Mau Beli Rumah? Investasi Saja Dulu Biar Uangmu Berkembang Biak

Bisa membeli rumah di usia muda merupakan suatu pencapaian yang patut dibanggakan. Baik itu dengan uang tunai ataupun lewat skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Bekerja jadi tidak sia-sia. Akhirnya punya aset rumah. Secara harga rumah mahal. Setiap tahun, harganya naik signifikan. Tak heran banyak orang yang kesulitan membeli rumah.

Bagi sebagian orang, membeli rumah hanya sebatas impian. Tapi bukan tanpa sebab. Bisa jadi karena gaya hidup mereka boros. Enggan berhemat.

Maka dari itu, berjuanglah untuk mewujudkan mimpimu punya rumah idaman. Meski gaji cuma UMR, tapi bisa kok membeli rumah. Salah satunya dengan cara investasi terlebih dahulu.

Ya, investasi bisa menjadi jalan untuk ‘menggandakan uang.’ Uangmu bisa berkembang biak, sehingga peluang kamu untuk membeli rumah terbuka lebar. Bukan lagi dengan cara menabung, yang uangnya hanya akan tergerus inflasi.

Investasi untuk membeli rumah harus punya trik. Apa saja itu?

Baca Juga: KPR Syariah vs KPR Konvensional, Oke Mana Buat Kredit Rumah?

1. Tentukan portofolio investasi yang diinginkan


Tentukan portofolio yang diinginkan

Investasi banyak macamnya saat ini. Mau yang konvensional? Ada investasi emas, deposito, maupun reksadana. Kalau ingin cari yang imbal hasilnya tinggi, bisa investasi di saham atau peer to peer lending. Cari yang aman, tanam modal di surat utang negara, seperti obligasi ritel Indonesia (ORI) maupun sukuk negara.

Sistem investasi pada dasarnya sama dengan menabung. Sama-sama mengumpulkan uang. Tapi bedanya, uang yang ditanam untuk investasi, akan dikelola manajer investasi, dan kamu akan mendapat imbal hasil atau keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding bunga tabungan.

2. Pilih investasi jangka panjang 


Pilih investasi jangka panjang

Investasi akan lebih menguntungkan kalau kamu memilih tenor jangka panjang. Sekitar 4-5 tahun, baru deh bisa mendapat manfaat maksimal. Jadi misalnya kamu punya uang Rp 5 juta dan membeli saham perusahaan tambang dengan harga Rp 500 per lembar, maka kamu mendapat 10.000 lembar saham atau 100 lot (1 lot = 100 lembar).

Jika dalam 5 tahun, saham ini mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 per lembar, dan maka kamu akan mengantongi keuntungan Rp 10 juta. Tapi kan pasar saham fluktuatif. Mungkin saja belum 5 tahun, harga saham tersebut sudah meroket menyusul kinerja perusahaan yang cemerlang.

3. Tetapkan jangka waktu untuk Kumpulkan DP 


Kumpulkan DP

Jika ingin membeli rumah, berarti kamu harus punya DP. Tentukan jangka waktu investasi agar DP atau uang muka terkumpul. Misalnya 5 tahun, 10 tahun, atau lebih cepat dari itu. Tentunya jangka waktu yang kamu pilih akan berpengaruh pada besaran uang yang harus diinvestasikan setiap bulan.

Contohnya mau beli rumah seharga Rp 300 juta. DP yang dibutuhkan 15% atau Rp 45 juta. Berarti kalau kamu memilih target waktu 5 tahun (60 bulan), berarti setiap bulan, kamu mesti investasi minimal Rp 750 ribu.

Baca Juga: 3 Cara Jual Rumah saat Cicilan KPR Belum Lunas

4. Pilih lembaga terpercaya 


Pilih lembaga terpercaya

Saat memutuskan untuk berinvestasi sebelum membeli rumah, kamu juga harus memikirkan lembaga pengelola dananya. Misalnya mau investasi reksadana, pilih manajer investasi terpercaya dan yang resmi terdaftar di regulator. Jangan tertipu perusahaan atau lembaga bodong. Atau ingin investasi emas, beli emasnya di Pegadaian atau Antam.

5. Sisihkan uang di awal bukan di akhir


Sisihkan uang di awal, bukan di akhir

Agar gaji tidak habis terpakai untuk keperluan konsumtif, sisihkan uang untuk investasi di awal. Jadi begitu terima gaji, langsung alokasikan untuk investasi. Jangan tunda-tunda lagi. Kalau perlu, pakai fitur auto-debet, sehingga tidak lagi khawatir kelupaan.

6. Beli cash atau KPR?


Beli tunai atau KPR?

Kamu juga harus menentukan skema untuk membeli rumah. Apakah secara tunai atau mengajukan KPR? Keputusan ini pun akan berdampak pada investasimu. Jika ingin membeli rumah tunai, maka kamu perlu menginvestasikan uangmu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Kecuali KPR, paling banter hanya untuk mengumpulkan DP atau uang muka saja.

Perlu Diingat, Investasi Pasti Ada Risikonya

Jika ingin mengambil langkah investasi untuk mewujudkan membeli rumah idaman, pahami risikonya. Investasi apapun jenisnya, pasti punya risiko, baik berisiko kecil maupun besar.

Namun risiko tersebut bukan berarti tidak bisa dikelola. Asalkan tepat, maka risiko tersebut dapat dihindari, bahkan diminimalisir. Jadi, tunggu apalagi, yuk investasikan uangmu sekarang juga.

Baca Juga: Beli Rumah saat Pandemi Bukan Mustahil, Ada KPR Bebas Bayar Cicilan 2 Tahun