Ini Pengertian Obligasi Korporasi, Cara Membeli, dan Perbedaannya dengan Obligasi Pemerintah

Investasi sudah luas dipahami sebagai salah satu metode yang ampuh untuk melipatgandakan uang. Melalui investasi, nilai dari modal yang ditanam akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Tergantung dari profil risiko dan tujuan berinvestasi, investor dapat memilih sendiri jenis produk atau instrumen investasinya.

Di antara beragam instrumen investasi yang bisa dipilih, obligasi termasuk sebagai salah satu yang paling populer. Alasannya karena obligasi adalah salah satu instrumen investasi dengan pendapatan yang tetap, berisiko rendah, serta dipilih untuk meningkatkan pertumbuhan nilai dari portofolio investasi. 

Obligasi sendiri bisa dibagi ke dalam beberapa jenis, salah satunya adalah obligasi korporasi. Sebagai instrumen surat utang yang diterbitkan perusahaan swasta nasional, tak terkecuali BUMD dan BUMN, obligasi korporasi tentu bisa menjadi opsi investasi yang menjanjikan dengan janji keuntungan dari bunga, tanpa perlu khawatir berlebihan dengan risikonya. 

Meski begitu, ada beberapa hal yang penting untuk dipahami seputar produk investasi ini sebelum memutuskan untuk membelinya. Nah, agar lebih yakin mengambil langkah untuk memasukkan obligasi ke portofolio investasimu, simak penjelasan mengenai pengertian obligasi korporasi, cara membeli, dan perbedaannya dengan obligasi pemerintah berikut ini. 

Baca Juga: Apa Itu Obligasi? Inilah Penjelasan Lengkapnya

Apa Pengertian Obligasi secara Umum?

Pengertian Obligasi

Sebelum membahas tentang apa itu obligasi korporasi, kamu harus lebih dulu memahami pengertian dari obligasi. Obligasi adalah instrumen investasi efek dengan pendapatan tetap yang dipilih untuk memberikan pertumbuhan pada nilai investasi dengan stabil. Dibandingkan dengan saham, risiko dari produk investasi ini tentu jauh lebih stabil sehingga lebih cocok dipilih oleh investor dengan profil risiko sedang.

Berdasarkan penjelasan dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan, obligasi diartikan sebagai surat utang berjangka menengah ataupun panjang yang bisa diperjualbelikan. Instrumen investasi ini berisi janji pihak penerbitnya dalam membayar imbalan atau keuntungan dalam bentuk bunga atau kupon di periode tertentu, sekaligus membayar pokok utang di akhir periodenya. 

Pengertian Obligasi Korporasi

Setelah memahami apa itu obligasi, kini beranjak ke pengertian obligasi korporasi. Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh BUMN, BUMD, ataupun perusahaan nasional yang berstatus swasta. 

Penerbit dari obligasi korporasi akan membayar kembali pokok utang sekaligus dengan kupon bunganya ketika tanggal jatuh tempo pembayarannya tiba. Tingkat return atau imbal hasil dari obligasi korporasi telah ditentukan lebih dulu, termasuk dengan jangka waktu berakhirnya. 

Perbedaan Obligasi Korporasi dengan Obligasi Pemerintah

 

Obligasi Korporasi

Obligasi Pemerintah

Penerbit

Perusahaan atau Badan Usaha Milik Pemerintah

Pemerintah itu sendiri

Pengertian

Surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pihak korporasi di Indonesia, baik itu, korporasi swasta maupun BUMN atau BUMD

Obligasi berupa surat utang negara atau SUN yang diterbitkan Pemerintah Indonesia

Jenis

  • Obligasi kupon tetap
  • Obligasi kupon variabel
  • Obligasi yang menganut prinsip syariah
  • Obligasi kupon tetap dengan seri FR atau fixed rate
  • Obligasi kupon variabel dengan seri VR atau variable rate
  • Obligasi yang menganut prinsip syariah atau bisa juga disebut dengan sukuk negara

Beberapa Istilah yang Penting Dipahami Terkait Obligasi

Selain definisi dan pengertian di atas, ada pula beberapa istilah terkait obligasi yang penting dipahami oleh investor. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini.

Istilah

Penjelasan

Face Value atau Nilai Nominal

Nilai pokok sebuah obligasi yang bakal diterima pemegang surat utang tersebut di saat obligasi telah berakhir atau tiba jatuh temponya.

Interest Rate atau Kupon

Nilai bunga atau interest rate yang didapatkan pemegang obligasi. Pemberian bunga ini dilakukan secara berkala, dengan kelaziman pembayaran interest rate obligasi setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.

Maturity atau Jatuh Tempo

Tanggal di mana pemegang obligasi bakal memperoleh pembayaran kembali atas nilai nominal atau pokok obligasi yang dipunyainya. Periode ini biasanya bervariasi antara 365 hari hingga di atas 5 tahun, tergantung dari ketentuan penerbit surat utang tersebut.

Masa Jatuh Tempo Obligasi

Perlu dipahami jika semakin lama masa jatuh tempo obligasi, risiko yang diberikannya akan menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh, obligasi dengan masa jatuh tempo 1 tahun akan jauh lebih mudah diprediksi ketimbang obligasi dengan periode maturity hingga 5 tahun. Walaupun, semakin lama masa jatuh tempo sebuah obligasi, kupon atau bunganya juga akan menjadi lebih tinggi. 

Issuer atau Penerbit

Penerbit dari obligasi atau surat utang. Mengenali dan mengetahui penerbit obligasi termasuk sebagai faktor penting sebelum memutuskan untuk berinvestasi di instrumen tersebut. Alasannya karena investor jadi lebih mampu untuk mengukur risikonya, termasuk terkait kemungkinan penerbit tak mampu memenuhi kewajibannya membayar kupon ataupun nilai pokoknya secara tepat waktu saat masa jatuh temponya berakhir. 

Baca Juga: Investasi Obligasi di Masa Pandemi, Ini Untung Ruginya

Keuntungan Obligasi Korporasi

  1. Sarana Mendapatkan Penghasilan Tetap atau Fixed Income

    Pada obligasi, bunga atau kuponnya akan dibayarkan secara rutin hingga masa jatuh temponya berakhir. Pemberian keuntungan ini ditetapkan melalui persentase dari nilai nominal pokoknya. 

    Tingkat kupon atau bunga pada obligasi umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga pada deposito perbankan. Itulah mengapa obligasi banyak menarik perhatian investor yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah, tapi tetap mampu memberikan untung optimal secara berkala.

  2. Keuntungan dari Penjualan Obligasi atau Capital Gain

    Keuntungan lainnya adalah profit yang bisa didapatkan dengan menjual obligasi atau biasa disebut dengan capital gain. Pemegang obligasi bisa memperjualbelikan produk obligasi yang dipunyainya dengan harga lebih tinggi ketimbang harga belinya lampau. Nah, selisih harga pembelian dan penjualan itulah yang bisa menjadi keuntungan tambahan dari pemilik instrumen investasi ini. 

    Capital gain ini juga bisa didapatkan saat investor membelinya dengan harga diskon, atau lebih rendah ketimbang nilai nominalnya. Lalu, pada saat jatuh temponya berakhir, investor bisa mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan nilai pokoknya.

Risiko Obligasi Korporasi

  1. Perusahaan Tak Mampu Membayar Bunga atau Pokok Obligasi

    Salah satu risiko dari investasi ini adalah kemungkinan perusahaan penerbit tidak dapat membayar kuponnya, ataupun mengembalikan nilai pokok obligasinya. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya tersebut dikenal sebagai default. Meskipun jarang terjadi, ada beberapa kasus saat penerbit tak mampu melunasi, baik bunga ataupun pokok obligasinya.

  2. Fluktuasi Harga Obligasi Ditentukan Tingkat Suku Bunganya

    Selain itu, risiko obligasi terletak pada harganya yang sangat rentan terhadap pergerakan dari tingkat suku bunganya. Jika nilai suku bunga rendah, harga obligasi akan meningkat, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menyiasatinya, investor perlu jeli memperkirakan nilai suku bunga agar dapat memutuskan untuk memegang sebuah obligasi, membeli baru, atau menjualnya guna memperoleh untung optimal. 

Daftar Obligasi Korporasi di Indonesia

Daftar Obligasi Korporasi di Indonesia

  • Obligasi Korporasi dari Adira Dinamika Multifinance.
  • Obligasi Korporasi dari Indosat.
  • Obligasi Korporasi dari Maybank.
  • Obligasi Korporasi dari CIMB NIaga.
  • Obligasi Korporasi dari Pertamina.
  • Obligasi Korporasi dari BRI.
  • Obligasi Korporasi dari PLN.

Walaupun Rendah Risiko, Tetap Bijak Beli Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi adalah salah satu jenis obligasi yang bisa dibilang cukup populer di kalangan para investor. Risikonya yang terbilang rendah, namun mampu memberikan profit menjanjikan merupakan daya tarik dari instrumen investasi ini. Akan tetapi, memilih produk investasi ini tetap perlu dilakukan dengan bijak guna meminimalkan risiko buruknya. 

Baca Juga: Obligasi Syariah Sukuk – Jenis, Contoh, Cara Menghitungnya