Minim Risiko, Investasi Emas Menjadi Pilihan Jitu Menabung

Masih belum ada yang bisa menentukan, kapan emas ditemukan dalam sejarah. Semenjak berjuta-juta tahun yang lalu, emas sudah dinilai sebagai barang berharga yang tinggi nilainya jika ditukarkan dengan barang lainnya.

Tidak hanya digunakan untuk melakukan barter. Sejak dulu, masyarakat dunia menggunakan emas untuk penanda status sosial mereka. Terutama, mereka yang memiliki keturunan darah biru. Alias bangsawan, yang berasal dari kerajaan ternama.

Mesir, menjadi salah satu negara yang memiliki keterkaitan sejarah dengan emas. Sebagai buktinya, banyak sekali perabotan peninggalan masa Mesir Kuno yang dilapisi oleh emas. Hal ini merupakan sebuah pertanda, bahwa empunya barang tersebut merupakan seorang kaya-raya.

Berubah Menjadi Barang Investasi

Emas

Seiring berjalannya waktu, kini emas tidak lagi digunakan untuk memandang strata sosial seseorang. Sebab, setiap orang bisa membeli emas. Logam ini, kini diperjualbelikan untuk digunakan sebagai barang investasi.

Harga belinya yang terjangkau, ditambah harga jualnya yang tidak pernah merosot menjadi alasan kenapa emas diminati untuk dijadikan investasi. Peminat investasi emas sendiri, datang dari berbagai kalangan.

Tidak hanya mereka yang sudah berumur, beberapa generasi milenial saat ini pun gemar untuk berinvestasi emas. Bahkan, mereka juga datang dari segala macam status sosial dan dimanapun mereka tinggal.

Investasi emas juga terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Jika dulu, investasi ini hanya digunakan secara fisik alias peminat investasi harus membeli emas di toko emas. Lalu menyimpannya di bawah tumpukan baju di lemari.

Kini, investasi emas banyak yang bisa dilakukan secara non fisik. Artinya, peminat bisa membeli emas, tanpa harus mendapatkan fisik dari emas yang dibeli. Investasi emas online/non-fisik ini, kini lebih diminati oleh generasi milenial, karena sangat mudah dilakukan.

Baca Juga: Sudah Canggih, Tabungan Emas Digital untuk Para Millenial yang Hobi Investasi Emas

Cara Investasi Emas

Ada tiga cara investasi emas yang wajib Anda cermati:

  1. Perhatikan harga beli emas saat ini

     Mungkin bagi mereka yang memilih berinvestasi emas secara non fisik, tidak perlu khawatir soal ini. Sebab, mereka sudah disediakan kursnya sendiri oleh penyedia jasa investasi. Sedangkan, mereka yang memilih investasi emas secara fisik tidak memiliki hal tersebut. Jadi mereka harus rajin mengecek harga beli emas di pasaran saat ini. Jangan sampai, mereka membeli emas ketika harga sedang naik-naiknya.

  2. Investasi Emas Antam

    Jika berhubungan dengan investasi, Antam merupakan emas yang biasa dipakai. Bentuknya tidak lain adalah bongkahan bata yang terbuat dari emas, tergantung beratnya. Satuan terkecil investasi emas antam adalah 0,5 gram. Selain itu, Antam juga memiliki beberapa berat lainnya, seperti 2 gram, 3 gram, 10 gram, dan 25 gram. 

    Investasi emas Antam sering dipilih karena emas tersebut murni dan tidak dicampur logam lain, berbeda dengan perhiasan. Pastikan ketika hendak membeli antam, harga emas sedang berada di harga beli yang stabil. Untuk mengetahui hal tersebut, Anda juga harus mengetahui harga beli emas, beberapa bulan sebelumnya. 

  3. Investasi Emas di Pegadaian

    Salah satu perusahaan yang menyediakan jasa untuk melakukan investasi emas adalah Pegadaian. Sesuai dengan deskripsinya, sebagai sebuah Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) yang bergerak di tiga lini yakni, pembiayaan, emas, dan aneka jasa. Pegadaian tentu menyediakan program investasi emas online bagi para nasabahnya dan masyarakat umum.

    Investasi emas di Pegadaian ini bernama Tabungan Emas. Mungkin karena konsepnya yang sama seperti tabungan uang di bank. 

    Investasi ini, bisa dilakukan semudah membuka handphone saja. Sebab transaksi emas, bisa dilakukan secara cashless alias investor tidak perlu datang ke gerai Pegadaian setempat untuk melakukan transaksi.

    Pembelian emas bisa dicicil setiap hari, minggu hingga bulannya. Pegadaian membatasi minimal pembelian sebesar Rp50 ribu dan maksimal Rp10 juta per harinya. Setiap nasabah dikenai saldo minimal sebesar 0,1 gram emas. Biaya transaksinya dikenakan Rp 2.500.

    Pegadaian sendiri akan membeli emas secara fisik. Emas tersebut, diakumulasi dari biaya cicilan emas yang dilakukan oleh setiap nasabah. Sekalipun emas yang dibeli, merupakan gabungan dari beberapa nasabah.

    Nasabah juga diberi keleluasaan untuk menjual emas yang mereka miliki dan menggantinya dengan uang. Pegadaian, memiliki kurs tersendiri untuk harga beli dan harga jual emas. Jika ingin menjual, maka jumlah emas yang ingin dijual akan dijumlahkan dengan kurs harga jual saat itu.

    Berinvestasi emas non fisik, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan emas yang diinvestasikan. Investasi emas yang dimiliki, tentu saja bisa Anda ubah ke bentuk fisik.

Baca Juga: Bingung Mau Investasi Emas UBS atau Antam? Ketahui Perbedaan Keduanya

Rajin Membeli agar Semakin Banyak Jumlahnya

Berbeda dengan investasi emas secara fisik. Emas non-fisik memang susah-susah gampang. Susahnya, investasi yang satu ini tidak berwujud sama sekali. Sehingga, Anda tidak bisa menghitung secara fisik berapa kekayaan yang dimiliki saat ini.

Oleh karena itu, pemilik investasi emas non fisik harus memiliki rencana. Berapa banyak pembelian yang akan mereka lakukan dalam sehari, seminggu, atau perbulan. Semakin banyak mereka melakukan pembelian, akan semakin banyak untung yang didapatkan.

Kelebihan dari pemilik investasi emas non fisik ini, jumlah pembelian yang mereka lakukan tidak perlu terlalu banyak. Mereka ibarat menabung untuk mendapatkan jumlah emas yang diinginkan. Jika suatu saat mereka ingin mencetak emasnya secara fisik.

Berbeda dengan pemilik investasi emas secara fisik. Mereka tidak bisa mencicil pembelian emas. Karena mereka terpaku dengan harga emas yang ada di pasaran. Uang yang digunakan pun harus dibayar secara kontan, untuk melakukan investasi tersebut.

Tempat dan Biaya Penyimpanan

Baik investasi emas fisik dan non fisik, harus mempertimbangkan di mana Anda ingin menyimpan investasi tersebut. Investor emas fisik, harus mempertimbangkan lokasi penyimpanannya. Sedangkan investor emas non fisik harus memikirkan biaya penyimpanan emasnya.

Ini merupakan hal yang juga perlu dipikirkan. Apalagi jika Anda memutuskan untuk melakukan investasi dalam jumlah besar. Bagi para investor emas fisik, rumah dan lemari pakaian tidak bisa lagi menjadi tempat penyimpanan yang aman.

Anda harus segera memikirkan jasa penyimpanan emas yang paling tepat, misalnya safe deposit box (SDB). Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi investor, jika ada kejadian buruk yang terjadi.

Menyimpan emas fisik di luar rumah, merupakan strategi yang cukup jitu. Sebab, jika terjadi apa-apa (seperti pencurian) investor masih bisa menuntut ganti rugi ke penyedia jasa penyimpanan. Sedangkan hal yang sama tidak bisa dilakukan, jika disimpan di rumah.

Nah, untuk mereka yang memilih untuk berinvestasi emas secara non fisik juga memiliki masalah yang sama. Mereka harus memilih penyedia jasa yang memiliki biaya penyimpanan yang kecil.

Jangan sampai, uang yang seharusnya digunakan untuk membeli emas, terbuang sia-sia karena pemilik harus membayar biaya penyimpanan yang tidak masuk akal. Bukan untung yang didapat, investor justru tekor karena harus membayar biaya penyimpanan.

Baca Juga: Investasi Emas: Pilih Emas Perhiasan atau Batangan