Survei: Orang RI Cuma Mau Sisihkan 10% dari Gaji Buat Bayar Premi Asuransi

Memiliki asuransi sejatinya sangat penting di tengah situasi sekarang ini. Wabah virus Corona dan ancaman resesi memunculkan risiko yang kian tinggi, sebagai contoh risiko atau masalah kesehatan.

Sayangnya, ada saja masyarakat yang masih menganggap remeh asuransi. Apakah itu asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, asuransi kondisi kritis, asuransi perjalanan, maupun asuransi rumah atau properti.

Salah satu alasan seseorang enggan memiliki asuransi, adalah karena faktor ekonomi. Kalau punya asuransi, harus bayar premi setiap bulan. Kewajiban tersebut menjadi beban keuangan, terutama yang gajinya pas-pasan.

Survei MarkPlus Institute akan mengungkap persepsi serta perilaku masyarakat terhadap produk atau industri asuransi di era new normal. Survei ini melibatkan 115 responden. Dengan pengeluaran Rp 3 juta sampai 5 juta per bulan atau upper middle-class.

Survei pre event industry rountable-insurance perspective tersebut menggunakan platform online finance survei, KataAnda dari MarkPlus Inc. MarkPlus Inc merupakan sebuah perusahaan marketing pertama di Tanah Air.

Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Tips Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik

Persepsi Terhadap Asuransi Turun di Kalangan Milenial


Persepsi asuransi turun di kalangan milenial

Survei MarkPlus membandingkan persepsi masyarakat terhadap produk asuransi di kuartal I (sebelum pandemi) dan kuartal II (setelah pandemi), hasilnya seperti dipaparkan Andre Steawan, Business Analyst dari MarkPlus Institute dalam webinar The 2nd Series Industry Roundtable-Insurance Industry Perspective:

  • Terjadi penurunan persepsi masyarakat terhadap produk asuransi
  • Yang menganggap produk asuransi sangat penting turun di kuartal II menjadi 36% responden. Sebelumnya 52% responden di kuartal I
  • Dilihat secara menyeluruh, masyarakat masih menganggap produk asuransi adalah kebutuhan yang cukup penting
  • Penurunan persepsi tersebut, diakui Andre karena 2 hal:

1. Masyarakat sudah terbiasa dengan pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah berlangsung sejak pertengahan Maret sampai sekarang ini

2. Adanya isu tentang vaksin yang mulai dikembangkan, sehingga masyarakat jadi lebih percaya masalah kesehatan akan lebih baik. Dan melihat proteksi asuransi bukan hal yang sangat penting lagi.

  • Dari usia responden, yang menganggap asuransi sangat penting adalah mereka yang berumur di atas 44 tahun. Terjadi kenaikan prosentase dari 15% menjadi 27%. “Peningkatan persepsi di usia 44 tahun ke atas karena usia tersebut rentan terpapar pandemi Covid-19,” kata Andre.
  • Tetapi di kalangan milenial berusia 25-40 tahun justru merosot persepsinya.

Masih Banyak yang Belum Punya Produk Asuransi


Masih banyak warga yang belum punya asuransi

Hasil survei MarkPlus juga menunjukkan bahwa:

  • Sebanyak 34% responden belum memiliki asuransi. Sisanya 66% mengaku sudah punya produk asuransi
  • Ada 3 alasan besar yang membuat mereka belum mendekap produk asuransi:

1. Sebanyak 54% responden beralasan kondisi uang belum mencukupi

2. Karena alasan belum memerlukan produk asuransi sebanyak 39% responden

3. Minimnya pengetahuan sebanyak 21%.

“Menurut saya alasan mereka belum punya asuransi lantaran faktor ekonomi, sebetulnya karena kurangnya pengetahuan mereka. Sebetulnya produk asuransi kan bisa dibeli sesuai kebutuhan, dan preminya pun dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan mereka,” Andre menerangkan.

“Karena minimnya edukasi mereka tentang personal finance yang membuat mereka beranggapan belum memerlukan asuransi. Tidak menjadikan proteksi sebagai kebutuhan primer,” lanjut Andre.

Baca Juga: Ingin Klaim Asuransi Mobil? Berikut Langkah-langkahnya!

Alokasi 10% Gaji untuk Asuransi


Orang RI mau menyisihkan 10% dari gaji untuk asuransi

Terkait kondisi keuangan, masih dari survei MarkPlus Institute, masyarakat bersedia menyisihkan uang 0-10% dari pendapatan bulanan untuk premi asuransi. Jika dilihat datanya:

  • Sebanyak 31 responden mau mengalokasikan 0-5% dari gaji bulanan untuk asuransi
  • Yang mau menyisihkan 5-10% sebanyak 41% responden
  • Dan 10-15% dari gaji sebanyak 17 responden.

Beli Produk Asuransi Sudah Merambah Online


Beli asuransi sudah merambah ke online

Menurut survei MarkPlus, masyarakat membeli atau mengajukan sebuah produk asuransi paling banyak melalui agen penjualan. Metodenya menggunakan tatap mata. Masih konvensional.

  • Sebanyak 52% responden memilih membeli asuransi lewat tatap muka dengan agen. Paling banyak pada jam 10.00-12.00, pukul 13.00-15.00, dan pukul 19.00-21.00.
  • Yang lewat email, whatsapp, atau aplikasi pesan lain dengan agen sebanyak 32%
  • Pembelian melalui aplikasi atau website perusahaan 26% responden
  • Melalui e-commerce sebanyak 23% responden.

“Meski tatap muka masih jadi pilihan utama di era new normal, perusahaan asuransi juga harus mulai melihat penggunaan aplikasi, website, dan e-commerce yang sudah dilirik masyarakat,” saran Andre.

Bingung Mau Beli Produk Asuransi? Di Sini Saja

Kalau masih bingung dalam mencari produk asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, dan asuransi kendaraan yang tepat, serta mengajukannya, bisa melalui e-commerce produk keuangan, Cermati.com.

Beli produk asuransi secara online memberi keuntungan, seperti biaya polis lebih murah, proses lebih mudah dan cepat, serta mendapat akses review produk sehingga kamu bisa memilih produk asuransi sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialmu. 

Baca Juga: Supaya Mobil Terbakar Aksi Kerusuhan Ditanggung Asuransi, Pilih Jenis Asuransi ini!