Netizen Wajib Tahu Apa itu Inklusi Keuangan, Manfaat dan Programnya Biar Melek Keuangan

Sejak tahun 2016, bulan Oktober diperingati sebagai bulan Inklusi keuangan (BIK) . Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan pemerintah terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. 

Tapi apa itu inklusi keuangan? Pastinya ada dari kita yang belum begitu paham arti dari inklusi keuangan, manfaat dan tujuan dari inklusi keuangan di Indonesia.

Istilah inklusi keuangan termasuk istilah yang populer di tengah masyarakat, namun tak banyak yang tahu atau paham tentang istilah ini. Padahal, tanpa kita sadari, di kehidupan sehari-hari, sudah banyak kegiatan yang menjadi bagian dari inklusi keuangan.

Contoh inklusi keuangan dalam keseharian:

  • Menabung di bank, tarik tunai di ATM
  • Transaksi perbankan secara online melalui internet banking, mobile banking
  • Layanan untuk pinjaman online 
  • Investasi saham, beli asuransi kesehatan hingga asuransi mobil secara online dan lain sebagainya

Nah, biar semakin jelas dan tidak bingung lagi, marilah kita menambah wawasan dengan menyimak ulasan dari cermati.com seputar inklusi keuangan, manfaat dan hal-hal yang telah dilakukan oleh OJK dan pemerintah. 

Apa itu Inklusi Keuangan?

Ilustrasi Inklusi Keuangan 

Definisi inklusi keuangan, dilansir dari Bank Dunia, adalah hak bagi setiap individu atau bisnis yang mempunyai akses untuk mempunyai keuangan yang cukup mampu untuk membeli barang atau jasa dengan cara yang efektif dan berkelanjutan. 

Jadi, inklusi keuangan ini bisa diartikan sebagai keadaan masyarakat dalam mengakses/menggunakan produk layanan jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, investasi, teknologi finansial dan lain sebagianya. 

Di sisi lain, untuk mendukung tercapainya inklusi keuangan diperlukan pula literasi keuangan. Tujuannya, agar masyarakat paham dalam memilih dan menggunakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan tidak lagi memiliki skeptisme/curiga terhadap produk dan layanan keuangan. 

Apa Tujuan Inklusi Keuangan? 

Tujuan umum dari inklusi keuangan adalah meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara mengurangi ketimbangan ekonomi melalui peningkatan dan pemerataan akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan. 

Data Global Findex tahun 2017 melaporkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia mencapai 48,9% atau 12% lebih tinggi dibanding hasil Global Findex tiga tahun sebelumnya. Pada 2014, baru sekitar 36% penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal.

Sayangnya, dari data tersebut tentu bisa dilihat bahwa akses layanan keuangan di Indonesia masih belum merata atau sekitar 51,1% masyarakat tergolong unbankable atau belum tersentuh akses keuangan.

Manfaat Inklusi Keuangan


Inklusi Keuangan Memberikan Sejumlah Keuntungan 

Apabila inklusi keuangan terwujud, berikut keuntungan-keuntungannya, seperti yang dikutip dari situs Bank Indonesia. 

  • Meningkatkan efisiensi ekonomi.
  • Mendukung stabilitas sistem keuangan.
  • Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance.
  • Mendukung pendalaman pasar keuangan.
  • Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
  • Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
  • Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang sustain dan berkelanjutan.
  • Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.

Dari sisi OJK, Inklusi keuangan memiliki tiga hal penting bagi perekonomian yaitu

  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
  • Mendorong proses pemulihan ekonomi nasional, dan
  • Mendukung daya tahan ekonomi masyarakat dalam kondisi apapun.

Dikutip dari siaran rilis OJK, Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan, "Kami meyakini, dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik mengenai produk dan layanan keuangan diiringi kemampuan pengelolaan keuangan yang memadai akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam beraktivitas ekonomi."

Program-Program Inklusi Keuangan 

OJk meyakini melalui kegiatan Bulan Inklusi Keuangan, hal ini bisa memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta membuka akses keuangan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Pergadaian, Dana Pensiun, Fintech, serta E-commerce.

Adapun guna mencapai tujuan inklusi keuangan, OJK  telah menjalankan beberapa program guna meningkatkan akses keuangan masyarakat antara lain :

  • Program Kredit Usaha Rakyat (KUR),
  • Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai)
  • Jaring, Bank Wakaf Mikro (BWM),
  • Simpanan Pelajar (SimPel), Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda)
  • Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
  • Pusat Edukasi, Layanan Konsumen & Akses Keuangan UMKM (PELAKU)
  • Layanan Keuangan Mikro
  • Tahun 2020, OJK bersama kementerian/lembaga, regulator keuangan, dan industri jasa keuangan juga menyiapkan program yang sesuai dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) seperti meningkatkan jumlah penabung di masyarakat melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
  • OJK terus mendorong pengembangan ekosistem digital akses produk dan layanan jasa keuangan sehingga mempermudah dan meningkatkan daya jangkaunya ke pelosok daerah. Beberapa proyek percontohan telah dibangun seperti digitalisasi aktifitas BWM, Kurbali.com dan juga UMKMMU yang berkerjasama dengan Kementerian dan Lembaga terkait.

Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2021

Tema BIK tahun ini adalah "Inklusi Keuangan Untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa". Dikutip dari siaran pers OJK, Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan "Bulan Inklusi Keuangan digelar sebagai salah satu upaya mendekatkan masyarakat dengan produk dan layanan keuangan. Dengan semakin terbukanya akses keuangan masyarakat, penggunaan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat" kata Tirta.

Pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan ini, lanjut Tirta diharapkan juga mendorong pembukaan rekening, pemberian kredit/pembiayaan serta penggunaan produk atau layanan jasa keuangan serta untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap budaya menabung dan mempublikasikan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

Update kegiatan sosialisasi OJK terkait Inklusi Keuangan:

  • Selama 2021 hingga September 2021, OJK melakukan berbagai kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat secara virtual kepada masyarakat dengan jumlah kegiatan sekitar 1.000 di berbagai daerah dengan jumlah materi sebanyak 295 konten.
  • Sosialisasi inklusi keuangan juga terus dilakukan di berbagai daerah oleh 307 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melalui sejumlah kegiatan seperti KUR Klaster dan business matching untuk UMKM.
  • Guna meningkatkan inklusi di kalangan pelajar, OJK terus mendorong program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki rekening tabungan perbankan di tahun ini.
  • OJK juga sedang menyiapkan konten-konten edukasi keuangan melalui learning manajemen sistem yang menampilkan modul-modul edukasi semua sektor jasa keuangan seperti perbankan, industri keuangan non bank, pasar modal dan fintech yang bisa diakses secara elektronik.

Program BIK 2021 akan berfokus pada:

  1. Penjualan produk/jasa keuangan berinsentif melalui pemberian discount, cashback, point, bonus atau reward;
  2. Fasilitasi pemberian kredit/pembiayaan bagi masyarakat serta pelaku usaha kecil dan mikro, antara lain melalui kegiatan business matching;
  3. Pameran jasa keuangan yang dapat dilakukan secara virtual, menyesuaikan dengan kondisi lokasi pelaksanaan kegiatan;
  4. Pembukaan rekening, polis dan lainnya;
  5. Kegiatan edukasi keuangan antara lain melalui kegiatan webinar; dan/atau
  6. Kampanye dan publikasi program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen secara masif.

Sebagai rangkaian kegiatan dari BIK 2021, ada pameran produk/jasa keuangan FinExpo BIK 2021 secara virtual pada tanggal 18 Oktober s.d. 2 November 2021 yang dapat diakses masyarakat melalui website dan mobile phone pada alamat www.finexpo-bik2021.id.

FinExpo BIK 2021 merupakan platform bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi program promo, reward, edukasi keuangan dan kegiatan selama BIK 2021.

Gerakan Inklusi Keuangan

1. Menabung di SimPel/SimPel iB

SimPel yang merupakan singkatan dari Simpanan Pelajar merupakan bentuk tabungan yang dikhususkan untuk pelajar. Tabungan SimPel tersedia di banyak bank nasional di Indonesia, seperti Mandiri, BNI, BRI, BCA, BTN, Bank Permata, BJB, dan Bank Jatim.

Selain itu, beberapa bank syariah juga menyediakannya, seperti Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah, dan Bank Panin Syariah.

Membuka Tabungan SimPel terbilang mudah dan menguntungkan karena:

  • Setoran awal yang ringan dimulai dari Rp5.000.
  • Setoran selanjutnya minimal Rp1.000.
  • Bebas biaya administrasi bulanan.
  • Saldo maksimum tidak dibatasi.
  • Rekening tidak lagi aktif bila tidak bertransaksi selama 12 bulan berturut-turut.
  • Biaya penalti saat berstatus dormant yang ringan hanya Rp1.000 per bulan.
  • Penarikan, penyetoran, atau pindah buku dilayani di sekolah dan semua chanel
  • Fitur sederhana dan menarik serta disesuaikan dengan kebutuhan pelajar.

Perbedaan yang tampak jelas dari Tabungan SimPel dengan tabungan pada umumnya adalah tidak adanya bunga sebagai keuntungan pada Tabungan SimPel. Sebagai gantinya, ada program reward sesuai ketentuan bank.

Baca Juga: Yuk Buat Tabungan SIMPEL dan Ajari Anak Mengelola Keuangan 

2. Yuk Nabung Saham

Dikampanyekan Bursa Efek Indonesia (BEI), “Yuk Nabung Saham” merupakan cara menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dengan secara teratur membeli saham. Berangkat dari data September 2015, jumlah investor aktif di Indonesia saat itu sebesar 30%. Melihat fakta itulah BEI kemudian melakukan kampanye yang kemudian dikenal sebagai “Yuk Nabung Saham”.

Sejak kampanye “Yuk Nabung Saham” dari data Desember 2016, jumlah investor aktif di Indonesia meningkat menjadi 35% dari total investor pasar modal di Indonesia. Ada sejumlah alasan menurut BEI kenapa menabung saham itu menguntungkan.

  • Tahan terhadap inflasi.
  • Menyelamatkan masa depan karena keuntungannya terus bertumbuh.
  • Mewujudkan keinginan dengan return yang didapat.

Cara untuk membuka tabungan saham terbilang mudah sebagaimana yang diinformasikan idx.co.id.

  1. Siapkan dokumen pribadi: fotokopi KTP, NPWP (jika ada), halaman depan buku tabungan, dan materai Rp6.000 (2 lembar).
  2. Isi formulir di perusahaan sekuritas yang dipilih.
  3. Setorkan dana awal ke nomor rekening dana investor.
  4. Siap berinvestasi.

Perlu diketahui dengan modal Rp100.000, kamu telah bisa memiliki tabungan saham.

Baca Juga:  Belajar Saham Gratis di Sekolah Pasar Modal, Simak Caranya.

3. Ayo Menabung Emas

Ajakan menabung juga dikampanyekan Pegadaian. Namun, bukan tabungan uang atau saham, melainkan tabungan emas. Karena harga emas 1 gram sekitar Rp500.000, bukan berarti kalau tidak memiliki uang dalam jumlah banyak, tidak bisa menabung emas. Justru tabungan emas membantu orang-orang dengan modal minim untuk memiliki emas.

Caranya bagaimana? Dengan menyisihkan uang dan ditabung, nasabah bisa memiliki emas yang berada dalam penguasaan Pegadaian sampai beratnya mencapai berat tertentu. Jika memerlukan dananya, kamu harus menabungkan dana hingga setara dengan harga 1 gram emas.

Sementara jika dana yang ditabungkan ingin ditukar dengan emas batangan, kamu bisa melakukan order cetak emas mulai dari 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram. Lalu, bagaimana cara membuka rekening tabungan emas? kamu bisa langsung melihatnya di pegadaian.co.id dan melengkapi formulir pendaftarannya dengan fotokopi KTP.

Baca Juga:  Saatnya Punya Tabungan Emas, Cek Cara Buka Tabungan dan Tipsnya!

4. Menabung untuk Masa Depan

Gerakan menabung yang satu ini bertujuan agar banyak yang mau mempersiapkan dana pensiun. OJK memandang perlu masyarakat memiliki dana pensiun agar masa depannya terjamin. Dengan begitu, masyarakat yang bekerja tidak khawatir akan nasibnya setelah pensiun. Tidak cemas darimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan tidak takut menghadapi masa pensiun.

Selama ini program pensiun yang sudah berjalan dan wajib adalah program dari BPJS Ketenagakerjaan. Ada dua program dari BPJS Ketenagakerjaan yang terkait dengan pensiun: Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun.

Selain program BPJS Ketenagakerjaan, ada pilihan lain dalam mempersiapkan tabungan untuk masa depan, yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Untuk yang satu ini, sifatnya tidak wajib sehingga keikutsertaanya tergantung pada perusahaan atau pemberi kerja. Namun, tenang kamu bisa menyiapkan DPLK sendiri tanpa perlu keterlibatan perusahaan.

Ingat, besar atau kecilnya dana pensiun, baik melalui BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK yang didaftarkan perusahaan, bergantung pada besar kecilnya gaji yang diterima. Makin besar gaji yang diterima, makin besar tabungan masa depan yang dipersiapkan.

Baca Juga:  BPJS Ketenagakerjaan: Cara Daftar BPJS, Program dan Manfaatnya 

Berpartisipasi Mewujudkan Inklusi Keuangan

Tujuan inklusi keuangan akan cepat terwujud apabila banyak pihak yang terlibat atau berpartisipasi. Contoh sederhananya ialah praktik inklusi keuangan bagi keuangan pribadi misalnya memilih dan menggunakan produk keuangan yang tepat untuk kebaikan di masa depan.

kamu juga bisa memanfaatkan layanan gratis seputar produk dan tips keuangan di Cermati.com. Kami membantu kamu memahami cara memilih produk keuangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari produk keuangan perbankan (tabungan, deposito, kartu kredit, pinjaman KTA, KPR, KMG), Asuransi (BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Asuransi Kesehatan, Asuransi Jiwa, Asuransi Kendaraan) dan lain sebagainya. 

Yuk mulai bersama-sama tingkatkan wawasan kamu dan dukung inklusi keuangan di Indonesia tercapai!