5 Akibat Tidak Konsisten Bekerja

Bekerja bukan sekadar menjalankan kewajiban. Bekerja juga harus dari hati, konsisten, dan dilakukan secara profesional. Siapapun orang yang bekerja dengan giat, gigih, dan penuh dedikasi, serta komitmen, dijamin bakal mereguk sukses.

Sebaliknya, orang yang kurang konsisten jauh dari kata berhasil. Sebagai contoh, konsisten datang ke kantor lebih pagi, konsisten menulis dua artikel dalam sehari, konsisten menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan lainnya.

Artinya, seberat apapun tantangan pekerjaan di kantor, kamu konsisten melakukan apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab. Tidak berubah-ubah, bahkan tidak mudah menyerah.

Menemukan orang yang konsisten di kantor cukup sulit. Tetapi pasti ada, hanya saja langka. Karena bersikap konsisten itu perlu komitmen tinggi. 

Konsisten adalah kunci keberhasilan. Akan ada akibat buat kamu yang tidak konsisten dalam bekerja, apa saja? Berikut ulasannya:

Baca Juga: Simak Mengapa Fresh Graduate Perlu Memulai Karir di Startup


Bekerja tidak konsisten mendapat teguran dari atasan

• Kurang kompeten dalam pekerjaan

Konsisten bisa membuatmu fokus dalam bekerja. Apapun hasilnya, kamu tidak peduli. Terpenting adalah melakukan yang terbaik pada pekerjaan.

Sementara jika tidak konsisten, kamu tidak akan pernah menjadi karyawan yang kompeten di bidang pekerjaanmu. Apalagi menjadi ahli atau pakarnya, tidak akan sama sekali.

Untuk menghadapi kesulitan atau kendala di dalam pekerjaan sehari-hari saja tidak mampu, terlebih untuk tugas baru. Karena kamu tidak mengupayakannya sedari awal.

• Karier tidak berkembang

Akibat tiada konsisten dalam bekerja, kamu tidak mencapai prestasi apapun. Jadi karyawan biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial, level standar terus.

Dengan kinerja demikian, berharap naik jabatan atau gaji? Tidak mungkin. Otomatis, karier kamu bakal mentok. Bersyukur tidak dipecat atau PHK.

• Mengurusi hal yang tidak penting

Tidak konsisten berarti tidak fokus dalam bekerja. Lalu apa yang menjadi perhatian orang-orang model seperti ini? Tentunya perhatian mereka lebih banyak untuk mengurusi hal-hal yang tidak penting di luar pekerjaan.

Misalnya tim sedang membahas projek terbaru, tetapi kamu malah sibuk belanja online, nonton drama korea sambil pura-pura mendengarkan. Sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

Justru ketika ditanya atasan terkait ide projek, kamu tak mampu memberikannya. Hal ini yang akan membuat penilaian kamu buruk di mata atasan. Kinerja bukannya membaik, malah semakin menurun. B

• Buang-buang waktu

Tugas yang dikerjaan setengah hati, tidak totalitas akan membuatmu keteteran. Padahal tidak banyak pekerjaan, namun terasa sulit dan butuh lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya.

Ini karena kamu tidak benar-benar menguasai bidang pekerjaan secara keseluruhan meski sudah bertahun-tahun memegang pekerjaan tersebut. Jadi, lebih banyak buang waktu percuma.

• Membuat bos jengkel dan jengah

Satu atau dua kali tidak konsisten dan berpengaruh pada kinerja, mungkin bisa dimaafkan. Tetapi bagaimana jika dilakukan terus menerus, bahkan sudah mandarah daging? Pasti akan membuat bos jengkel dan jengah dengan perilaku kamu tersebut.

Bos yang tidak tegaan, bisa saja menutupi kesalahan dan membiarkanmu tetap bekerja di perusahaan karena alasan kasihan. Namun buat bos yang tidak kenal ampun, siap-siap mendapat teguran, surat peringatan, atau langsung pecat.

Untuk apa mempekerjakan orang yang tidak sungguh-sungguh dalam bekerja, sementara di luar sana, banyak orang berkompeten dengan sikap konsisten yang sudah teruji.

Baca Juga: Kumpulan Contoh CV Kreatif Ini Bisa Dijadikan Panduan Melamar Kerja