Cocok untuk Tujuan Jangka Panjang, Ini Pengertian Strategi Buy and Hold di Dunia Investasi

Setiap orang yang memutuskan untuk terjun ke dunia investasi dan menjadi seorang investor pasti memiliki tujuan mendapatkan imbal hasil seiring waktu. Untuk mencapai hal tersebut, setiap investor pasti memiliki strateginya tersendiri yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya. Salah satu strategi yang populer dilakukan adalah buy and hold.

Sesuai namanya, strategi membeli dan menahan ini cocok dipilih jika memiliki tujuan investasi jangka panjang. Pasalnya, strategi ini mengandalkan aktivitas membeli aset lalu menahannya dalam jangka waktu selama mungkin. Dengan begitu, investor memiliki banyak waktu untuk mencairkan dana dalam kondisi keuntungan yang maksimal.

Meski mungkin terdengar simpel, tapi ada baiknya kamu memahami dulu tentang cara kerja dari strategi investasi buy and hold ini. Barulah dengan begitu kamu bisa mengaplikasikannya secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan maupun tujuan investasi.

Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang apa itu strategi buy and hold dalam dunia investasi, termasuk cara kerja, keunggulan dan kekurangan, hingga perbedaannya dengan sejumlah strategi investasi lain, simak penjelasannya berikut ini.

Baca juga: Mampu Tebak Waktu Terbaik Investasi, Yuk Ulik Strategi Market Timing pada Reksa Dana

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Apa Itu Buy and Hold?

Dalam bahasa Indonesia, istilah buy and hold bisa diartikan sebagai membeli dan menahan. Secara umum, maksud dari istilah ini adalah sebuah strategi investasi yang populer di antara investor untuk membeli sebuah aset lalu menahannya dalam kurun waktu cukup panjang. Karena itu, konsep ini populer dijalani oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.

Strategi ini tentu jauh berbeda dengan mayoritas trader yang secara umum melakukan banyak aktivitas pembelian dan penjualan aset dalam waktu singkat untuk mendapat keuntungan maksimal.

Walaupun strategi ini banyak digunakan oleh pemilik modal yang telah menjalani aktivitas investasi cukup lama dan berpengalaman, tapi buy and hold tetap memiliki keunggulan dan kekurangannya tersendiri. Oleh karena itu, investor tetap perlu menyesuaikan penggunaan strategi ini dengan kebutuhan dan tujuan investasinya agar mampu mendapatkan peluang keuntungan yang optimal.

Pemilihan strategi investasi ini nantinya juga berhubungan dengan instrumen investasi seperti apa yang ideal untuk dijadikan sarana menyimpan modal. Sehingga, cara kerja, keunggulan dan kekurangannya, serta perbedaannya dengan strategi investasi lainnya tetap perlu dipahami oleh investor yang ingin menggunakan pendekatan ini.

Baca juga: Trik Investasi Reksa Dana yang Untungnya Besar

Cara Kerja Strategi Buy and Hold

Saat memutuskan untuk menggunakan strategi buy and hold, artinya investor memiliki rencana investasi di instrumen tertentu yang ideal untuk investasi jangka panjang. Contoh instrumen yang ideal dan biasanya dijadikan pilihan oleh investor dengan strategi beli dan tahan ini adalah saham yang dikenal memiliki tingkat risiko tinggi.

Selain itu, beberapa aset tertentu, seperti real estate serta obligasi juga kerap dijadikan sebagai opsi instrumen investasi dengan strategi buy and hold. Pun tetap lakukan diversifikasi dengan membeli jenis aset lain yang memiliki tingkat risiko lebih rendah guna meminimalkan risiko kerugian.

Fokus dari strategi investasi ini adalah kamu tak memiliki niat untuk melepas atau menjual aset dalam jangka waktu yang pendek. Tak peduli bagaimana geliat pasar keuangan saat ini, atau adanya ayunan nilai investasi yang tak terduga, kamu tetap membeli & menahan aset investasi.

Metode ini mengharuskan investor untuk mampu membeli instrumen atau aset finansial, pun aset non finansial dengan tetap mempertahankan atau menahannya kendati kondisi pasar sedang tak stabil sekalipun.

Seseorang barangkali tetap harus mengamati potensi terjadinya penurunan harga atas aset investasi yang dimilikinya ketika mengaplikasikan strategi buy and hold pada waktu tertentu. Meski begitu, jika memang menurut analisis aset tersebut akan melewati masa landai dan masih memiliki peluang untuk menambah nilainya, investor harus menahan godaan untuk menjualnya. Tidak peduli nilainya akan meningkat atau menurun dalam waktu dekat, kamu selaku investor dengan strategi buy and hold tetap harus menahannya. Baru ketika sudah tercapai tujuan investasi, kamu boleh mencairkan modal yang telah ditanam menggunakan strategi ini.

Perlu dipahami bahwa tentu saja tak semua saham atau instrumen investasi yang dibeli dengan strategi buy and hold mampu memberikan keuntungan atau imbal hasil sesuai ekspektasi. Penerapan strategi investasi ini perlu dilakukan dengan cara berpikir tertentu dan memilih aset yang memiliki potensi terus bertambah seiring waktu terhadap nilainya.

Baca juga: Money Management dalam Investasi Reksa Dana

Keunggulan Strategi Investasi Buy and Hold

Banyak investor pasti setuju bahwa strategi buy and hold merupakan salah satu pendekatan investasi jangka panjang paling populer untuk dijadikan pilihan. Hal ini dikarenakan strategi tersebut mempunyai banyak keuntungan yang bisa dirasakan oleh investor dengan tingkat atau kalangan mana pun, antara lain:

  1. Peluang Imbal Hasil Tinggi

    Dengan mengaplikasikan strategi ini, investor mampu mendapatkan peluang imbal hasil paling tinggi dibanding strategi investasi jangka panjang lain. Tingkat pengembalian yang mungkin didapatkan oleh investor buy and hold mencapai rerata 10 sampai 12 persen, baik di kapitalisasi besar atau kecil.

  2. Beban Pajak Rendah

    Keuntungan lainnya, karena hanya menjual saham dalam jangka waktu yang panjang, investor tak dibebani dengan biaya pajak penjualan aset investasi. Bahkan, jika hanya sekadar memegang aset dan tak melakukan penjualan, artinya investor sama sekali terbebas dari beban pajak.

  3. Menekan Biaya Transaksi

    Keuntungan yang terakhir, penjualan aset investasi yang hanya dilakukan di waktu tertentu saja juga menghindarkan investor dari biaya transaksi. Makin sedikit transaksi penjualan atau pembelian aset investasi, makin dikit pula biaya transaksi yang dibebankan pada investor, bahkan cenderung tidak ada biaya. Maka, peluang keuntungan menjadi lebih optimal dan tidak terpangkas oleh biaya ini.

Kekurangan Strategi Investasi Buy and Hold

Meski menawarkan beragam keuntungan di atas, investasi dengan strategi buy and hold mempunyai beberapa kekurangan yang perlu disiasati oleh investor. Berikut beberapa kekurangan strategi investasi buy and hold.

  1. Butuh Waktu

    Pendekatan buy and hold mengharuskan investor untuk menunggu paling tidak 5 tahun agar bisa memberikan keuntungan yang optimal, bahkan sampai belasan tahun. Jika tidak ingin menahan aset investasi dalam jangka panjang, berarti pendekatan ini tak cocok jadi pilihanmu.

  2. Nilai Aset Rendah

    Fokus utamanya adalah membeli instrumen yang nilainya bisa meningkat dalam jangka panjang dan biasanya fluktuasinya rendah dalam jangka pendek. Untuk bisa menentukan pilihan instrumen terbaik, investor mungkin perlu melakukan analisis dan penelitian terlebih dulu.

  3. Tak Tahan Terkena Fluktuasi

    Jika terjadi fluktuasi, bahkan dalam waktu singkat, nilai sebuah aset mungkin masih bisa menurun dibanding harga belinya. Hal ini tentu bisa memicu kerugian bagi investor, kendati telah lama menahan asetnya.

  4. Terbatasnya Likuiditas Pasar

    Kekurangan lainnya, strategi ini tak membolehkan investor untuk sembarangan mencairkan dananya saat dibutuhkan. Sebab, jika melakukan likuidasi ketika nilai aset sedang menurun, sudah pasti investor malah mengalami kerugian. Belum lagi dengan tingkat likuiditas aset yang mungkin tak terlalu tinggi menjadikannya sulit untuk dicairkan sebagai dana tunai.

  5. Harus Disiplin

    Terakhir, investasi dengan strategi buy and hold mengharuskanmu untuk disiplin dan terus menahan modal. Terlepas nilainya sedang naik atau turun, konsistensi untuk terus menahan modal tidak boleh terhenti sampai tujuan investasi tercapai.

Baca juga: Kenalan dengan Dollar Cost Averaging, Strategi Investasi Andalan Banyak Orang

Perbedaan Buy and Hold dengan Strategi Dollar Cost Averaging

Sebagian dari kamu mungkin menganggap strategi ini mirip dengan DCA atau Dollar Cost Averaging. Padahal, keduanya merupakan 2 strategi investasi berbeda dengan cara kerja yang berbeda pula. Pada strategi DCA, pendekatan ini cocok dipilih oleh investor yang gemar bermain aman serta fokus melindungi nilai investasinya dalam jangka panjang.

Dengan strategi DCA, investor perlu rutin menanam modal secara berkala. Idealnya, strategi ini dipilih oleh investor dengan penghasilan tetap tiap bulan.

Sementara untuk buy and hold, strategi ini dilakukan dengan membeli sejumlah aset dengan nilai tertentu lalu mendiamkannya. Contohnya, kamu memutuskan untuk membeli properti, lalu menahannya hingga nilainya meningkat beberapa tahun kemudian.

Simulasi Strategi Investasi Buy and Hold

Simulasi 1

Seorang investor membeli 100 saham ABCD di harga penutupan Rp1.800 per saham pada Januari 2012 dan menerapkan strategi Buy and Hold dengan potensi dividen 2-5% per tahunnya.
Saham tersebut pun dipegang investor hingga Januari 2023 dengan harga Rp15.700 per saham. Maka, dalam waktu 10 tahun itu, investor akhirnya mendapatkan return sebesar kurang lebih 872%, ditambah dengan dividen yang ia terima selama memiliki saham tersebut.

Simulasi 2

loader

(Provided by AIT, last update 5 Oktober 2023)

Seorang investor membeli reksa dana saham Cipta Saham Unggulan yang baru ditawarkan di harga perdana Rp1.000 pada 4 Desember 2018.

Bila ia menerapkan strategi satu kali Buy and Hold sampai 5 Oktober 2023, maka ia akan mendapatkan return sebesar 201,55% karena harga reksa dana saham tersebut saat ini berada di angka Rp3.015,55.

Buy and Hold Merupakan Strategi Ideal bagi Investor yang Ingin Keuntungan Stabil

Pendekatan buy and hold pada dasarnya populer dipilih oleh investor pemula maupun berpengalaman yang ingin memiliki portofolio dengan keuntungan stabil. Cukup dengan membeli suatu aset dan menahannya dalam jangka panjang, investor bisa mendapatkan keuntungan dengan strategi ini. Namun, pendekatan ini mungkin kurang cocok bagi trader atau investor agresif karena peluang keuntungannya lebih terbatas dan pasif.