaran laba atau keuntungan perusahaan yang akan dijadikan sebagai dividen ditentukan terlebih dahulu pada RUPS atau Rapat Umum Pemilik Saham. Proses pembayarannya pun dilakukan sesuai acuan yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Acuan tersebut meliputi jumlah pembayaran yang ditentukan bersama melalui RUPS oleh seluruh pemegang saham. Dengan begitu, tidak ada keputusan sepihak dari perusahaan atau investor dalam menentukan jumlah dividen yang akan diberikan nantinya. 

Yang kedua adalah keputusan apakah dividen tersebut memiliki sifat stabil atau tidak. Artinya, saat dividen bersifat stabil, maka jumlahnya dapat diperkirakan. Namun, saat sifat dividen tidak stabil, bisa diketahui bahwa jumlahnya dapat berubah-ubah atau bahkan tidak diberikan kepada investor karena alasan tertentu.

Hal inilah yang memengaruhi minat investor dalam menanamkan saham di sebuah perusahaan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan perihal pembayaran dividen harus dipertimbangkan dengan matang agar perusahaan dapat berkembang, dan mampu menarik minat para investor.  

Baca Juga: Lakukan ini untuk Hindari Kerugian saat Main Saham

Jenis Dividen yang Bisa Diterima Pemegang Saham

Pemberian dividen kepada pemilik saham sebuah perusahaan ternyata memiliki jenis yang bermacam-macam. Perbedaan bentuk pemberian tersebut ditentukan oleh kemampuan serta posisi perusahaan. 

Secara umum, ada 5 jenis dividen yang biasanya dipraktikkan oleh perusahaan, yaitu:

  1. Dividen Tunai

    Jenis dividen pertama yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah dividen tunai. Sesuai dengan namanya, pemberian dividen tunai dilakukan dalam bentuk cash atau uang tunai untuk para pemilik sahamnya dan menjadi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. 

    Pemilik saham juga lebih berminat pada perusahaan yang membagikan dividen jenis ini karena keuntungan bisa langsung dipergunakan. Tak ayal kebanyakan perusahaan dengan sistem saham membagikan dividen dengan jenis ini karena memang lebih simpel dan diminati oleh investor. 

  2. Dividen Saham

    Jenis yang kedua adalah dividen saham, yaitu pemberian keuntungan perusahaan dalam bentuk penambahan saham. Artinya, nilai saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan semakin meningkat seiring bertambahnya laba perusahaan. 

    Saat perusahaan memberlakukan pemberian dividen saham, maka posisi likuiditasnya cenderung tetap atau tidak berubah. Pasalnya, pemberian dividen dilakukan dengan menambah nilai saham para investor dan tidak menggunakan arus kas seperti pada dividen jenis tunai. 

  3. Dividen Barang

    Selanjutnya ada dividen barang yang pemberiannya berupa barang maupun jenis aktiva lain yang bukan kas. Perusahaan yang memberlakukan dividen jenis ini harus dapat memastikan barang yang diberikan bisa dibagi. Dalam kata lain, dividen barang harus memiliki bagian yang bersifat homogen atau satu ragam.

    Tidak hanya itu, pemberian dividen barang juga perlu dipertimbangkan dengan baik agar tidak mengganggu kinerja atau produktivitas perusahaan. Dengan begitu, perusahaan dapat tetap berkembang dan menambah nilai keuntungan yang bisa diperoleh. 

  4. Dividen Skrip

    Dividen juga bisa dibayarkan dengan bentuk janji utang atau skrip. Melalui skrip tersebut, perusahaan mencantumkan hak pemilik saham yang nantinya akan dibayarkan beserta waktu untuk jatuh temponya. Secara singkat, dividen skrip ini merupakan bukti utang perusahaan untuk membayarkan dividen dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 

  5. Liquidating Dividend

    Yang terakhir, liquidating dividend, pemegang saham akan menerima dividen yang berasal dari laba atau keuntungan yang didapatkan perusahaan. Akan tetapi, pemberian dividen jenis ini seringkali membuat modal perusahaan menjadi berkurang. Jadi, pembagian liquidating dividend jarang dilakukan oleh perusahaan. 

Risiko dari Adanya Kebijakan Dividen bagi Perusahaan dan Investor

Meski mendorong perusahaan untuk bisa mendapatkan suntikan dana dari investor, pemberian dividen juga memiliki risikonya tersendiri pada perkembangan bisnisnya. Risiko ini akan menjadi lebih berbahaya pada perusahaan yang masih baru pada tahap perkembangan. Jadi, petinggi perusahaan harus bisa membaca kondisi perusahaannya sebelum mencanangkan sistem pembagian dividen ini.

  1. Memicu Konflik

    Risiko dividen pada perkembangan bisnis perusahaan yang pertama adalah dapat memicu terjadinya konflik. Masalah ini dapat terjadi saat pemberian dividen tidak diperhitungkan dengan tepat. Akibatnya, akan terjadi konflik di antara pemegang saham dan pemberi saham hingga dapat menimbulkan biaya keagenan utang.

  2. Menurunkan Kinerja Perusahaan

    Selain itu, ada beberapa kondisi yang memungkinkan perusahaan untuk sewaktu-waktu tidak memberikan dividen kepada para pemilik saham. Saat hal ini terjadi, bukan tidak mungkin para investor akan menarik saham di perusahaan tersebut karena merasa dirugikan. Alhasil, kinerja perusahaan akan menurun secara drastis.

  3. Menimbulkan Masalah Baru

    Untuk perusahaan yang stabil menaikkan jumlah dividen yang diberikan, akan menjadi masalah baru saat keuntungan bisnis tidak mencapai target atau memiliki kondisi keuangan tidak sehat. Saat memaksakan untuk memberi dividen, perusahaan harus bisa memutar otak agar tetap menjaga kepercayaan dari investor.  

Cara Menghitung Nilai Dividen yang Didapatkan

Dalam menghitung nilai dividen, ada 3 elemen dasar yang harus dipahami, yaitu keuntungan bersih perusahaan atau EPS, rasio pembayaran dividen atau DPR, dan jumlah saham yang beredar. Ketika EPS sudah diketahui, perusahaan dapat menentukan persentase DPR yang bakal diberikan ke pemilik saham. Penentuan nilai DPR tersebut dilakukan melalui RUPS.

Cara menghitung jumlah dividen pada dasarnya cukup sederhana. Jumlah dividen yang nantinya akan diberikan kepada pemilik saham dapat dihitung dengan rumus:

Dividen = EPS atau Laba Bersih x DPR dalam Bentuk Persentase

Setelah menemukan jumlah dividen yang dapat dibagikan, perusahaan harus terlebih dulu menentukan besaran dividen untuk satu lembar saham. Rumus menghitungnya juga cukup sederhana, yaitu:

Dividen Setiap Saham = Dividen : Saham yang Beredar

Jadi, dapat diketahui jika semakin banyak memiliki lembar saham, semakin banyak pula jumlah dividen yang bisa didapatkan oleh para investor. 

Baca Juga: Trik Berinvestasi Saham dengan Modal Minim

Prosedur Pemberian Dividen pada Pada Pemilik Saham

Saat memutuskan untuk memberikan dividen, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh perusahaan. Prosedur tersebut terbagi dalam beberapa tanggal penting sebelum akhirnya dividen dapat diterima oleh para pemilik saham perusahaan. 

  1. Tanggal Pengumuman 

    Prosedur yang pertama adalah tanggal pengumuman yang menginformasikan bentuk serta besaran dividen yang akan didapatkan oleh pemilik saham. Tanggal pengumuman ini juga mengumumkan kapan dividen nantinya akan diberikan. 

  2. Tanggal Pencatatan

    Setelah itu, perusahaan akan mengumumkan tanggal pencatatan, yaitu pendataan tentang nama para pemilik saham yang berhak menerima dividen. Jadi, pemilik saham yang namanya tidak terdata di tanggal pencatatan tidak akan memperoleh dividen yang akan diberikan oleh perusahaan.

  3. Tanggal Cum Dividen

    Prosedur yang ketiga adalah tanggal cum dividen, yaitu hari terakhir dilakukannya perdagangan saham yang memiliki hak mendapatkan dividen. Hal ini mencakupi dividen dalam bentuk cash ataupun saham.

  4. Ex Dividen 

    Berlanjut ke tanggal ex dividen yang berarti dividen tidak lagi melekat pada saham yang masih diperjualbelikan. Dalam kata lain, investor yang baru membeli saham perusahaan setelah pengumuman tanggal ini tidak akan mendapatkan dividen di periode yang berlangsung. 

  5. Tanggal Pembayaran (Payment Date)

    Terakhir, ada tanggal pembayaran atau payment date dimana perusahaan memberikan dividen sesuai yang diumumkan sebelumnya kepada para pemilik saham. Jadi, pemegang saham yang namanya tercantum pada pendataan investor yang berhak menerima dividen dapat mengambilnya pada tanggal ini.   

Dividen Wajib Dipahami agar Cuan Bermain Saham Optimal

Dunia saham menjadi salah satu alternatif bagi pebisnis atau karyawan agar nilai uang yang dimiliki tidak berkurang karena inflasi. Selain karena nilai saham dapat semakin bertambah seiring berjalannya waktu, investor juga bisa mendapatkan dividen saat perusahaan memiliki kinerja yang baik. Dengan begitu, cuan saat bermain saham akan menjadi lebih optimal. 

Baca Juga: Imbas Corona di Pasar Saham, Cek Deretan Saham yang Potensi Cuan Terus