Financial Distress, Penyakit Keuangan yang Jadi Momok Semua Orang

Masa pandemi membuat banyak orang susah. Ada yang kehilangan pekerjaan atau kena PHK, gaji dipotong, sampai omzet bisnis anjlok parah.

Akibatnya kamu mengalami financial distress. Apa itu?

Baca Juga: 6 Cara Hidup Hemat di Jakarta Buat Para Pengabdi UMR

Pengertian Financial Distress


Ilustrasi kesulitan keuangan atau financial distress

Financial distress adalah suatu kondisi di mana seseorang atau perusahaan tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menanggung pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.

Selanjutnya yang terjadi adalah terpaksa mengajukan utang guna memenuhi kebutuhan atau membiayai pengeluaran. Jika kondisi ini berlangsung lama, dan kamu terus menggali lubang, maka utang akan menumpuk.

Tanda-tanda Financial Distress

Sama seperti sakit, mungkin ini namanya penyakit keuangan. Makanya financial distress juga ada tanda atau gejalanya. Penyebab financial distress beragam. Mulai dari besar pasak daripada tiang, salah mengelola keuangan, dan lainnya.

Berikut tanda-tanda financial distress bagi keuangan pribadimu:

  • Tidak pernah membuat daftar pemasukan dan pengeluaran
  • Tidak punya tabungan, dana darurat, asuransi, atau investasi
  • Utang melampaui ambang batas, yakni 30% dari penghasilan
  • Hidup konsumtif atau hedon.

Baca Juga: Tips Hemat Pulsa dan Kuota agar Tak Merana di Tanggal Tua

Mengobati Financial Distress


Ilustrasi kesulitan keuangan atau financial distress

Financial distress bukan tidak bisa diatasi. Kamu dapat mengobati kondisi ini dengan beberapa cara berikut:

1. Perbaiki gaya hidup 

Untuk mengatasi financial distress, coba amati pengeluaran selama beberapa bulan terakhir di tahun yang sama. Lalu bandingkan dengan tahun lalu. Jika ternyata jumlahnya beda tipis, bahkan melewati, sudah saatnya melakukan perbaikan.

Mulai beralih dari gaya hidup konsumtif menjadi lebih hemat agar pendapatan yang berkurang bisa cukup untuk sebulan. Pangkas pengeluaran yang tidak penting atau sifatnya masih bisa ditunda.

Prioritaskan kebutuhan utama. Singkirkan keinginan karena hanya akan menambah beban keuanganmu, seperti jajan kopi, beli skincare mahal, nongkrong, liburan setiap bulan, atau lainnya.

2. Restrukturisasi utang

Bila ternyata kamu sudah terlanjut banyak utang, bahkan sampai terjadi kredit macet atau gagal bayar, atasi dengan restrukturisasi utang.

Restrukturisasi adalah upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki perkreditan dari debitur atau peminjam. Perbaikan tersebut dilakukan karena debitur mengalami kesulitan melakukan pembayaran untuk melunasi utangnya. 

Ada tiga jenis restrukturisasi yang dapat diberikan pada debitur dalam kondisi kredit macet, yakni:

  • Penjadwalan Kembali (rescheduling)

Pinjaman atau kredit pasti memiliki jangka waktu pembayaran bagi debitur untuk melunasi utang beserta bunganya. Hal tersebut dikenal dengan istilah tenor.

Pada kasus restrukturisasi kredit macet, pihak bank akan menyesuaikan tenor pinjaman kamu agar bisa kembali menyicil pembayaran kredit. 

Tenor pinjaman dari debitur yang mengalami kredit macet diperpanjang oleh bank agar angsuran yang mesti dibayar semakin ringan. Perpanjangan tenor ini akan disesuaikan dengan kemampuan bayar debitur.

  • Persyaratan Kembali (restructuring)

Ada syarat-syarat yang dapat diubah pihak bank ketika mendapati nasabahnya yang mengalami kredit macet. Perubahan syarat tersebut mencakup perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, ataupun lainnya.

Namun yang mesti digarisbawahi, persyaratan kembali ini bisa dilakukan dengan syarat tidak mengubah maksimum plafon kredit. Jadi, nasabah diharapkan mampu membayar pinjaman pokok. 

  • Penataan Kembali (reconditioning)

Secara sederhana, penataan kembali dapat diartikan sebagai upaya bank mengubah kondisi kredit untuk meringankan tanggung jawab debitur yang kredit macet. Caranya dengan menambah fasilitas kredit, mengonversi tunggakan menjadi pokok kredit baru, sampai penjadwalan dan persyaratan kembali.

Dengan penataan kembali, bank juga bisa menurunkan suku bunga yang dibebankan kepada debitur. Tujuannya agar nasabah tersebut mampu melunasi utang pokoknya kepada bank.

Bahkan jika kondisi debitur sudah sangat kritis hingga dianggap tidak mampu lepas dari kredit macet, bank bisa memberikan opsi pembebasan bunga kepada debitur tersebut. Jadi, debitur cukup membayar pinjaman pokok yang tersisa.

Baca Juga: Sedikit-Sedikit Jadi Bukit, Begini Cara Menabung Harian untuk Capai Tujuan Keuanganmu

3. Cari penghasilan tambahan

Kamu harus jeli melihat peluang untuk menambah atau mengganti pendapatan yang hilang. Caranya melakukan perubahan atau adaptasi, misalnya kamu pintar memasak, bisnis kuliner open pre order sehingga meminimalisir kerugian, pandai menjahit membuat masker dan dijual online.

Mencari pekerjaan sampingan sebagai agen asuransi, open jastip, SPG, atau pekerjaan lain yang menjual keterampilan dan keahlian Anda, seperti fotografer, freelancer menulis, desain grafis, mengajar, dan sebagainya.

Kamu juga bisa menyewakan mobil atau motor untuk memperoleh pendapatan pasif. Ini yang dinamakan barang bekerja buatmu. Jadi sambil tidur pun, uang mengalir ke kantong.

Tetap Tenang saat Financial Distress

Selain melakukan upaya mengatasi financial distress di atas, kamu harus tetap tenang dalam situasi sulit seperti ini. Dengan tidak panik, kamu akan mampu berpikir jernih untuk menemukan solusi dalam mengatasi persoalan tersebut.

Baca Juga: Tak Melulu Belanja, Paylater Bisa Jadi Berkah Jika Dipakai untuk Ini