Jadikan Aktivitas Trading Making Menguntungkan, Yuk Kenalan dengan Strategi Scalping

Trading saham adalah salah satu aktivitas yang biasa dilakukan oleh trader untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu relatif singkat. Pada dasarnya, aktivitas tersebut dilakukan dengan cara membeli sejumlah saham tertentu, lalu menjualnya saat ada selisih harga yang terlihat. Karena itu, dibutuhkan kemampuan dan strategi khusus agar trading mampu memberikan untung yang maksimal dan optimal. 

Salah satu contoh teknik yang biasa digunakan oleh trader adalah scalping. Pada dasarnya, teknik scalping ini dilakukan oleh pelaku trading dengan cara membeli saham dengan jumlah yang banyak, lalu langsung menjualnya sesegera mungkin saat terlihat ada selisih dari harga beli dan jual. Teknik tersebut terbilang berhasil saat ada lebih banyak jumlah transaksi yang dimenangkan ketimbang yang kalah. 

Walaupun terkesan simpel, tapi teknik ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan agar peluang kemenangannya menjadi lebih tinggi. Nah, agar mampu memahami lebih lanjut tentang apa itu teknik scalping saham, indikator, dan tips menjalaninya bagi pemula, simak penjelasan berikut ini. 

Baca juga: Saham Preferen: Arti, Contoh, dan Bedanya dengan Saham Biasa

Apa Itu Scalping?

Scalping

Scalping adalah salah satu metode trading yang bisa dibilang memiliki tingkat risiko rendah dan kerap digunakan oleh trader agar bisa mendapatkan keuntungan. Melalui metode tersebut, trader mampu mendapatkan profit saat ada perubahan atau selisih dari harga pembelian dan langsung menjualnya. Dalam dunia trading, teknik ini merupakan strategi untuk memprioritaskan penjualan dengan volume tinggi dan untung yang kecil. 

Di samping itu, scalping adalah teknik trading yang mengharuskan pihak trader agar mempunyai exit strategy. Alasannya karena teknik tersebut bisa menghilangkan sebagian besar keuntungan yang tadinya telah didapatkan oleh trader akibat satu kerugian saja. 

Scalper, sebutan dari orang yang melakukan scalping, baru bisa dikatakan sukses apabila mempunyai tingkat perbandingan jual kembali yang lebih menguntungkan dan tinggi ketimbang rasio kerugian atau ratio loss. Mengenai hal tersebut, scalper harus bisa selalu menjaga nilai keuntungannya apakah akan sama ataupun lebih besar ketimbang kerugiannya. 

Dalam sehari, trader yang menggunakan teknik ini bisa melakukan banyak transaksi. Bahkan, intensitas transaksi yang dilakukan oleh scalper ini mampu mencapai jumlah ratusan transaksi dalam sehari. 

Tujuan dari melakukan scalping ini adalah untuk mendapatkan keuntungan yang kecil sesering mungkin. Biasanya, pelaku teknik trading ini akan mengoptimalkan hasil dari perdagangan positif dengan menambah ukuran transaksi yang menguntungkan. 

Biasanya, makin banyak pelaku dalam dunia trading, jumlah pihak yang mencoba aktivitas day trading serta beragam strategi lain, termasuk scalping juga makin bertambah. Teknik scalping ini cocok dipilih oleh trader yang gemar cari aman serta puas saat mendapatkan profit yang kecil sekalipun. 

Akan tetapi, banyak pihak yang menganggap bahwa strategi tersebut bukanlah yang terbaik bagi trader pemula. Penyebabnya teknik tersebut melibatkan kemampuan dalam mengambil keputusan cepat, konstan memantau posisi saham, dan juga pergantian dari posisi jual dengan sering. 

Baca juga: Koreksi Saham: Kenali Tandanya dan Tips Investasi saat Saham Terkoreksi

Indikator Scalping yang Penting untuk Dipahami

Scalping adalah teknik yang memanfaatkan pergerakan kecil komoditas tertentu agar bisa mendapatkan cuan. Umumnya, teknik ini mempunyai pola teknikalnya sendiri dengan indikator tertentu dan tak terpengaruh oleh analisis fundamental ataupun berita. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah indikator scalping yang penting untuk dipahami. 

  • Moving Average

Moving average adalah jenis indikator yang termudah untuk diketahui dan paling sering dimanfaatkan para scalper. Di samping itu, mayoritas platform trading menyediakan indikator ini dan cara kerjanya termasuk mudah untuk bisa dipahami oleh trader baru sekalipun. 

Secara umum, kamu hanya perlu menentukan time frame saat melakukan trading lalu menempatkan sejumlah garis kombinasi yang menjadi indikator ini. Tentunya, uji lebih dulu garis kombinasi tersebut sebelum mengaplikasikannya secara nyata.

Contoh kombinasi yang direkomendasikan ialah SMA 5-8-13 pada chart dua menit. Kombinasi tersebut dianggap ampuh dalam mengidentifikasi tren kapan trader harus melakukan pembelian atau penjualan. Kamu juga dapat memperkirakan kapan tren tersebut akan mengalami perubahan arah. 

Pasca dioperasikan, kamu akan mengetahui chart yang berfluktuasi. Saat tren tersebut masih kuat, biasanya garis akan berada pada SMA 8 atau 5. Jika sudah lebih dekat dengan SMA 13, umumnya hal tersebut menjadi tanda untuk melakukan close sebab reversal mungkin akan terjadi dan jika ingin kembali membuka posisi, kamu perlu menunggu hingga seluruh garisnya menyatu.

  • Bollinger Bands

Indikator scalping lainnya adalah Bollinger bands yang memiliki time frame rendah serta cukup banyak digunakan oleh trader saham ataupun forex. Penerapan indikator ini bisa menggunakan deviation 2 dan period 12. 

Saat harganya mencapai lower band, langsung ambil posisi untuk membeli dan lakukan hal sebaliknya ketika nilainya mencapai upper band. Hindari memasang TP dan stop loss terlalu sering atau kalau bisa gunakan perbandingan 10 per 5 pip antar stop loss dan TP.

Perlu dipahami bahwa tak ada strategi yang sepenuhnya sempurna dalam trading, tak terkecuali pada indikator ini. Walaupun memang efektif pada lingkup pasar sideways atau ranging, indikator ini mampu menyebabkan kerugian jika dipakai trading ketika harga sedang trending. Hal tersebut membuat Bollinger bands sering kali sulit untuk memindai tembusan dari band sehingga mampu berpengaruh terhadap posisi yang bakal diambil. 

  • Stochastic

Indikator yang terakhir ini mempunyai cara kerja sedikit berbeda dibanding kedua indikator yang sebelumnya. Biasanya, scalper hanya akan menggunakan stochastic untuk melengkapi penggunaan indikator lain yang tergabung pada suatu sistem. Apabila kamu mencari rekomendasinya, mayoritas trader yang andal akan menggabungkan indikator ini dengan moving average ataupun Bollinger bands.

Tips Menjalani Scalping Saham bagi Trader Pemula

Setelah membaca penjelasan tentang apa itu scalping dan berbagai macam indikatornya, sebenarnya tidak sulit untuk memahami salah satu teknik dari trading ini. Akan tetapi, hal tersebut tidak serta merta langsung membuatmu bisa meraih keuntungan dan menghindari kerugian ketika melakukan trading menggunakan teknik tersebut.

Agar lebih ahli dalam melakukan teknik scalping, simak beberapa tips yang mampu membantu kamu saat trading berikut ini.

  • Kuasai Seni Mengeksekusi Order secara Efisien

Tips pertama, ketika memutuskan untuk menggunakan teknik scalping saat trading, kamu wajib menguasai seni mengeksekusi order secara efisien. Trader harus bisa mengingat biaya ketika melakukan perdagangan dan memahami fluktuasi tren beserta momentumnya agar mampu mengaplikasikan strategi ini dengan optimal. 

Tidak hanya itu scalper pemula juga perlu melengkapi kemampuannya dengan pemahaman dasar terkait analisis teknis guna memerangi kompetisi yang makin meningkat pada aktivitas day trading. Kemudian, sebagai suatu teknik, scalping merupakan metode yang memerlukan kemampuan pengambilan keputusan untuk masuk ataupun keluar yang kerap terjadi di waktu yang sangat singkat.

  • Pelajari Exit Strategy atau Strategi Keluar

Tips lainnya, scalping dapat menjadi teknik yang menguntungkan apabila trader mampu mengaplikasikan strategi keluar atau exit strategy dengan tepat. Seperti yang sempat dibahas sedikit sebelumnya, strategi keluar ini penting untuk dimiliki karena satu kerugian saja bisa menghilangkan keuntungan yang sudah didapatkan scalper. 

Sebagai teknik yang mengharuskan trader untuk melakukan banyak transaksi, sebuah kesalahan pada transaksi yang besar bisa langsung menghanguskan profit yang telah didapatkan. Padahal, jika terus memaksa untuk mengambil transaksi yang kecil, biaya transaksi atau komisi yang harus dibayar akan menjadi terlalu tinggi dan menurunkan keuntungan. Karena itu, melakukan exit strategy atau berhenti ketika sudah mencapai titik keuntungan tertentu penting pada saat menjalankan teknik trading ini.

Baca juga: Pengertian Screening Saham dan Daftar Aplikasi Screening Saham Terbaik

Pahami Strategi Teknikal saat Mendalami Teknik Scalping

Pada dasarnya, scalping adalah teknik yang mengandalkan analisis teknikal. Karenanya, jika ingin mendalami teknik trading tersebut, ada baiknya jika kamu memahami dulu bagaimana cara melakukan analisis teknikal beserta strateginya. Bila memungkinkan, jangan ragu untuk bertanya ke trader yang lebih berpengalaman agar mampu meraup keuntungan yang lebih optimal dari jenis teknik trading ini.