Investasi Jangka Panjang – Pengertian, Jenis, hingga Risikonya

Menabung dengan gaya? Investasi jawabannya.

Tapi, berinvestasi itu tidak boleh asal dan sembarangan, lho. Karena salah berinvestasi hanya akan memberikanmu kerugian tanpa akhir. Untuk itu belajar strategi investasi sangat penting sebelum memutuskan untuk berinvestasi apapun.

Salah satu bagian penting dari menyusun strategi investasi adalah dengan mengetahui dan memahami dengan jenis investasi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satunya adalah dengan memilih jenis investasi berdasarkan jangka waktunya.

Investasi berdasarkan jangka waktu dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

  • Investasi jangka pendek.
  • Investasi jangka menengah.
  • Investasi jangka panjang.

Nah, dari ketiga jenis investasi tersebut, investasi jangka panjang bisa dikatakan merupakan pilihan yang cukup populer. Baik itu sebagai tabungan untuk pernikahan, travelling, atau modal usaha saat sudah memasuki masa pensiun.

Jadi, apa itu investasi jangka panjang?

Baca Juga: Menabung Jadi Nyaman Setelah Mengetahui Pengertian, Manfaat, dan Jenis Investasi

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Investasi Jangka Panjang

loader

Pengertian Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi di mana daya yang digunakan akan dijalankan terus menerus dan baru bisa dicairkan apabila jangka waktu tersebut telah jatuh tempo (minimal satu tahun). Investasi jangka panjang bisa dikatakan sama seperti menanam kekayaan atau modal dari seseorang atau sebuah perusahaan guna mendapatkan penghasilan tetap.

Adapun beberapa tujuan investasi jangka panjang yaitu:

  • Memperoleh pendapatan tetap dalam setiap periode tertentu. Pendapatan tetap dari memiliki investasi jangka panjang bisa dalam bentuk:
    • bunga,
    • royalti,
    • deviden,
    • uang sewa,
    • dan bentuk lain dari keuntungan kepemilikan saham (misalnya).
  • Membentuk dana tujuan khusus, misalnya untuk kepentingan ekspansi, perluasan produk, dll.
  • Mewujudkan tujuan keuangan pribadi/ keluarga yang butuh biaya sangat besar, seperti:
    • dana pendidikan,
    • biaya ibadah umrah/haji,
    • biaya pernikahan,
    • biaya beli rumah,
    • biaya pensiun, dan lain sebagainya.
  • Sebagai pengendali sebuah perusahaan atau orang tertentu dengan kepemilikan modal.
  • Menjamin ketersediaan bahan baku produksi di pasar untuk produk yang akan dihasilkan.
  • Mengarahkan dana perusahaan secara khusus. Misalnya untuk kepentingan sosial atau untuk kepentingan ekspansi sebuah perusahaan.
  • Mengurangi persaingan di antara perusahaan sejenis.

Contoh Investasi Jangka Panjang

loader

Contoh Investasi Jangka Panjang

Setelah mengetahui tujuan dari kepemilikan investasi jangka panjang, kamu juga perlu mengetahui macam-macam jenis investasi jangka panjang yang populer dimiliki di Indonesia. Contoh investasi jangka panjang antara lain:

  1. Saham

    Saham adalah jenis investasi yang cukup populer baik untuk investasi jangka panjang ataupun pendek, tergantung dari kebutuhan. Saham adalah bukti penyertaan atau kepemilikan seseorang di dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

    Jika kamu memiliki saham, maka sudah bisa disebut sebagai owner atau pemilik perusahaan, tergantung seberapa besar porsi kepemilikannya. Saham dibagi menjadi 2 jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan keterangan kepemilikan sesungguhnya dari sebuah perusahaan.

  2. Emas

    Sebagai salah satu logam mulia yang indah dan digemari banyak orang, emas menjadi jenis investasi jangka panjang yang cukup menguntungkan. Emas mempunyai nilai atau harga yang selalu naik setiap tahun. Selain memiliki nilai jual yang tinggi, emas juga sangat aman dalam berbagai keadaan serta stabil dan anti inflasi.

    Karena nilai emas yang lebih sering naik daripada menurun, maka jika berinvestasi emas selama 5 tahun, kamu bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.

  3. Obligasi

    Obligasi merupakan surat bukti memberikan pinjaman kepada pihak penerbit surat berharga obligasi yang harus dilunasi ketika tanggal jatuh tempo. Salah satu jenis obligasi yang cukup populer dan imbal hasil yang lumayan tinggi adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia).

    Akses ORI juga kini telah semakin mudah, sebab beberapa bank milik pemerintah dan bank swasta ikut serta memasarkannya. Kamu bisa memulai investasi ini dari nilai yang cukup ringan, yakni mulai dari 1 juta Rupiah saja. Untuk masa jatuh temponya, ORI bisa dicairkan setelah 2 atau 3 tahun, tergantung perjanjian awal ketika membelinya.

    Selain itu, ORI juga dijamin oleh negara, sehingga investor tidak perlu khawatir akan sejumlah dana yang disetorkan.

  4. Reksadana

    Reksadana dikenal sebagai alternatif investasi bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian dalam menghitung risiko investasi mereka serta cocok menjadi salah satu contoh investasi jangka panjang untuk investor pemula.

    Reksadana bisa menjadi investasi yang menguntungkan karena memiliki keunggulan. Keunggulan reksadana sendiri ada pada banyaknya pilihan yang dapat diambil investor untuk menanamkan uangnya, yaitu pasar uang, saham, hingga campuran.

    Kamu sebagai investor tinggal memilih instrumen investasi yang paling cocok dengan risiko yang sanggup ditanggung.

  5. Asuransi Unit Link

    Asuransi unit link adalah jenis asuransi yang sering kali dijadikan investasi jangka panjang yang menguntungkan oleh banyak orang. Unit Link merupakan asuransi yang tergolong jenis asuransi nontradisional. Pengertian dari unit link adalah jenis asuransi yang mengombinasikan dua produk keuangan, yakni asuransi dan produk investasi.

    Di dalam asuransi unit link, dana nasabah ibaratnya dipecah dan dimasukkan ke dalam dua keranjang, sebagian masuk keranjang premi asuransi untuk keperluan proteksi atau perlindungan dan sebagian lagi disetorkan oleh perusahaan asuransi ke manajer investasi agar dikelola sebagai investasi, biasanya di reksadana.

  6. Tanah dan Bangunan

    Tanah dan bangunan sudah lama dikenal sebagai barang atau produk yang memiliki nilai investasi yang tinggi dan menguntungkan. Tanah dan bangunan adalah jenis investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan dengan tingkat risiko yang rendah, karena tanah dan bangunan adalah jenis properti yang memiliki nilai aset yang semakin tinggi di setiap tahunnya.

    Namun, investasi ini membutuhkan dana yang besar, mengingat harga sebuah rumah sekarang sudah menginjak harga ratusan juta hingga miliaran Rupiah. Meskipun begitu, cobalah manfaatkan produk kredit pembelian properti seperti KPR yang bisa membantumu dalam memiliki properti yang diinginkan.

Baca Juga: Instrumen Investasi – Jenis dan Tips Investasi

7 Tips Memilih Investasi Saham Jangka Panjang

  1. Meneliti Market Cap Emiten

    Pertama-tama, telitilah market cap atau kapitalisasi pasar dari emiten yang akan dibeli sahamnya. Dari sini kamu bisa melihat seberapa besar ukuran perusahaan tersebut, besaran persentase saham yang dimiliki oleh perusahaan maupun masyarakat. Jika masyarakat diberikan persentase kepemilikan yang lumayan besar, jangan heran kalau pergerakan harga sahamnya lumayan lambat. Sebab, naik turunnya harga saham tidak lepas dari aktivitas investasi masyarakat di dalamnya.

    Perusahaan yang masuk dalam kategori market cap, seperti perusahaan BUMN, perbankan swasta, maupun perusahaan asing. Pendapatan perusahaan kategori ini cukup stabil, jadi benefit yang diberikan kepada masyarakat pun sangat menggiurkan. Biasanya akan ada pembagian keuntungan atau dividen dalam jumlah menarik.

  2. Mempelajari Laporan Keuangannya

    Jangan lupa untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan sewaktu membeli suatu saham. Yang menjadi concern kamu di awal adalah posisi aset, kewajiban, dan modal dari perusahaan. Jika kewajiban atau utang perusahaan lebih besar selama beberapa tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa kinerja harga sahamnya kurang baik.

    Di sisi lain, laporan keuangan dapat mencerminkan tren pertumbuhan dari emiten yang bersangkutan. Tentang bagaimana cara membaca laporan keuangan dapat kamu cari di internet, sehingga kamu tidak asal menyimpulkan nantinya.

  3. Mempelajari Analisis Teknikal dan Fundamental

    Dalam memilih investasi saham jangka panjang, penting untuk mempelajari cara menganalisis sahamnya. Ada dua analisis yang sering digunakan, yaitu teknikal dan fundamental. Teknikal lebih ke mempelajari data pada masa lampau, terutama pada fluktuasi harga dan volume perdagangan. Sedangkan fundamental lebih ke hal-hal eksternal yang memengaruhi perubahan harga, seperti kebijakan ekonomi, berita sosial, dan lain sebagainya. 

    Dalam praktik bermain saham, sebenarnya bisa untuk mengaplikasikan satu teknik saja. Namun, akan lebih baik apabila kamu paham keduanya karena hasil dari satu analisis kurang akurat. 

  4. Pergerakan Harga yang Wajar

    Di dunia saham, ada istilah saham gorengan. Dinamakan gorengan karena harganya sangat fluktuatif dan digerakkan oleh salah satu bandar dan pengikutnya. Kenaikan harga biasanya terjadi dalam beberapa menit, misalnya 30 menit saat market dibuka. Kemudian harganya anjlok, bahkan tidak ada aktivitas buy lagi.

    Jadi, penting untuk memilih saham yang pergerakan harganya wajar. Saham ini biasanya diisi oleh emiten yang nilai kapitalisasi pasarnya besar. Terutama kalau kamu tidak sempat untuk memantau pergerakan harga saham setiap hari, pilihlah saham-saham big cap yang dapat meminimalisir kerugian.

  5. Lihat Volume Perdagangan Harian

    Baik buruknya respon pasar terhadap saham dapat dilihat dari volume perdagangan hariannya. Apabila posisi buy lebih kuat daripada sell, harga sahamnya pasti naik. Sedangkan bila posisi sell lebih kuat daripada buy, harga saham kemungkinan turun. 

    Naik atau turun, ini adalah risiko bermain saham. Maka pilihlah saham yang ada volume perdagangannya setiap hari, bukan saham yang “tidur”. Sebab, tidurnya saham akan menghambat potensimu untuk mencari keuntungan karena modal tidak dapat diputar.

  6. Averaging Harga Saham

    Harga saham tidak selamanya baik, meskipun emitennya masuk dalam list market cap besar. Jika harga turun, sebaiknya lakukan averaging harga saham. Maksudnya adalah melakukan pembelian secara berkala saat harga turun untuk memperkecil harga beli rata-rata secara keseluruhan. 

    Banyak lot yang dibeli sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasar kala itu, dan kemungkinan untuk comeback di masa mendatang. Meskipun ke depannya pergerakan harga saham tersebut lambat, tapi ada potensi untuk untung. Bisa dikatakan keuntungan tersebut untuk membayar kesabaranmu selama menunggu harga sahamnya naik.

  7. Konsisten

    Namanya investasi jangka panjang, berarti harus ada konsistensi di dalamnya. Tujuan bersikap konsisten tak lain untuk menambah total investasi, sehingga mencapai total yang diinginkan sejak awal. Sikap konsisten dapat ditunjukkan melalui rutin “menyuntikkan” modal ke akun investasi dan rutin mengelola portofolio saham.

    Memang tidak mudah untuk bersikap konsisten karena banyak hambatannya. Misalnya saat pasar menunjukkan pergerakan negatif, yakin mau konsisten menambah modal? Makanya konsistensi tersebut harus dibarengi dengan analisis yang baik agar kamu tahu kapan waktu terbaik untuk masuk.

Risiko Investasi Jangka Panjang

Sama seperti jenis investasi lainnya, investasi jangka panjang juga tetap memiliki risiko. Jika kamu tertarik berinvestasi dengan jenis investasi jangka panjang, berikut beberapa risiko investasinya yang harus diketahui:

Jenis Risiko

Keterangan

Risiko Pasar

Risiko pasar terjadi karena adanya sentimen keuangan yang sering disebut dengan risiko sistematis. Risiko pasar akan selalu dialami oleh investor dan tidak dapat dihindari.

Hal-hal yang memengaruhi risiko pasar di antaranya isu-isu politik, perubahan iklim politik, kerusuhan, dan resesi ekonomi.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga pada investasi jangka panjang adalah risiko yang muncul akibat nilai relatif aktiva berbunga seperti pinjaman dan obligasi yang memburuk akibat naiknya tingkat suku bunga.

Pada umumnya jika terjadi kenaikan suku bunga maka berbanding terbalik dengan harga obligasi yang akan menurun. Risiko suku bunga pada investasi jangka panjang umumnya bisa diukur berdasarkan jangka waktu obligasi.

Risiko Inflasi

Risiko inflasi sering juga disebut dengan risiko daya beli. Hal ini terkait dengan naiknya harga konsumsi yang menimbulkan daya beli turun dari masyarakat. Penyebab utamanya adalah uang yang beredar terlalu banyak. Dengan adanya inflasi, nilai uang akan berkurang.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas bisa diartikan sebagai risiko yang diakibatkan oleh kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.

Contoh: ada pihak yang tidak sanggup membayar kewajiban pada tanggal jatuh tempo secara tunai.

Padahal pihak tersebut mempunyai aset yang nilainya cukup untuk melunasi kewajiban. Namun, aset tersebut sulit dikonversikan menjadi uang tunai (tidak likuid).

Risiko Valas

Pada investasi jangka panjang risiko valuta asing merupakan risiko yang disebabkan oleh dinamika perubahan kurs di pasaran.

Contoh: investor menanamkan investasi yang mengharuskan mereka menggunakan mata uang Dollar Amerika.

Pada saat yang bersamaan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami penurunan sehingga investor harus mengeluarkan Rupiah dalam jumlah yang lebih besar dibanding saat Rupiah menguat.

Risiko Negara

Dalam investasi jangka panjang risiko negara disebut dengan risiko politik. Artinya investasi bisa saja gagal jika negara dalam keadaan genting dan sedang terjadi kerusuhan.

Yang lebih serius adalah terjadinya kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Hal-hal terkait politik harus dibaca sebagai risiko investasi jangka panjang yang serius.

Pilih yang Aman, Sesuai Kebutuhan dan Cocok dengan Kondisi Keuanganmu

Jika kamu memiliki kocek yang lumayan bisa mencoba jenis investasi yang modalnya dimulai dari jutaan Rupiah sekaligus seperti saham, membeli emas atau properti. Tapi jika modal investasi masih terbatas bisa pilik reksadana atau menabung emas. Intinya investasi apa saja bisa menguntungkan asalkan tepat dan sesuai dengan kondisi keuangan dan kebutuhan.

Baca Juga: Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Arti dan Cara Menghitungnya