Apa Itu Capital Gain, Jenis Hingga Cara Menghitungnya?

Kian kemari semakin banyak orang yang terjun di dunia investasi. Selain untuk memberikan rasa aman keuangan, investasi juga menjadi salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk menambah aset kekayaan.

Namun, dalam berinvestasi tentu tidak boleh asal berjalan, mengingat banyak sekali hal-hal yang perlu diketahui dan dipahami agar kamu bisa menjalankan investasi dengan maksimal. Sebut saja, mulai dari berbagai instrumen investasi, cara hingga istilah yang sering dipakai.

Jika memilih investasi di pasar modal seperti jual beli saham, tentunya kamu akan sering mendengar istilah capital gain alias keuntungan yang akan didapat oleh investor pasar modal.

Agar kamu bisa lebih memahaminya, berikut ini ulasan lengkap yang telah dirangkum dari berbagai sumber mengenai apa itu capital gain, jenis, rumus, hingga cara menghitungnya.

Apa Itu Capital Gain?


Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang didapat seorang investor saat menjual kembali aset investasinya seperti saham, obligasi dan properti. Perolehan capital gain ini berasal dari selisih antara harga jual dan harga beli.

Contohnya, kamu membeli dua lot saham dengan total harga Rp3 juta. Kemudian, kamu jual kembali satu tahun kemudian disaat harga sedang tinggi seharga Rp5 juta. Maka, kamu mendapatkan capital gain sebesar Rp2 juta.

Namun, jika kamu menjual aset disaat harga sedang rendah daripada harga beli, ini merupakan kerugian investasi yang biasanya disebut dengan capital loss.

Jenis Capital Gain

Dikutip dari Kompas.com, ada dua jenis capital gain yang perlu diketahui, antara lain:

Jenis

Keterangan

Jangka pendek

Capital gain yang didapatkan oleh investor dalam kurun waktu 36 bulan atau di bawah tiga tahun, setelah diakuisisi. Hal tersebut berlaku untuk jenis investasi properti. Sementara untuk jenis investasi saham dan reksa dana, capital gain jangka pendek berlaku untuk tenor investasi selama satu tahun.

Jangka panjang

Capital gain yang didapatkan oleh investor dalam kurum waktu lebih dari 3 tahun. Capital gain jangka panjang ini tak berlaku untuk perhiasan, reksadana dan sejenisnys

Baca Juga: Banjir Cuan sampai Tua, Begini Cara Menabung Saham di Yuk Nabung Saham BEI

Rumus dan Cara Menghitung Capital Gain

Berikut cara menghitung capital gain dengan rumusnya, yaitu:

Rumus Capital Gain Capital Gain = Harga jual - Harga beli x Jumlah barang/produk yang diinvestasikan

Contoh cara menghitung capital gain:

Investor A membeli saham ABCD dengan harga Rp8.000 per lembar pada tahun 2019 sebanyak 30 lot (1 lot=100 lembar saham). Pada tahun 2021, ternyata harga saham tersebut di BEI naik menjadi Rp20.000 per lembarnya.

Maka, capital gain Investor A= (Rp20.000 - Rp 8.000) x 3.000 lembar saham = Rp36 juta. Jadi, dari modal awal Rp24 juta, investor A memperoleh keuntungan saham atau capital gain sebesar Rp36 juta.

Perbedaan Capital Gain dan Dividen

Ada sebutan lain dari keuntungan, yaitu dividen. Namun, kedua istilah ini memiliki perbedaan. Berikut perbedaan capital gain dan dividen yang dikutip dari accurate.id, antara lain:

Capital gain

Dividen

Keuntungan yang direalisasikan setelah menjual aset jangka panjang

Pendapatan yang diperoleh dari keuntungan perusahaan untuk para pemangku kepentingan

Membutuhkan konversi saham / aset menjadi uang tunai

Dapat memberikan pendapatan berkala yang stabil

Penerima keuntungan modal terbatas pada pemilik dan / atau investor yang umumnya sedikit jumlahnya

Penerima dividen umumnya banyak yang jumlahnya bisa mencapai ribuan, tergantung dari jumlah saham yang dikeluarkan

Keuntungan modal dikenakan pajak secara berbeda tergantung pada apakah itu jangka panjang atau jangka pendek 

Biasanya dikenakan tarif tetap (misalnya 10%, 15%)

Keuntungan modal akan terjadi umumnya sekali seumur hidup investor sejak nilainya diterima setelah realisasi

Dividen dapat dibagikan setiap tahun tergantung pada pengambilan keputusan dan kebijakan manajemen senior perusahaan

Jumlah pertumbuhan modal umumnya cenderung meningkat karena merupakan aset jangka panjang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor makroekonomi

Jumlah deviden dapat tidak menentu dan tergantung pada kinerja perusahaan dan keputusan manajemen

Keputusan untuk merealisasikan capital gain ada di tangan pemilik / investor

Pemegang saham tidak dapat mengontrol waktu jumlah dividen yang akan dibagikan

Pertumbuhan modal tidak menawarkan tambahan apapun selain dari fluktuasi keuntungan

Dividen dapat menawarkan lebih banyak dalam hal saham bonus, pemecahan saham, dll

Baca Juga: Koreksi Saham: Kenali Tandanya dan Tips Investasi saat Saham Terkoreksi

Tips Raih Cuan di Pasar Modal


Capital Gain

Kamu sebagai investor tentunya memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan capital gain yang tinggi. Akan tetapi, tak bisa sembarang dalam investasi. Ada beberapa tips investasi pasar modal yang nantinya bisa memberikan kamu capital gain yang lumayan, antara lain:

1. Mengenal saham perusahaan yang dipilih. Pastikan saham perusahaan tersebut memenuhi kriteria perusahaan yang bakal cuan seperti berikut:

  • Memiliki tingkat pengembalian investasi (ROE) tinggi
  • Saham yang kebal krisis
  • Laba bersih terus bertumbuh.
  • Perusahaan langganan bagi-bagi dividen
  • Memiliki kapitalisasi pasar yang besar di atas Rp 500 miliar
  • Model bisnisnya yang jelas
  • Pergerakannya wajar.
  1. Sebagai investor perlu memiliki manajemen keuangan yang baik termasuk dalam mengalokasikan dana investasi sekitar 10-15%.
  2. Sebelum membeli saham, investor wajib mengamati pergerakan harga saham. Berapa persentase kenaikan dan penurunan harga dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
  3. Beli saham secara bertahap menjadi solusi yang tepat untuk menghindari terjadinya harga saham yang merosot secara tiba-tiba.
  4. Amati juga kondisi pasar dan perekonomian nasional saat ini karena sangat berpengaruh terhadap harga saham.
  5. Lakukan diversifikasi investasi
  6. Bagian yang paling penting setelah membeli saham, yaitu menunggu waktu yang tepat untuk menjual adetnya kembali. Kamu bisa mengecek riwayat saham tersebut di beberapa tahun belakangan, pastinya ada waktu yang tercatat kapan saham tersebut mengalami kenaikan harga. Ini bisa jadi patokan kamu untuk menjual aset nantinya. Dengan begitu, kamu bisa memperoleh capital gain yang tinggi.

Pahami Risiko dan Lakukan Investasi Sesuai Kemampuan

Setiap instrumen investasi pastinya memiliki risiko, begitupun di pasar modal. Untuk itu, kamu perlu memahami risiko pasar modal dan susun strategi investasi yang tepat. Selain itu, penting juga untuk melakukan investasi sesuai kemampuan keuanganmu. Jangan hanya karena ingin mendapatkan untung besar, kamu rela menyetorkan modal besar. Padahal , kamu belum tentu tahu investasi yang dijalankan bisa mendapatkan keuntungan berapa persen atau justru merugi.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini dan Jenis Saham Lainnya