Ocean Protocol, Proyek Crypto yang Memfasilitasi Pengguna Memonetisasi Data

Di era teknologi informasi dan digital seperti sekarang ini, data menjadi salah satu hal yang penting dan bahkan dianggap sebagai komoditas oleh banyak pihak. Data dapat dijadikan sebagai pendorong utama untuk membuat beragam keputusan di berbagai tingkat, mulai dari bisnis, organisasi, pemerintah, bahkan individu sekalipun. 

Akan tetapi, walaupun memiliki peran yang krusial tersebut, data sering kali tak mempunyai nilai yang bisa disetarakan sebagai suatu produk. Di samping itu, untuk sekarang, proses pemanfaatan data terhadap segi ekonominya masih terbilang kurang dan belum begitu berkembang. Terkait hal tersebut, muncul sebuah aplikasi pada blockchain Ethereum yang dikenal dengan nama Ocean Protocol atau OCEAN.

Secara umum, fungsi dari protokol tersebut adalah untuk memberi fasilitas kepada penggunanya agar bisa memonetisasi data serta memberikan nilai ekonomi terhadapnya. Namun, bagaimana cara kerja dari Ocean Protocol ini agar bisa memonetisasi data hingga membuatnya memiliki nilai ekonomi via teknologi blockchain? Nah, jika penasaran dengan apa itu Ocean Protocol, sejarah singkat, cara kerja, keunikan, serta beragam kegunaannya, simak ulasan berikut ini.

Baca juga: Mengenal Kripto, Daftar Mata Uang Kripto Paling Populer Tahun Ini dan Cara Investasinya

Apa Itu Ocean Protocol?

loader

Ocean Protocol

Ocean Protocol, atau bisa juga disebut sebagai Ocean, adalah suatu open source protocol yang memiliki tujuan untuk memungkinkan individu dan bisnis saling bertukar serta memonetisasi data. Protokol tersebut menyediakan fasilitas tokenisasi data set yang mana data dapat diubah menjadi suatu token dengan sebutan ‘datatoken’ dan menyimpannya pada blockchain. 

Protokol ini dibangun pada jaringan Ethereum. Protokol ini memiliki kemampuan untuk melakukan proses tokenisasi terhadap data bagi organisasi, individu, ataupun bisnis agar mampu menjual akses terhadap data pada pihak lain yang membutuhkannya. Transaksi tersebut bisa dilakukan melalui pasar data protokol ini dan dilindungi memakai jaringan blockchain guna memastikan keamanan setiap datanya.

Terkait value dan data teknisnya, protokol ini mempunyai kapitalisasi pasar sekitar 1.56 triliun Rupiah dengan nilai per 1 token OCEAN sebesar Rp2.558 per 26 Juli 2022. Dengan jumlah tersebut, protokol ini berada di peringkat 177 aset crypto di dunia. Di samping itu, jumlah peredaran suplai token ini untuk sekarang adalah 613 juta OCEAN, dengan suplai maksimal berjumlah 1.4 miliar token.  

Sejarah Singkat Perkembangan Ocean Protocol

Protokol ini pertama kali dibangun oleh Trent McConaghy dan Bruce Pon di tahun 2017. Trent dan Bruce merupakan ahli di bidang AI atau artificial intelligence dan juga bidang big data. Semenjak tahun 2013, kedua founder tersebut telah mempunyai perusahaan dengan nama BigchainDB dan berfokus pada pembuatan database blockchain. 

Namun, ketika telah mendirikan Ocean, seluruh aktivitas perusahaan tersebut telah diarahkan pada pengembangan protokol serta jaringan blockchain dari Ocean Protocol. Tidak hanya itu, proyek tersebut juga didukung pula oleh Ocean Protocol Foundation, suatu organisasi nirlaba berlokasi di Singapura, serta OceanDAO, suatu DAO atau organisasi otonom terdesentralisasi dan dikembangkan guna mendorong desentralisasi dari protokol ini. 

Melalui Ocean Protocol Foundation, telah terkumpul setidaknya 26,8 juta USD via ICO. Saat ini, organisasi tersebut berfokus terhadap perkembangan kerja sama protokol Ocean. 

Cara Kerja dari Ocean Protocol

loader

Ocean

Di tingkat yang paling sederhana, protokol ini memberi layanan tokenisasi untuk peneliti, organisasi, atau individu yang ingin melakukan monetisasi terhadap dataset yang dimilikinya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, protokol ini melakukan proses tersebut dengan cara mengubah data menjadi suatu datatoken dengan standar ERC-20. 

Pengguna bisa membeli datatoken tersebut dan memperoleh akses pada data yang ada di dalamnya dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Tidak hanya membeli, pengguna juga dapat menyewa data menggunakan metode yang disebut compute-to-data dan memberi pengguna kemampuan untuk memakai dataset tersebut pada proses komputasi artificial intelligence atau AI.

Pada white paper-nya, protokol ini menjelaskan bahwa proyek tersebut melalui sejumlah tahapan, dengan setiap tahapnya akan memanfaatkan sistem blockchain berbeda. Di versi 1.0 serta 2.0, protokol tersebut menggunakan sistem PoA atau proof-of-authority. Sementara, pada versi 3.0, Ocean memanfaatkan main net Ethereum dengan beragam modifikasi yang membuatnya mampu mendapatkan biaya transaksi yang lebih terjangkau.

Setelah melalui tahap tersebut, protokol ini berniat memakai sejumlah macam modifikasi dari Layer 2, misalnya, ZK Rollup dan sister chain. OceanDAO memungkinkan pihak komunitas pengguna protokol tersebut untuk menentukan modifikasi protokol serta jaringan yang dipakai. 

Pada akhirnya, protokol Ocean mempunyai visi menjadi pusat transaksi pembelian dan pertukaran data set yang dapat digunakan pada mayoritas blockchain. Jadi, aktivitas transaksi tersebut tak hanya bisa digunakan pada jaringan Ethereum saja seperti saat ini. 

 Baca juga: Mengenal Chainlink, Cara Kerja dan Mata Uang Digitalnya

Keunikan dari Ocean Protocol

Sebagai sebuah protokol dengan cara kerja dan jenis yang terbilang unik, ada berbagai hal menarik lainnya dari Ocean Protocol yang layak untuk disimak. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Development Web 3.0: Protokol ini merupakan salah satu pengembang yang menginovasi fondasi dari Web3.0 serta mendukung proses terciptanya jaringan internet dengan lebih terdesentralisasi
  • Ocean Marketplace: Merupakan suatu market data yang terdesentralisasi atau DEX, yang mana pihak penyedia dari data bisa menjual data set yang dimilikinya ke pihak lain yang membutuhkan.
  • Aktivitas Tokenisasi Data: Baik pihak individu maupun organisasi mampu melakukan tokenisasi terhadap data yang dimilikinya. Melalui proses tersebut, data set bisa diubah menjadi standar jaringan dari ERC-20 pada blockchain Ethereum. Hal tersebut mampu memberi akses terhadap data yang dimiliki oleh pihak tersebut pada komunitas dari protokol ini. 
  • Pionir pada Industri Data: Protokol Ocean juga menjadi pelopor dari terciptanya sektor industri transaksi data ada jaringan blockchain. 
  • Jalin Kerja Sama dengan Negara dan Institusi: Protokol ini juga mendorong pengadopsian jaringannya via koordinasi bersama institusi, misalnya BMW dan Gaia-X, sampai negara sekalipun.

Beragam Kegunaan Ocean Protocol

Terdapat beragam kegunaan dari protokol Ocean ini, antara lain:

1. Investasi

Semenjak tahun 2021, harga dari koin Ocean selalu mengalami fluktuasi sebab jaringan protokol tersebut menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak. Alhasil, hal tersebut mendorong adanya peningkatan ataupun perubahan terhadap nilai token Ocean. 

Ocean adalah salah satu protokol dan proyek dari Web3 yang telah berjalan dan mengalami perkembangan. Beberapa contoh rencana peluncuran yang dilakukan oleh protokol ini, di antaranya, data dengan bentuk NFT, pembuatan stable assets terjamin OCEAN, serta data farming. 

Beragam rangkaian aktivitas kerja sama dilakukan pula oleh foundation protokol ini guna mendorong penggunaan dalam beragam sektor serta negara. Seluruh hal tersebut menunjukkan jika harga token ini berpotensi meningkat dan bersaing dengan jenis crypto lainnya. 

Karena alasan tersebut juga mengapa jenis koin ini dianggap menarik untuk dijadikan sebagai instrumen investasi jangka panjang ataupun menengah. Tapi ingat, selayaknya proyek kripto lain, ada risiko tinggi saat berinvestasi pada proyek yang sedang dalam tahap pengembangan sehingga perlu analisis yang lebih matang lagi sebelum memutuskan untuk menanam modal pada protokol ini.

2. Data Market Ocean

Data market Ocean adalah wadah yang mana pengguna individu atau institusional bisa mengakses beragam data set dan bisa disewa serta digunakan pada analisis. Data market tersebut mendorong adopsi protokol pada berbagai tingkat. 

Ocean Market adalah pasar data yang berguna sebagai decentralized exchange alias pertukaran terdesentralisasi. Pengguna dan peneliti bisa menggunakan pasar tersebut untuk memperoleh keuntungan melalui pendaftaran dan penjualan data yang telah dianalisis agar mempunyai nilai tambah. 

3. Staking

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan protokol ini untuk staking. Berbeda dengan proyek lainnya, staking pada protokol ini dilakukan pada setiap data set yang mempunyai staking pool sendiri. Dalam kata lain, data terpercaya dan banyak digunakan umumnya mempunyai kumpulan staking lebih banyak ketimbang yang lainnya.

Keuntungan bisa didapatkan dari bunga biaya transaksi atas data set tersebut. Persentase profit umum yang bisa didapat penyedia likuiditas biasanya 0,1% dari jumlah pertukaran, walaupun nilai tersebut masih dapat diubah oleh pihak pemilik data set. 

Baca juga: Investasi Crypto: Jenis, Manfaat dan Risiko yang Perlu Diketahui

Menciptakan Nilai Ekonomi pada Data Melalui Ocean Protocol

Itulah penjelasan mengenai apa itu Ocean Protocol, cara kerja, sejarah singkat, hingga kegunaannya. Secara umum, protokol tersebut adalah jaringan blockchain dan berguna untuk menciptakan sektor ekonomi data dengan memanfaatkan cryptocurrency. Jadi, peneliti atau pihak tertentu bisa memonetisasi data miliknya dan mendapatkan nilai ekonomi.