Phenylpropanolamine: Deskripsi, Manfaat, Dosis, dan Interaksi Obat untuk Atasi Hidung Tersumbat

Bagi sebagian orang, bersin adalah masalah kesehatan yang biasa terjadi. Umumnya, gejala ini akan muncul ketika seseorang sedang terserang flu atau batuk pilek. Tak hanya itu, masalah kesehatan lain yang juga ditandai dengan bersin berulang adalah reaksi alergi dan radang sinus. 

Walaupun tidak begitu mengancam kesehatan penderitanya, tapi jika dibiarkan, bersin tentu akan terasa sangat mengganggu. Di samping itu, bukan tidak mungkin akan timbul reaksi tambahan seperti hidung merah dan gatal hingga terasa perih. Jika tak ingin hal tersebut terjadi, maka penanganan yang tepat perlu segera dilakukan. 

Salah satu rekomendasi untuk meredakan bersin dan hidung tersumbat adalah mengonsumsi phenylpropanolamine hcl. Jenis obat ini bisa meringankan gejala hidung tersumbat atau mampat, sehingga napas menjadi lebih lega. 

Selain untuk mengobati bersin, phenylpropanolamine juga biasa dimasukkan pada resep obat untuk menurunkan berat badan. Meskipun begitu, penggunaannya tak boleh sembarangan dan harus dalam pengawasan dokter. Untuk lebih jelas lagi, berikut penjelasan mengenai phenylpropanolamine.

Baca juga: Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Deskripsi Obat Phenylpropanolamine

Obat phenylpropanolamine

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, phenylpropanolamine adalah salah satu alternatif pengobatan untuk menangani masalah bersin atau hidung tersumbat. Cara kerja dari obat ini adalah menyusutkan pembuluh darah vena maupun arteri dalam tubuh yang awalnya melebar sehingga bisa membuat napas kembali lancar. 

Selain untuk mengatasi hidung tersumbat, phenylpropanolamine juga biasa dikombinasikan dengan jenis obat-obatan diet yang dijual di pasaran. Alasannya, kandungan di dalamnya dipercaya mampu menekan nafsu makan sehingga tujuan penurunan berat badan bisa lebih mudah dicapai.

Meski begitu, sebagai obat bebas dan obat resep, penggunaannya tak boleh dilakukan secara sembarangan. Hal ini dikarenakan penggunaan obat ini secara berlebihan atau tak sesuai dosis bisa meningkatkan risiko penyakit stroke dan penyakit serius lainnya. 

Obat ini boleh dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak. Meski begitu, bagi ibu hamil dan ibu menyusui, penggunaan obat ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan risiko efek samping dan dampak kandungannya terhadap ibu, janin, dan ASI.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan, penggunaan obat ini menunjukkan adanya gejala efek samping pada janin. Meski begitu, temuan tersebut masih perlu dibuktikan lebih lanjut melalui studi terkontrol terhadap manusia. Dalam kata lain, penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan saat manfaat yang diberikan jauh lebih besar ketimbang risikonya terhadap janin. 

Di samping itu, bagi ibu yang sedang menyusui, penggunaan obat ini juga sebaiknya dihindari. Pasalnya, kandungannya diketahui mampu terserap pada ASI. Karenanya, jika kamu sedang menyusui, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mampu mengetahui dampak atau risiko efek sampingnya terhadap bayi.

Di pasaran, phenylpropanolamine ini biasa ditemukan dengan merek dagang seperti procold flu, ultraflu, sanaflu, paraflu, flutamol, dan sebagainya. Obat ini juga bisa ditemukan dalam bentuk tablet maupun sirop sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi sesuai dengan preferensi pasien. 

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Phenylpropanolamine

Ada beberapa kondisi kesehatan yang tidak membolehkan seseorang untuk mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu, termasuk phenylpropanolamine. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

  • Jangan mengonsumsi obat ini jika memiliki riwayat alergi dengan obat-obat jenis phenylpropanolamine atau turunannya.
  • Informasikan pada dokter jika memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, jantung, gangguan tiroid, dan glaukoma. Hal ini penting dilakukan karena penggunaan obat ini sangat dibatasi pada penderita penyakit tersebut.
  • Konsumsi phenylpropanolamine sangat tidak dianjurkan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat antidepresan jenis MAOI dalam kurun waktu kurang lebih 14 hari ke belakang.
  • Untuk jenis sirop, terkandung pemanis buatan sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi penderita fenilketonuria dan diabetes melitus.
  • Jangan berikan phenylpropanolamine pada pasien berusia 60 tahun ke atas tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.
  • Informasikan pada dokter jenis obat yang tengah aktif dikonsumsi saat ini sebelum menggunakan phenylpropanolamine, termasuk, jenis produk herbal atau suplemen.

Aturan Pakai dan Dosis Phenylpropanolamine

Biasanya, dokter akan meresepkan obat jenis ini dengan dosis yang berbeda sesuai dengan bentuk obat serta usia pasien.

  • Tablet

Dewasa: 25 mg oral setiap  4 jam atau 75 mg setiap 12 jam dengan total keseluruhan tidak melebihi 150 mg/hari.  

Anak umur 6 sampai 12 tahun:  12,5 mg setiap 4 jam dengan total maksimum konsumsi 37,5 mg/hari.

  • Sirup

Anak umur 2 sampai 6 tahun: 2,5 - 5 ml  sebanyak 2 atau 3 kali per hari

Anak-anak 6 sampai 12 tahun: 5- 10 ml sebanyak 3 atau 4 kali per hari

Pastikan untuk memberi cukup jeda waktu antar jadwal minum obat ini. Jika terlewat, segera minum selama jeda waktu dengan waktu minum selanjutnya masih cukup lama. Namun, jika sudah dekat dengan waktu minum selanjutnya, abaikan dan minum di jadwal minum selanjutnya tanpa menggandakan dosis.

Agar efektivitas penggunaan obat menjadi lebih optimal, usahakan untuk selalu mengonsumsi phenylpropanolamine di jam yang sama per harinya. Jika gejala tidak berkurang bahkan setelah mengonsumsi phenylpropanolamine selama 7 hari, segera hentikan penggunaan obat tersebut dan periksakan diri dengan dokter. 

Cara Tepat Megonsumsi Phenylpropanolamine

Minum phenylpropanolamine

Meskipun sangat mudah ditemukan di apotek atau toko obat, phenylpropanolamine tak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar penggunaan obat ini tak menimbulkan efek samping yang malah membahayakan kesehatan.

Konsumsi obat ini sesuai dengan anjuran dokter dan jangan pernah mengurangi atau menambah dosis yang telah ditentukan. Minum obat dengan air putih sesudah makan. Menyebabkan kantuk, hindari berkendara, mengoperasikan mesin berat, atau melakukan aktivitas dengan tingkat konsentrasi tinggi pasca menggunakan obat ini. 

Terkait penyimpanannya sendiri, letakkan phenylpropanolamine pada tempat yang kering, memiliki suhu ruang, dan tak terjangkau hewan peliharaan atau anak-anak. Jauhkan pula obat ini dari paparan sinar matahari secara langsung agar kondisinya tidak rusak.

Efek Samping Phenylpropanolamine

Seperti obat-obatan pada umumnya, phenylpropanolamine juga memiliki efek samping yang mungkin timbul setelah dikonsumsi, antara lain:

  • Pusing atau kepala terasa berat
  • Menimbulkan kantuk
  • Mual atau muntah
  • Keringat berlebih
  • Pandangan kabur
  • Gelisah
  • Gemetar atau tremor

Namun, jika efek samping yang timbul tak kunjung mereda, atau bahkan semakin memburuk, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri pada dokter. Lakukan hal serupa saat penggunaan obat ini menimbulkan efek samping lebih serius, misalnya, jantung berdebar, denyut nadi lebih cepat, halusinasi, bahkan kejang.

Interaksi Phenylpropanolamine saat Dikonsumsi Bersama Obat Lain

Selayaknya jenis obat lainnya, phenylpropanolamine juga mampu memicu interaksi saat digunakan bersama dengan obat lain. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa efek interaksi antar obat dari penggunaan phenylpropanolamine yang penting untuk diwaspadai

  • Meningkatkan risiko hipertensi yang bisa berakibat fatal saat phenylpropanolamie dikonsumsi bersama dengan obat jenis bromocriptine, obat MAOI seperti linezloid atau isocarboxid.
  • Meningkatkan risiko terjadinya psikosis saat obat ini digunakan bersama amantadine.
  • Meningkatkan risiko terjadinya halusinasi sampai perasaan gelisah yang berlebihan saat obat ini dikonsumsi bersama dengan obat jenis antidepresan, seperti amoxapine, clomirapine, protiptyline, dan sebagainya.
  • Meningkatkan risiko gangguan irama jantung atau artimia saat dikonsumsi bersama dengan kandungan kafein dalam minuman kemasan, cola, kopi, atau cokelat.
  • Meningkatkan risiko hipertensi maupun gangguan irama jantung saat obat ini dikonsumsi bersama alkohol atau kandungan tembakau pada rokok.

Baca juga: Acetylcysteine: Deskripsi Obat, Dosis, Cara Penggunaan, serta Efek Sampingnya

Tetap Jaga Kesehatan dengan Memastikan Kondisi Tubuh Selalu Prima

Itulah penjelasan lengkap mengenai deskripsi phenylpropanolamine, manfaat, aturan pakai dan dosis, hingga interaksi antar obat dan efek sampingnya. Penting dipahami jika obat ini ampuh mengatasi masalah hidung tersumbat yang terjadi akibat flu, alergi, batuk pilek, maupun radang sinus, namun tidak untuk menyembuhkan penyakit atau masalah kesehatan yang menyebabkan gejala tersebut. Jadi, pengguna obat ini masih harus melakukan jenis pengobatan lainnya agar mampu mengatasi penyakit yang menyebabkan gejala tersebut, termasuk menjaga kesehatan agar kondisi tubuh tidak rentan terserang penyakit.