6 Manajer Investasi Reksadana Terbaik Beserta Produknya

Mau beli reksadana, tapi khawatir terjebak investasi bodong? Kamu dapat mempercayakan pada ahlinya, yakni ke manajer investasi (MI). Manajer investasi akan mengelola dana yang kamu tanamkan pada produk reksadana sehingga dapat memberikan imbal hasil maksimal.

Selain perbankan dan fintech, manajer investasi adalah salah satu agen penjual reksadana. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan manajer investasi harus mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi tidak asal beroperasi.

Orang yang bekerja pada perusahaan manajer investasi atau disebut Wakil Manajer Investasi (WMI) pun wajib memiliki izin dari OJK. Untuk mendapatkan izin WMI, orang tersebut harus dinyatakan lulus ujian yang digelar Panitia Standar Profesi. Tanda kelulusan tersebut menjadi dasar penilaian atas permohonan izin yang diajukan ke OJK.

Kegiatan usaha manajer investasi, antara lain:

  • Mengelola portofolio efek (surat berharga) nasabah berdasarkan perjanjian pengelolaan dana, baik bersifat bilateral dan individual yang disusun sesuai peraturan pengawas pasar modal
  • Pengelolaan portofolio investasi kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah melalui wadah produk-produk yang diatur dalam peraturan pengawas pasar modal. Termasuk reksadana
  • Kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan pengawas pasar modal.

Berdasarkan data OJK, terdapat 99 manajer investasi terdaftar dan berizin. Kamu bisa mencari tahu daftar nama perusahaan manajer investasi di sini.

Cermati.com akan mengulas 6 manajer investasi reksadana terbaik. Ini bisa menjadi rekomendasi untukmu yang ingin berinvestasi reksadana.

Baca Juga: Daftar Bank Penjual Reksadana Terbaik, Kamu Pilih Mana?

1. PT Danareksa Investment Management (DIM)


PT Danareksa Investment Management (DIM) via danareksainvestment.co.id

Anak usaha PT Danareksa (Persero) ini telah meraih izin dari OJK (dulu Bapepam) tahun 1992. DIM merupakan manajer investasi pertama yang meluncurkan reksadana di Indonesia pada Juli 1996. Produk reksadana yang dirilis pertama kali, yaitu Danareksa Melati, Danareksa Anggrek, dan Danareksa Mawar.

Saat ini, DIM mengelola lebih dari 30 reksadana. DIM mencatatkan dana kelolaan (AUM) reksadana sebesar Rp19,16 triliun di 2018. Adapun beberapa produk reksadana yang dijual DIM, yaitu:

  • Danareksa Seruni Pasar Uang II

Produk reksadana yang dirilis 8 Februari 2008. Jumlah dana kelolaan sebesar Rp925,85 miliar. Selama 11 tahun berjalan, total keuntungan reksadana ini sebesar 71,26%. Reksadana ini bisa dibeli dengan modal minimal Rp100 ribu.

  • Danareksa Syariah Berimbang

Berusia 19 tahun, produk Danareksa Syariah Berimbang telah memberi keuntungan sebesar 513% sejak peluncurannya di Desember 2000. Jumlah dana kelolaan per September 2019 sebesar Rp83,47 miliar. Modal minimum pembelian Rp100 ribu.

  • Danareksa Gebyar Indonesia II

Produk reksadana pendapatan tetap ini meluncur April 2008. Dana kelolaan yang berhasil terkumpul sebesar Rp392,5 miliar dengan total keuntungan 118,85% sejak peluncurannya. Mau investasi di Danareksa Gebyar II perlu merogoh kocek paling sedikit Rp100 ribu.

2. PT Schroder Investment Management Indonesia


Schroder Investment Management Indonesia via schroders.com

Schroder Indonesia berdiri tahun 1991 dan mengantongi izin dari OJK tahun 1997. Manajer investasi yang 99% sahamnya dimiliki Schroder Plc ini berhasil meraup dana kelolaan reksadana sebesar Rp46,29 triliun pada tahun lalu. Beberapa produk reksadana andalan Schroder Indonesia, antara lain:

  • Schroder Dana Prestasi

Mulai hadir pada Mei 1997, produk reksadana saham ini telah mencatatkan keuntungan sebesar 3.760,45% sejak peluncurannya. Total dana kelolaan sebesar Rp4,97 triliun. Minimal investasi di reksadana tersebut sebesar Rp100 ribu.

  • Schroder Dana Prestasi Plus

Meluncur lebih dulu, tepatnya September 2000, reksadana Schroder Dana Prestasi Plus dapat dibeli dengan modal minimal Rp100 ribu. Kinerja produk tersebut sudah menorehkan keuntungan sebesar 3.046,38% sejak dirilis. Total dana kelolaan reksadana ini sebesar Rp14,54 triliun per September 2019.

  • Schroder Syariah Balanced Fund

Jenis reksadana campuran syariah ini telah menunjukkan keuntungan 153,25% sejak peluncurannya pada April 2009. Total dana kelolaan per akhir September 2019 untuk produk ini sebesar Rp263,19 miliar. Mau investasi di produk tersebut, minimal pembelian Rp100 ribu.

3. PT Mandiri Manajemen Indonesia (MMI)


Mandiri Manajemen Investasi atau Mandiri Investasi via mandiri-investasi.co.id

MMI atau Mandiri Investasi membukukan dana kelolaan reksadana sebesar Rp42,03 triliun pada periode 2008. Manajer investasi ini terbentuk Desember 2004 setelah memisahkan diri dari PT Mandiri Sekuritas. Aliansi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini tercatat sebagai manajer investasi nasional terbesar yang sudah terdaftar resmi di OJK.

Beberapa produk reksadana yang dijual Mandiri Investasi, yakni:

  • Mandiri Investasi Cerdas Bangsa (MICB)

Jenis reksadana saham ini dapat dibeli dengan modal minimal Rp50 ribu. Sejak peluncuran pada Juli 2008, MICB telah memberi keuntungan sebesar 147,53%. Total dana kelolaan per September ini sebesar Rp921,96 miliar.

  • Mandiri Pasar Uang Syariah (MPUS)

Produk reksadana MPUS baru meluncur pada Oktober 2017. Namun total dana kelolaan sudah mencapai Rp252,86 miliar per September 2019. Sejak peluncurannya, keuntungan yang dihasilkan sebesar 11%. Minimal modal investasi di MPUS sebesar Rp100 ribu dan tingkat risikonya rendah.

  • Mandiri Investa Dana Utama (MIDU)

Mandiri Investa Dana Utama adalah jenis produk reksadana pendapatan tetap. Memiliki tingkat risiko rendah-menengah untuk investor dengan modal minimal Rp50 ribu. Sejak hadir pada September 2007, MIDU telah mencatatkan keuntungan sebesar 144,58%. Total dana kelolaan reksadana ini sebesar Rp452,91 miliar per bulan lalu.

Baca Juga: Punya Uang Rp1 Jutaan, Cocoknya Investasi Apa Ya?

4. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM)


PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen via bpam.co.id

Manajer investasi BPAM sudah bergerak di industri reksadana sejak 1996. Berbekal izin dari OJK tahun 1996. Batavia Prosperindo Aset Manajemen tahun lalu membukukan total dana kelolaan sebesar Rp40,34 triliun.

Produk reksadana yang ditawarkan BPAM ke investor, di antaranya:

  • Batavia Dana Kas Maxima

Modal awal investasi di reksadana pasar uang uang ini sebesar Rp100 ribu. Batavia Dana Kas Maxima dirilis Februari 2007. Per September 2019, total nilai aktiva bersih mencapai Rp3,11 triliun. Sejak peluncurannya, keuntungan reksadana ini sebesar 119,89%.

  • Batavia Dana Obligasi Ultima

Reksadana jenis pendapatan tetap ini memberi keuntungan 163,67% sejak peluncurannya di Februari 2007. Total nilai aktiva bersih mencapai Rp132,23 miliar. Jika ingin investasi di reksadana tersebut minimum pembelian Rp100 ribu.

  • Batavia Dana Saham Syariah

Meluncur Juli 2007, total nilai aktiva bersih dari reksadana Batavia Dana Saham Syariah sebesar Rp137,51 miliar. Keuntungan sejak peluncuran sebesar 101,39%. Nilai investasi awal di reksadana ini sebesar Rp100 ribu.

5. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)


Manulife Aset Manajemen Indonesia via reksadana-manulife.com

Manulife Aset Manajemen berdiri tahun 1996. Setahun berselang, MAMI mengantongi izin dari OJK sebagai manajer investasi. Dan pada tahun 2018, diraih izin sebagai penasihat investasi. MAMI menawarkan 24 produk reksadana dengan total dana kelolaan MAMI sebesar Rp27,79 triliun tahun lalu.

Produk reksadana yang dijual MAMI, di antaranya:

  • Manulife Dana Saham (MDS)

Jenis reksadana saham yang dirilis pada Agustus 2003. Jumlah dana kelolaan mencapai Rp1,41 triliun per September ini. Sejak diluncurkan, keuntungan MDS mencapai 16,23%. Modal investasi di Manulife Dana Saham dimulai dari Rp10 ribu saja.

  • Manulife Pendapatan Bulanan (MPB) II

Reksadana Manulife Pendapatan Bulanan II merupakan jenis reksadana pendapatan tetap. Sejak diluncurkan Januari 2009, produk ini telah membukukan kinerja keuntungan sebesar 6,39%. Total dana kelolaan reksadana MPB II sebesar Rp1,02 triliun. Mau investasi di reksadana ini, modal minimal Rp10 ribu.

  • Manulife Dana Kas Syariah (MDKS)

Reksadana pasar uang ini rilis sejak Agustus 2018. Mengantongi jumlah dana kelolaan sebesar Rp40,49 miliar dengan keuntungan sebesar 6,01% sejak peluncurannya. Minimum pembelian MDKS sebesar Rp10 ribu.

6. PT Bahana TCW Investment Management


PT Bahana TCW Investment Management via link.bahanatcw.com

Berusia lebih dari 24 tahun, Bahana TCW masuk dalam jajaran industri reksadana terbaik di Tanah Air. Dana kelolaan manajer investasi ini sebesar Rp40,34 triliun sepanjang 2018.

Beberapa produk reksadana yang dijual Bahana TCW, yaitu:

  • Bahana Dana Likuid (BDL)

Meluncur pada April 2004, jenis reksadana pasar uang ini telah mencapai dana kelolaan sebesar Rp4,42 triliun per September 2019. Sejak peluncuran, BDL mencatatkan keuntungan sebesar 152,6%. Per tahun 6,05%.

  • Bahana MES Syariah Fund

Reksadana pendapatan tetap yang dirilis sejak November 2016. Total dana kelolaan per bulan lalu sebesar Rp54,88 miliar. Sejak peluncuran, Bahana MES Syariah Fund membukukan kinerja keuntungan sebesar 19,9%. Per tahun 14,70%.

  • Bahana Pendapatan Tetap Makara Prima (MP)

MP sejak peluncurannya pada November 2004 sudah memberi keuntungan sebesar 160,3%. Total dana kelolaan per periode bulan kesembilan ini sebesar Rp200,83 miliar. Per tahunnya, 13,48%.

  • Kehati Lestari (KL)

Jenis reksadana pendapatan tetap yang meraup dana kelolaan sebesar Rp982,53 miliar. Keuntungan sejak peluncuran KL di April 2007 tercatat sebesar 119,5%. Per tahun 16,14%.

Baca Fund Fact Sheet dan Prospektus Sebelum Membeli Reksadana

Sebelum berinvestasi di reksadana, penting buat kamu mengenal tentang seluk beluk produk reksadana yang tertuang dalam fund fact sheet dan prospektus. Umumnya dokumen penting ini tersaji lengkap secara online dan bisa kamu pelajari di masing-masing website manajer investasi.

Baca, pelajari, baru deh kamu bisa memutuskan produk reksadana mana yang akan dipilih. Pastikan kamu melihat kinerja produk reksadana, nilai aktiva bersih, bank kustodian, izin OJK, hingga biaya-biaya investasi reksadana. Yuk, jadi investor cerdas agar tidak kena investasi bodong.

Baca Juga: Mumpung Masih Muda, Yuk Investasi Dana Pensiun Rp 100 Ribu per Hari