Memahami Peran Money Management Dalam Mengatur Ritme Investasi Saham

Ibarat saat berolahraga, misalnya, lari maraton, seseorang tentu harus menjaga ritme pernapasannya agar stamina terjaga hingga mencapai garis finish. Hal ini ternyata juga penting untuk dipahami saat memutuskan untuk berinvestasi saham. Jika tak menjaga ritme keuangan, seorang investor akan merasa kesulitan untuk bisa bertahan dalam dunia saham sebelum tercapai targetnya. 

Seperti yang kita tahu, tujuan utama seseorang menjadi seorang investor atau trader adalah untuk mendapatkan keuntungan seoptimal mungkin. Salah satu cara untuk meraih keuntungan tersebut dalam dunia saham adalah membeli unit saham di harga rendah, dan menjualnya kembali saat harganya tengah naik. Itulah mengapa hampir semua orang yang terjun ke dunia investasi saham tersebut akan menjadi investor yang aktif melakukan jual beli saham. 

Sesuai kutipan oleh bapak investasi Indonesia, Lo Kheng Hong, bursa saham merupakan letak harta kekayaan yang ada di dunia ini. Artinya, bursa saham merupakan ladang paling efektif yang dipilih oleh banyak orang dalam mencari keuntungan. Sebab, di antara instrumen investasi lainnya, bursa saham menjanjikan return atau imbal hasil yang paling menggiurkan, walaupun risiko loss atau kerugiannya juga sama-sama tingginya. 

Oleh karena itu, terjun ke dunia saham memerlukan sederet persiapan, tidak hanya dalam hal modal, namun juga mentalitas para pelakunya. Nah, agar bisa lebih siap dalam mengeruk keuntungan seoptimal mungkin saat berinvestasi saham, alangkah baiknya jika kamu memahami pentingnya penerapan money management untuk mengatur irama pernapasan saat berinvestasi saham. Berikut ulasannya.

Baca Juga: Investasi Saham Aktif vs Saham Pasif, Ini Bedanya

Berbagai Persiapan Diri dalam Berinvestasi Saham

loader

Berinvestasi Saham

Tanpa adanya persiapan untuk terjun ke dunia investasi saham, kamu akan lebih berisiko untuk mengalami cut loss atau bahkan modal investasi tersangkut dan tak bisa diambil. Risiko kerugian dalam berinvestasi saham tersebut memang sering kali terjadi akibat lack of preparation atau kurang persiapan dari pihak investornya. 

Dalam berinvestasi saham, kesuksesannya dinilai bukan dari seberapa besar capital gain atau keuntungan yang berhasil didapatkan. Melainkan, keberhasilan investasi saham dinilai dari berapa lama investor tersebut mampu bertahan dalam ‘permainan’ tersebut. Ibarat lari maraton, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar mampu bermain saham hingga mencapai target yang ingin diraih, antara lain:

  1. Cari Metode Analisis yang Teruji Kualitasnya

    Dalam lari maraton, atlet perlu menggunakan sepatu dengan kualitas yang terbaik serta teruji agar bisa bertahan digunakan dalam waktu lama. Jika tidak, tentu saja akan ada beragam masalah yang mungkin dialami oleh atlet. Seperti, membuat kaki terkilir, rusak di tengah jalan, dan lain sebagainya. Bahkan, sepatu yang tidak pas dengan jenis atau ukuran kai akan terasa tidak nyaman saat dipakai untuk berlari.

    Nah, hal ini juga sama saat kamu mencoba untuk bermain saham. Tanpa metode analisis yang baik dan teruji, nyaris mustahil rasanya kamu bisa mendapatkan cuan yang diharapkan. Untuk mengetahui metode analisis yang tepat, ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya melalui backtesting. 

    Apa itu backtesting? Secara ringkas, backtesting adalah proses menyesuaikan metode analisis dengan kepribadian investornya. Sebagai contoh, investor tergoda saat melihat barisan hijau pada saham yang ada di running trade. 

    Hal tersebut tentu saja sangat rentan membuat investor salah mengambil keputusan dalam membeli saham. Agar lebih bijak, sebaiknya investor melakukan dulu analisis ketika market saham sudah ditutup.

  2. Tumbuhkan Mental Seorang Pemenang

    Untuk bisa memenangkan sebuah pertandingan atau perlombaan, kamu harus lebih dulu memiliki mental seorang pemenang. Sama halnya dengan saat berinvestasi saham. Kamu juga perlu memiliki kepercayaan pada diri sendiri untuk mampu meraih keuntungan optimal.

    Selain itu, dalam berinvestasi saham, mental pemenang mampu membantu investor untuk tidak gampang panik saat portofolio tengah memerah atau terjadi aktivitas jual secara besar-besaran. Mental pemenang ini nyatanya juga dimiliki oleh Lo Kheng Hong yang terus menahan saham, bahkan melakukan average down saat saham mengalami masa krisis. Hingga pada akhirnya ia mampu meraih cuan walaupun saham yang dimilikinya sempat mengalami penurunan harga. 

  3. Atur Ritme Investasi dengan Money Management

    Setelah mengetahui metode analisis yang terbaik dan memiliki mental pemenang, hal selanjutnya yang perlu disiapkan saat berinvestasi saham adalah kemampuan dalam mengatur ritme investasi. Hal ini penting untuk dilakukan agar investor mampu bertahan dan tak kehabisan modal saat berinvestasi saham sebelum target berhasil tercapai. 

    Ritme investasi saham ini dapat digambarkan dengan jelas melalui money management atau manajemen uang. Money management adalah cara agar tak kehabisan modal saat investasi saham. Sebab, money management adalah faktor penting agar investor memahami kapan portofolionya perlu dipertahankan, melakukan average down, membeli saham yang berpotensi naik dalam waktu dekat, dan sebagainya.

Baca Juga: Trik Berinvestasi Saham dengan Modal Minim

Konsep Money Management yang Perlu Dipahami Saat Memutuskan Terjun ke Dunia Investasi Saham

loader

Konsep Money Management adalah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, money management adalah hal yang dibutuhkan oleh investor agar mampu bertahan saat berinvestasi saham. Terdapat beberapa konsep investasi saham yang perlu dipahami oleh investor agar tak terjerumus dalam investasi saham, di antaranya adalah. 

  • Jangan Taruh Semua Telur di Satu Keranjang 

    Konsep ini mengacu pada konsep paling mendasar dari money management saat berinvestasi, yakni tidak menaruh semua modal dalam satu produk investasi. Melainkan, lakukan diversifikasi portofolio dengan memilih beberapa saham yang terbaik menurut investor dan membagi modal investasi secara merata ke dalamnya. Dengan begitu, saat harga di satu saham menurun, modal di saham lainnya tetap mampu mengangkatnya sehingga kerugian dapat diminimalisir. 

  • Ukur Risk dan Reward Saham

    Konsep risk dan reward menjadi pemicu utama bagi investor ritel mengalami kegagalan karena tak memiliki pemahaman mengenai kapan harus berhenti. Risk dalam money management adalah posisi berhenti atau stop loss yang perlu dipasang guna menjaga investor mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Menentukan batas stop loss ini penting bagi investor karena mampu mencegah risiko fear & greed yang mampu menjebak psikologinya untuk terus bertahan hingga pada akhirnya mengalami saham tersangkut. 

    Penentuan reward juga perlu dilakukan secara bersamaan dengan penentuan risk guna mempertimbangkan apakah potensi keuntungan saham setara atau sebanding dengan risikonya. Dalam kata lain, saat berinvestasi saham, jangan sampai iming-iming keuntungannya lebih kecil dibanding risiko yang diberikannya. Dari sini investor mampu memahami pentingnya membeli saham pada harga support dan memperkirakan kapan terjadinya pantulan harga. 

  • Susun Reporting Plan

    Investor saham perlu melakukan pencatatan pada segala hal yang dilakukan pada bursa saham, termasuk waktu transaksi, metode untuk masuk pada transaksi, serta alasan masuk atau keluar dari sebuah transaksi. Hal tersebut bertujuan untuk memahami apakah saham atau strategi yang dipilih berhasil atau tidak. Jadi, jangan hanya berpaut pada portofolio yang hijau atau merah, namun juga mengevaluasi cara berinvestasi yang dilakukan.

    Reporting plan sebenarnya tak membutuhkan analisis atau usaha yang menguras waktu dan tenaga. Reporting plan hanyalah proses pencatatan aktivitas yang dilakukan saat berinvestasi. Terdapat beberapa hal yang perlu dicatat dalam pembuatan reporting plan.

    1. Rasio keuntungan dan risiko yang ditentukan oleh suatu nilai tertentu. Namun, pada dasarnya, rasio tersebut biasanya dihitung dengan cara memastikan risiko yang mungkin didapat tak melebihi potensi keuntungannya. Sebagai contoh, dengan rasio keuntungan paling tidak 50 persen dan rasio keuntungan per risiko lebih dari satu, investor tidak akan mungkin mengalami kerugian saat berinvestasi. 
    2. Tanggal transaksi masuk dan keluar yang bertujuan untuk mencatat tren tahunan yang bisa dijadikan sebagai faktor pembantu dalam menentukan transaksi di waktu-waktu tertentu. Misalnya, pada bulan November, transaksi saham selama empat tahun belakangan mengalami kerugian. Hal tersebut dapat menjadi pendorong bagi investor untuk tak membeli saham di waktu tersebut.
    3. Mencatat metode serta menghitung win ratio. Jika memang berhasil, maka metode tersebut layak untuk dipertahankan. Sebaliknya, jika tak membuahkan hasil, jangan ragu untuk mencari metode lain yang lebih baik dan lebih cocok dengan pribadi dan kemampuan investor. 
  • Miliki Investing atau Trading Plan

    Investing plan atau trading plan bagi setiap investor bisa berbeda-beda, tergantung dari kepribadian serta tujuan finansialnya masing-masing. Sebagian orang mungkin lebih nyaman dengan investasi jangka pendek atau dalam jangka harian melalui aktivitas day trading. Namun ada pula yang lebih memilih investasi berjangka panjang di atas 5 tahun untuk tujuan keuangan berupa dana pensiun, uang warisan, maupun dana pendidikan anak. 

    Yang utama adalah tidak ada trading plan atau investing plan yang lebih unggul dibanding investing plan yang lainnya. Semuanya kembali lagi kepada tujuan investasi dan kepribadian investornya. Dengan menentukan investing plan tersebut, investor jadi lebih mudah menentukan instrumen investasi yang paling optimal sesuai dengan tingkat risiko dan sebanding dengan target investasinya.

Gunakan Money Management untuk Cegah Kerugian Besar Kala Berinvestasi Saham

Peran money management secara umum adalah untuk menghindarkan seseorang dari risiko mengalami kerugian besar. Hal ini tentu saja amat penting dimiliki oleh investor saham karena kesuksesan pada jenis investasi tersebut bergantung pada kemampuan untuk bertahan dalam jangka panjang hingga akhirnya mampu meraih keuntungan secara konsisten. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan analisis teruji, psikologi trading matang, dan senantiasa mengembangkan kemampuan money management agar risiko kehilangan modal dalam bursa saham menjadi lebih kecil. 

Baca Juga: Harga Saham Anjlok? Investor Tak Perlu Panik, Ini 6 Tips Hadapi Saham Turun