Saham Blue Chip: Pengertian, Ciri-ciri, dan Daftarnya

Saham blue chip adalah jenis saham unggulan yang banyak direkomendasikan agar investasi saham aman. Kalau mendekap saham blue chip, susah dimanipulasi atau digoreng harganya oleh bandar maupun oknum pasar modal.  

Saham blue chip disebut juga saham lapis satu. Saham lapis satu merupakan pendorong utama IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), sebab saham-saham yang berada di first liner ini memiliki kapitalisasi pasar (market capitalization) besar.

Baca Juga: Harga Saham IHSG Hari Ini (IDX Composite)

Apa Itu Saham Blue Chip?


Saham Blue Chip

Saham blue chip adalah saham yang banyak diburu investor karena saham ini merupakan saham perusahaan dengan reputasi tinggi, pemimpin pasar di industrinya, mencatat pendapatan yang stabil, serta rajin bagi-bagi dividen.

Beli saham blue chip untuk investasi jangka panjang adalah pilihan tepat karena dapat memberikan investor keuntungan stabil. Itu karena biasanya perusahaan ini mampu bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi ekonomi.

Ciri-ciri Saham Blue Chip

Ingin beli saham blue chip, tetapi masih bingung, berikut ciri-ciri saham blue chip:

  1. Harga Saham Mahal

    Kebanyakan harga saham blue chip rata-rata mahal. Namun harga saham yang tinggi ini sebanding dengan keuntungan yang didapat secara teratur, misalnya dari pembagian dividen yang tinggi setiap tahun.

    Meski mahal, harga saham blue chip cenderung stabil. Fluktuasinya tidak terlalu tajam karena memiliki kinerja baik dan fundamental kuat.

    Namun, tidak semua harga saham blue chip menguras kantong. Ada juga saham blue chip murah yang dapat menjadi pilihan investasi saham. Kamu dapat melihat harga sahamnya di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

  2. Nilai Kapitalisasi Pasar Besar

    Saham blue chip disebut juga saham lapis satu, yakni jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar, di atas Rp10 triliun. Maka, saham blue chip adalah penggerak IHSG dan indeks LQ45.

  3. Pemimpin dan Pemain Lama di Sektor Industrinya

    Saham blue chip biasanya merupakan pemimpin pasar atau market leader di sektor industrinya. Selain itu, perusahaan saham blue chip adalah pemain lama, bisa saja sudah beroperasi belasan atau puluhan tahun lamanya sehingga bisnis maupun labanya telah berkembang pesat. Bisa juga karena pemain lama di BEI karena sudah terdaftar lebih dari 5 tahun.

  4. Likuiditas Tinggi

    Saham blue chip terbaik punya likuiditas tinggi. Saham emiten yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun dimiliki publik banyak, sehingga bisa disebut likuid.

    Likuiditas tinggi juga dapat diartikan mudah untuk dijual lagi ataupun ditemukan penjualnya. Harga saham blue chip tidak gampang digoreng atau dimanipulasi.

  5. Langganan Bagi-Bagi Dividen

    Dari pendapatan yang stabil, perusahaan saham blue chip umumnya konsisten membayar dividen ke perusahaan. Nilainya cenderung stabil, bahkan naik.

  6. Kinerja Baik atau Positif

    Ciri terakhir saham blue chip adalah mampu menghasilkan kinerja yang bagus setiap saat, salah satunya dari sisi keuangan. Perusahaan punya sedikit atau tidak ada utang sama sekali.

    Dengan keandalannya, perusahaan dapat mencetak keuntungan atau pertumbuhan setiap tahun, serta mampu bertahan meski keadaan ekonomi sedang krisis sekalipun. Di samping itu, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan berkesinambungan.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia: Pengertian, Jenis, dan Jam Perdagangan

Beda Saham Blue Chip dan LQ45

Saham blue chip

Saham blue chip dengan saham LQ45 sering disamakan. Padahal, ada perbedaan antara keduanya.

Pengertian saham blue chip dan ciri-cirinya seperti yang sudah disebutkan di atas. Sedangkan saham LQ45 adalah 45 saham yang masuk dalam indeks LQ45. Saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental yang baik.

Memang mirip arti dan karakteristik antara saham blue chip dan LQ45. Tetapi, tidak semua saham LQ45 disebut saham blue chip.

Saham Blue Chip Saham LQ45
Pemimpin pasar atau menguasai pangsa pasar. Bisa jadi bukan pemimpin pasar atau transaksinya hanya sedang ramai (likuiditas tinggi) dalam 6 bulan terakhir.
Sudah pasti bisa masuk indeks saham LQ45. Belum tentu masuk saham blue chip karena tidak semua saham likuid berkinerja baik.

Baca Juga: BNI Sekuritas: Cara Daftar, Cara Jual Beli Saham dan Biayanya

Daftar Saham Blue Chip 2025

Jika merujuk data BEI, berikut daftar saham blue chip 2025:

No

Nama Emiten / Saham

Kode

Sektor

1

PT Adaro Energy Tbk

ADRO

Energi & Pertambangan

2

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

AGRO

Perbankan

3

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

AMRT

FMCG / Retail

4

PT Aneka Tambang Tbk

ANTM

Pertambangan Logam

5

PT Bank Jago Tbk

ARTO

Perbankan / Teknologi

6

PT Astra International Tbk

ASII

Industri / Konglomerasi

7

PT Bank Aladin Syariah Tbk

BANK

Perbankan Syariah

8

PT Bank Syariah Indonesia Tbk

BRIS

Perbankan Syariah

9

PT Bank Tabungan Negara Tbk

BBTN

Perbankan

10

PT Bank Mandiri Tbk

BMRI

Perbankan

11

PT Bank Negara Indonesia Tbk

BBNI

Perbankan

12

PT Bank Central Asia Tbk

BBCA

Perbankan

13

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

BBRI

Perbankan

14

PT Telkom Indonesia Tbk

TLKM

Infrastruktur & Teknologi

15

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

GOTO

Infrastruktur & Teknologi

16

PT XL Axiata Tbk

EXCL

Infrastruktur & Teknologi

17

PT Sarana Menara Nusantara Tbk

TOWR

Infrastruktur & Teknologi

18

PT Indosat Tbk

ISAT

Infrastruktur & Teknologi

19

PT United Tractors Tbk

UNTR

Energi & Pertambangan

20

PT Bukit Asam Tbk

PTBA

Energi & Pertambangan

21

PT Indo Tambangraya Megah Tbk

ITMG

Energi & Pertambangan

22

PT Medco Energi Internasional Tbk

MEDC

Energi & Pertambangan

23

PT Vale Indonesia Tbk

INCO

Energi & Pertambangan

24

PT Perusahaan Gas Negara Tbk

PGAS

Energi & Pertambangan

25

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk

PGEO

Energi & Pertambangan

26

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF

FMCG

27

PT Unilever Indonesia Tbk

UNVR

FMCG

28

PT Ace Hardware Indonesia Tbk

ACES

FMCG / Retail

29

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP

FMCG

30

PT Cisarua Mountain Dairy Tbk

CMRY

FMCG

31

PT Merdeka Copper Gold Tbk

MDKA

Pertambangan Logam

32

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk

AADI

Pertambangan Logam

33

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

ADMR

Pertambangan Logam

34

PT AKR Corporindo Tbk

AKRA

Industri / Energi

35

PT Barito Pacific Tbk

BRPT

Industri / Petrokimia

36

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

INKP

Industri

37

PT Kalbe Farma Tbk

KLBF

Kesehatan

38

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

CPIN

Konsumer / Industri

39

PT Ciputra Development Tbk

CTRA

Properti & Real Estate

40

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

JPFA

Konsumer / Industri

41

PT Jasa Marga Tbk

JSMR

Infrastruktur Jalan

42

PT Map Aktif Adiperkasa Tbk

MAPA

Retail

43

PT Mitra Adiperkasa Tbk

MAPI

Retail

44

PT Merdeka Battery Materials Tbk

MBMA

Pertambangan / Baterai

45

PT Surya Citra Media Tbk

SCMA

Media & Entertainment

46

PT Semen Indonesia Tbk

SMGR

Industri Bahan Bangunan

47

PT Summarecon Agung Tbk

SMRA

Properti & Real Estate

Beli Saham Blue Chip sesuai Kondisi Keuangan

Setelah memahami arti dan contoh saham blue chip, tidak ada alasan lagi tidak mengoleksi saham lapis satu ini. Walaupun harus mengeluarkan modal lebih besar karena harga saham blue chip lebih mahal, tetapi kamu tetap bisa menyesuaikannya dengan kondisi keuangan.

Atau kamu dapat menyiasatinya dengan beli saham blue chip ketika harganya sedang turun. Ya, saham blue chip memang bisa turun juga sama seperti saham lainnya.

Namun tak perlu khawatir, biasanya saham blue chip paling cepat naik lagi dibanding saham lapis dua dan lapis tiga. Pastikan jika investasi saham blue chip untuk jangka panjang, agar keuntungan lebih maksimal.

Baca Juga: Stock Split BCA: Sejarah, Harga, dan Cara Beli Saham BBCA