Menguak Kondisi Ekonomi secara Menyeluruh, Ini Penjelasan Lengkap tentang Apa Itu Makroekonomi

Dalam sebuah negara, tingkat ekonomi mampu menggambarkan banyak hal seputar kondisinya, termasuk tingkat kemajuan serta kesejahteraan dari masyarakatnya. Berkaitan dengan finansial, setiap negara tentu perlu memahami tentang bagaimana kondisi keuangannya terkini, termasuk dalam konteks yang luas dan menyeluruh. 

Terkait kondisi ekonomi pada tingkat nasional atau regional secara menyeluruh tersebut bisa diketahui melalui pemahaman tentang apa itu ilmu makroekonomi. Secara singkat, makroekonomi bisa dipahami sebagai ilmu yang menjelaskan tentang fluktuasi siklus pendapatan serta pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan dan produksi, pengangguran, dan berbagai aspek penting lainnya. 

Tentunya, mengenai istilah tersebut, ada banyak sekali hal yang menarik untuk dibahas dan dimengerti oleh semua orang. Pasalnya, pengaruh dari makroekonomi ini telah terbukti mampu berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari. 

Nah, jika kamu ingin tahu lebih lanjut terkait apa itu makroekonomi, perannya pada sektor investasi, indikator dasar, hingga perbedaannya dengan mikroekonomi, berikut penjelasan lengkapnya. 

Baca Juga:  Prinsip Ekonomi, Manfaat dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari

Apa Itu Makroekonomi?

Pada dasarnya, ada banyak definisi dari ilmu makroekonomi. Yang pertama adalah mempelajari perilaku ekonomi nasional maupun regional dengan menyeluruh. Selain itu, istilah ini juga bisa diartikan sebagai ilmu yang menguak fluktuasi siklus pendapatan serta pertumbuhan ekonomi, distribusi produksi serta pendapatan, inflasi, pengangguran, hingga pasar keuangan. 

Sementara itu, mengacu dari penjelasan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, makroekonomi adalah cabang dari keilmuan ekonomi yang secara menyeluruh mempelajari kondisi ekonomi. Hal tersebut mencakup tenaga kerja & pengangguran, pemasukan domestik bruto atau PDB, produktivitas, anggaran pendapatan serta pengeluaran pemerintah, pertumbuhan ekonomi, tingkat harga, kebijakan fiskal & moneter, inflasi, neraca pembayaran nilai tukar, dan beragam hal lainnya. 

Secara singkat, makroekonomi bisa dipahami sebagai suatu cabang ilmu ekonomi, di mana mempelajari ekonomi secara menyeluruh. Hal tersebut berkaitan pula dengan cara ekonomi berperilaku pada skala besar. Beberapa fenomena yang diamati pada keilmuan makroekonomi, antara lain, inflasi, PDB, hingga perubahan pada tingkat pengangguran.

Pentingnya Mempelajari Makroekonomi untuk Investasi

Karena mampu menguak kondisi ekonomi sebuah negara secara umum, makroekonomi mampu menjadi salah satu informasi penting pada aktivitas investasi. Merupakan cerminan dari kondisi kesehatan ekonomi suatu wilayah tertentu, makroekonomi mampu mempengaruhi daya tarik terhadap sejumlah instrumen investasi untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. 

Sebagai contoh, terdengar kabar tentang pertumbuhan ekonomi negara yang cukup signifikan di waktu mendatang. Menanggapi berita tersebut, tentu tidak sedikit investor yang terpacu untuk menanamkan dana pada pasar modal. 

Alasannya karena pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung meningkatkan kondisi pada pasar dan mendongkrak kinerja finansial dari emiten di pasar modal. Alhasil, nilai sahamnya mempunyai peluang meningkat di waktu mendatang dan membuat investor terpacu untuk terjun pada pasar modal

Pun sebaliknya, jika kabar seputar makroekonomi negatif, sebagian besar investor bakal menarik modalnya dari bursa. Hal tersebut dilakukan guna meminimalkan risiko penurunan harga emiten imbas dari sentimen ini. Jadi, bisa dipahami jika informasi terkait makroekonomi ini tak hanya berguna untuk mengetahui kondisi ekonomi sebuah negara saja, tapi mempengaruhi pola kinerja dari sejumlah instrumen investasi. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi dan Bagaimana Cara Mengukurnya

Peran Kebijakan Fiskal  dan Kebijakan Moneter pada Makroekonomi

Guna menjaga kondisi ekonomi negara, pemerintah selaku pemangku kebijakan akan mengemukakan sejumlah regulasi. Regulasi tersebut umumnya terbagi dalam 2 jenis, yaitu kebijakan moneter serta kebijakan fiskal. Berikut penjelasannya. 

Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal

Yang dimaksud dengan kebijakan moneter sendiri ialah rangkaian regulasi dan strategi untuk mengontrol jumlah pasokan tunai yang beredar pada 1 lingkup ekonomi. Regulasi tersebut dijalankan oleh bank sentral di negara yang bersangkutan. 

Demi bisa melancarkan kebijakan tersebut, bank sentral biasanya akan melakukan 3 strategi umum. Ketiga strategi tersebut, yaitu, menyesuaikan suku bunga acuan, melaksanakan regulasi pasar terbuka, serta mengganti aturan GWM atau Giro Wajib Minimum. 

Selain itu, ada pula jenis kebijakan moneter kontraktif dan ekspansif yang dapat dilakukan oleh bank sentral guna mencapai target ekonomi tertentu. Untuk jenis ekspansif, kebijakan moneter dilakukan untuk menstimulasi kredit melalui penurunan suku bunga acuan sehingga pertumbuhan ekonomi terdorong. Sedangkan untuk jenis kontraktif, kebijakan moneter dilakukan untuk mengerek tingkat bunga acuan agar penyaluran kredit pada masyarakat bisa ditekan dan menurunkan tingkat inflasi.

Di sisi lain, kebijakan fiskal merupakan sederet langkah pemerintah dalam membelanjakan APBN atau pemasukan negara yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam kata lain, yang dimaksud dengan kebijakan fiskal merupakan strategi pemerintah mengelola anggaran negara agar tercapai target ekonomi, seperti, pemerataan pembangunan, stabilitas ekonomi dan harga, hingga menurunkan tingkat pengangguran. 

Selayaknya kebijakan moneter, terdapat 2 jenis kebijakan fiskal yang biasa dilakukan oleh pemerintah, yaitu, kontraktif dan ekspansif. Kebijakan fiskal jenis ekspansif dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan cara meringankan tarif pajak atau menggenjot perbelanjaan negara. 

Sementara untuk kebijakan fiskal jenis ekspansi dilakukan guna menurunkan tingkat inflasi atau pertumbuhan ekonomi. Caranya bisa dengan meningkatkan tarif pajak serta memangkas anggaran belanja pemerintah.

Indikator Dasar dari Makroekonomi

Secara umum, terdapat 5 indikator dasar dari makroekonomi, yaitu:

Indikator Dasar Makroekonomi Penjelasan
PDB (Produk Domestik Bruto)

Adalah total nilai barang & jasa yang diproduksi suatu wilayah selama kurun waktu tertentu. Setiap negara memakai indikator ini guna mengetahui kondisi ekonomi dan sifatnya esensial agar bisa mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi melalui perbandingan PDB di periode berbeda. Selain itu, mengetahui kondisi ekonomi negara ini juga berguna untuk mengetahui performa dari setiap kebijakan ekonomi yang telah dilakukan agar mampu mengevaluasinya.

Tingkat Bunga Mengacu pada jumlah biaya yang harus dikeluarkan masyarakat ketika mengajukan pinjaman di perbankan. Nominal bunga tersebut ditampilkan dengan bentuk persentase tiap tahun. Tergantung dari kondisi ekonomi, bank sentral umumnya akan menetapkan tingkat bunga acuan berbeda guna bisa mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Inflasi

Merupakan tingkat kenaikan harga dari produk dan jasa pada suatu rentang waktu khusus. Mengukur tingkat inflasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti, mengetahui tingkat kenaikan harga produk dan jasa, serta peningkatan biaya hidup pada suatu wilayah tertentu. 

Saat inflasi meningkat, biaya hidup akan semakin mahal dan melambatkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut membuat kebijakan yang mampu mempengaruhi kondisi makroekonomi perlu diambil.

Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran ini menjadi indikator ekonomi yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi negara, dan nilainya berfluktuasi tergantung siklus ekonomi. Saat tingkat pengangguran tinggi, investor asing umumnya akan enggan berinvestasi pada suatu wilayah tertentu sehingga aliran dana dari luar juga menjadi lebih terbatas.
APBN (Anggaran Pendapatan & Belanja Negara) Merupakan proyeksi pendapatan serta belanja negara di periode waktu tertentu. Pengelolaan APBN ini mampu mempengaruhi kondisi makroekonomi sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi negara.

Perbedaan Makroekonomi dan Mikroekonomi

Perbedaan makroekonomi dan mikroekonomi bisa dilihat dari ruang lingkup yang dibahas di dalamnya. Sesuai namanya, makroekonomi mengacu pada lingkup kondisi ekonomi lebih luas dan menyeluruh dibanding mikroekonomi. 

Walaupun begitu, beragam faktor yang dibahas pada lingkup makroekonomi juga bisa mempengaruhi mikroekonomi. Sebagai contoh, tingkat pengangguran pada pembahasan makroekonomi mampu mempengaruhi ketersediaan dari tenaga kerja, di mana hal tersebut merupakan fokus dari mikroekonomi. 

Tidak hanya itu, ada perbedaan makroekonomi dan mikroekonomi pada konteks perilaku. Misalnya paradox of thrift, yakni menabung sebagai kunci meningkatkan kekayaan. Tapi, secara agregat dari makroekonomi, jika setiap orang melakukan perilaku yang sama, yaitu menabung, hal tersebut malah bisa berdampak terhadap perlambatan ekonomi serta berkurangnya tingkat kekayaan.

Dampaknya Kentara di Masyarakat, Konsep Makroekonomi Krusial Dipahami

Sebagai cabang ilmu ekonomi, makroekonomi mempelajari perilaku ekonomi sebuah negara dalam cakupan yang lebih luas alias agregat. Konsep ekonomi tersebut amat penting untuk dipahami karena mampu menguak dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, selaku pemangku kebijakan ekonomi, pemerintah harus mampu mengambil keputusan ekonomi yang tepat dan terbaik sesuai kondisi makroekonomi.

Baca Juga:  Cara Cerdas Investasi Reksadana Untuk Mengalahkan Inflasi