Risk Adjusted Return: Pengertian, Jenis Pengukuran dan Cara Menghitungnya

Berinvestasi saat ini memang sudah menjadi bagian dari keuangan banyak orang. Selain bisa dijadikan alasan untuk menabung, berinvestasi juga banyak dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan untuk kebutuhan lain atau persiapan keuangan di masa depan.

Tapi ternyata masih banyak juga orang yang bermain investasi dengan hanya sekedar menanam uang, tanpa memahami dengan betul tujuan dari investasi, risiko dan strateginya dan akhirnya justru mengarah kepada kerugian.

Nah salah satu strategi investasi yang wajib dilakukan agar tujuan investasi bisa dicapai dan risiko investasi bisa di minimalisir dengan mudah adalah dengan melakukan risk adjusted return.

Apa itu risk adjusted return?

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Risk Adjusted Return

loader
Risk Adjusted Return

Risk adjusted return adalah return atau imbal hasil pada suatu instrumen investasi dengan telah memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang terdapat pada instrumen dalam menghasilkan return.

Indikator yang digunakan adalah standar deviasi return instrumen investasi. Sebagai contoh, nilai Risk adjusted return sebesar 0,58% suatu instrumen investasi diinterpretasikan sebagai instrumen yang menawarkan 0,58% untuk setiap 1% resiko yang ditanggung investor.

Risk adjusted return negatif berarti instrumen investasi memberikan kerugian kepada investor, padahal investor telah menangung sejumlah risiko yang melekat pada instrumen investasi.

Jenis Pengukuran dan Cara Menghitung Risiko Investasi pada Risk adjusted return

Dalam mengevaluasi kinerja produk reksadana berdasarkan kinerja portofolio aset dalam menghasilkan imbal hasil dan risiko (risk adjusted return), terdapat 5 model yang dapat digunakan yaitu R-Squared, Rasio Sortino, Modigliani-Modigliani Measure, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio.

Baca Juga: Keputusan Investasi: Dasar, Tujuan, dan Cara Pengambilan Keputusan Investasi

Berikut penjelasan secara lengkapnya:

R-Squared

R-Squared mengukur persentase pergerakan dana atau portofolio berdasarkan pergerakan indeks acuan. Nilai rasio dapat bervariasi dari 0% -100%. Nilai R-Squared 100% berarti pergerakan dana atau portofolio sama persis dengan pergerakan indeks yang dijadikan acuan.

Rasio Sortino

Rasio Sortino adalah variasi dari rasio Sharpe. Rasio Sortino mengambil pengembalian portofolio dan membaginya dengan Risiko Penurunan.

Risiko sisi negatif adalah volatilitas pengembalian portofolio di bawah level tertentu. Tingkat ini didasarkan pada pengembalian rata-rata. Rasio mengukur risiko penurunan dana portofolio atau saham.

Rasio Sortino dihitung dengan rumus:

Rasio Sortino = Rp – Rf/ Sigma (d)

Penjelasan:

Rp = Hasil Portofolio yang Diharapkan

Rf = Tarif Bebas Risiko

Sigma (d) = Deviasi Standar Pengembalian Aset Negatif

Modigliani-Modigliani Measure

Modigliani-Modigliani Measure juga dikenal sebagai ukuran M2 adalah rasio yang digunakan untuk mendapatkan pengembalian investasi yang disesuaikan dengan risiko.

Yang artinya, laba atas investasi yang disesuaikan dengan risiko dibandingkan dengan tolok ukur. Modigliani-Modigliani Measure ditampilkan sebagai unit persentase pengembalian.

Modigliani-Modigliani Measure dihitung dengan rumus:

Modigliani-Modigliani Measure = Rp - Rm

Penjelasan:

Rp = Pengembalian Portofolio yang Disesuaikan

Rm = Pengembalian Portofolio Pasar

Sharpe Ratio

Rasio Sharpe menghitung seberapa baik investor diberi kompensasi atas risiko yang mereka ambil dalam investasi.

Saat membandingkan dua investasi berbeda dengan tolak ukur yang sama, aset dengan rasio Sharpe yang lebih tinggi memberikan pengembalian yang lebih tinggi untuk jumlah risiko yang sama atau pengembalian yang sama untuk risiko yang lebih rendah daripada aset lainnya.

Rasio Sharpe dihitung dengan rumus:

Rasio Sharpe = (Rp – Rf)/ Std.dev (p)

Penjelasan:

Rp = Hasil Portofolio yang Diharapkan

Rf = Tarif Bebas Risiko

Std.dev (p) = Deviasi Standar Pengembalian Kelebihan Portofolio

Treynor Ratio

Rasio Treynor menggunakan koefisien beta, bukan standar deviasi yang digunakan dalam rasio Sharpe.

Rasio tersebut menunjukkan berapa banyak pengembalian yang dapat diberikan investasi kepada investornya sambil mempertimbangkan tingkat risiko yang melekat.

Rasio ini digunakan untuk mengukur pengembalian yang diperoleh lebih dari apa yang bisa diperoleh jika investasi tidak memiliki risiko yang dapat didiversifikasi.

Rasio Treynor dihitung dengan rumus:

Rasio Treynor = (Rp – Rf)/ Beta (p)

Penjelasan:

Rp = Hasil Portofolio yang Diharapkan

Rf = Tarif Bebas Risiko

Beta (p) = Koefisien beta

Koefisien beta menggambarkan sensitivitas investasi di pasar. Jika rasio menunjukkan nilai yang tinggi, berarti investasi tersebut menawarkan pengembalian yang relatif tinggi dengan memasukkan risiko pasar.

Jensen’s Alpha Ratio

Jensen's Alpha digunakan untuk menggambarkan pengembalian aktif atas investasi.

Jensen's Alpha mengukur kinerja investasi terhadap tolok ukur indeks pasar yang mewakili pergerakan pasar secara keseluruhan.

Jensen's Alpha juga menunjukkan kinerja investasi setelah risikonya dipertimbangkan.

Rasio Jensen's Alpha dihitung dengan rumus:

Rasio Jensen's Alpha = Rp – Rf - Beta (Rm - Rf)

Penjelasan:

Rp = Hasil Portofolio yang Diharapkan

Rf = Tarif Bebas Risiko

Beta (p) = Portofolio Beta

Rm = Pengembalian Pasar

Interpretasi parameter pada Jensen's Alpha

Alpha <0 berarti investasi terlalu berisiko untuk pengembalian yang diharapkan.

Alpha = 0 artinya return yang diperoleh sudah mencukupi untuk risiko yang diambil.

Alpha> 0 artinya return yang diperoleh lebih besar dari risiko yang diasumsikan.

Baca Juga: Cut Loss Saham - Arti, Contoh, dan Cara Menentukannya

Kenali Lebih dalam Mengenai Investasi

Tidak hanya teori, kenali juga lebih dalam mengenai menetapkan keputusan investasi, istilah-istilah dan strategi pada investasi. Dengan mengetahui lebih banyak mengenai investasi, terutama investasi yang sedang kamu jalani. Maka akan semakin mudah juga kamu dalam menangani setiap tantangan yang datang seperti risiko dan hal-hal merugikan tidak terduga lainnya.

Baca Juga: Cara Investasi Saham bagi Pemula yang Ingin Berinvestasi Saham Online