Asuransi Penghasilan, Proteksi Keuangan saat Tertimpa Musibah

Asuransi saat ini sudah menjadi kebutuhan utama. Sebab, risiko sakit, kecelakaan, cacat, sampai meninggal dunia dapat menimpa siapa saja dan kapan saja.

Asuransi ibarat payung. Payung memang tidak menjamin hujan tidak akan turun, tetapi payung bisa menjamin kamu tidak akan kebasahan saat hujan turun.

Pun dengan asuransi. Asuransi tidak dapat menjamin risiko hidup tidak akan datang, tetapi asuransi menjamin kamu bebas dari masalah keuangan saat risiko itu menghampiri.

Selama ini, banyak orang, mungkin termasuk kamu hanya memprioritaskan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk meng-cover masa depan.

Namun bagaimana jika risiko hidup datang menimpa dan kamu adalah tulang punggung keluarga? Apakah asuransi tersebut dapat menjamin biaya hidup masa kini dan keuangan di masa depan?

Ini yang harus kamu pikirkan. Untuk itu, diperlukan asuransi proteksi pendapatan atau asuransi proteksi income agar kamu tenang.

Baca Juga: Cuti Premi Asuransi Unit Link: Pengertian, Keuntungan dan Kerugian, serta Cara Mengajukannya


Asuransi Proteksi Pendapatan

  • Apa itu Asuransi Proteksi Pendapatan?

Asuransi proteksi pendapatan adalah asuransi yang fungsinya melindungi atau menggantikan penghasilan ketika terjadi risiko sakit kritis, kecelakaan, cacat permanen, ataupun meninggal sehingga tidak bisa bekerja atau berbisnis lagi dan penghasilan terhenti.

Di Indonesia, produk asuransi proteksi pendapatan belum menjamur seperti di luar negeri. Tetapi ada perusahaan yang menawarkan produk tersebut, baik berdiri sendiri ataupun jadi manfaat tambahan pada asuransi jiwa. Di antaranya AIA Financial, Sinarmas, dan lainnya.

  • Manfaat Asuransi Proteksi Pendapatan

Manfaat asuransi proteksi pendapatan, berupa uang tunai yang akan langsung ditransfer ke rekening nasabah. Uang tersebut dapat digunakan nasabah atau keluarga sebagai ahli waris bila nasabah meninggal dunia untuk melanjutkan hidup.

Seperti membayar cicilan utang, membiayai pendidikan anak, kebutuhan dapur, dan lainnya. Dengan begitu, kehidupan tetap berjalan meski tidak ada lagi penghasilan.

Uang pertanggungan juga bisa kamu tempatkan di deposito atau diinvestasikan. Kamu bisa hidup dari imbal hasilnya, sementara investasi pokoknya tetap utuh.

Asuransi proteksi pendapatan dapat menolong keuangan sampai kamu bisa kembali bekerja, hingga pensiun, atau sampai berakhirnya jangka waktu pertanggungan asuransi.

Baca Juga: Kenali Jenis-jenis Asuransi untuk Pegawai Pemula Agar Tak Salah Pilih

  • Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Proteksi Pendapatan

Uang pertanggungan asuransi proteksi pendapatan harus dapat menggantikan penghasilan bila terjadi risiko padamu. Gunakan rumus sederhana, berapa jumlah uang yang jika didepositokan, bunganya dapat menggantikan penghasilan bulanan tersebut.

Sebagai contoh:

Penghasilan kamu Rp 8 juta per bulan. Bunga deposito 4% per tahun. Usia saat ini 35 tahun, dan perkiraan usia pensiun 60 tahun (jangka waktu 25 tahun). Berarti total kebutuhan proteksi pendapatan kamu sekitar Rp 2,5 miliar untuk manfaat sakit kritis, kecelakaan, cacat tetap, dan meninggal.


Asuransi proteksi pendapatan

  • Asuransi Proteksi Pendapatan vs Asuransi Kesehatan, Prioritas Mana?

Asuransi proteksi pendapatan dan asuransi kesehatan sebetulnya sama-sama penting. Asuransi kesehatan memang harus menjadi prioritas utama.

Sebab, fungsi asuransi kesehatan adalah menanggung biaya pengobatan atau perawatan yang timbul akibat risiko sakit, sehingga kamu tidak perlu mengeluarkan uang.

Namun, jika kamu adalah sumber penghasilan utama keluarga, asuransi proteksi pendapatan juga wajib dimiliki selain asuransi kesehatan. Sebaiknya atur keuangan agar tidak menjadi beban setiap bulan.

Misalnya gaji Rp 8 juta per bulan. Alokasi anggaran asuransi 10% dari gaji, yakni Rp 800 ribu. Pilih produk asuransi kesehatan dan asuransi proteksi pendapatan yang menawarkan premi masing-masing Rp 400 ribu per bulan.

Baca Juga: Asuransi Kesehatan Cashless: Pengertian, Keuntungan, dan Cara Menggunakannya untuk Berobat

  • Asuransi Proteksi Pendapatan, Hal yang Harus Diperhatikan

Setiap perusahaan asuransi memiliki aturan dan kebijakan masing-masing. Beberapa hal yang wajib kamu perhatikan sebelum membeli asuransi proteksi pendapatan.

1. Ada masa tunggunya

Asuransi proteksi pendapatan berlaku masa tunggu atau waiting period hingga uang pertanggungan cair. Kamu dapat mengatur sendiri waktunya kapan perusahaan asuransi membayarkan uang pertanggungan.

2. Lama masa tunggu pengaruhi besaran premi

Masa tunggu ini mempengaruhi besar kecilnya premi yang harus dibayar. Semakin lama masa tunggunya, semakin murah juga preminya. Semakin pendek waiting period, semakin mahal preminya.

Besaran premi juga ditentukan oleh faktor lain, antara lain usia saat pengajuan, riwayat kesehatan nasabah termasuk kebiasaan merokok, sampai jenis pekerjaan. Apakah pekerjaan nasabah termasuk risiko tinggi, sedang, atau rendah.

Sesuaikan dengan Kebutuhan dan Kondisi Keuangan

Memiliki asuransi proteksi pendapatan sangat penting untuk kamu yang berkutat pada pekerjaan fisik, sehingga bisa memperoleh manfaat penggantian penghasilan saat terjadi risiko.

Jika memang asuransi proteksi pendapatan kamu perlukan, tetapi kondisi keuangan pas-pasan, maka pilih produk yang sesuai kebutuhan dan preminya pas di kantong agar tidak menjadi beban setiap kali habis gajian.

Baca Juga: Cara Pindah BPJS Kesehatan dari Perusahaan ke Peserta Mandiri