Strategi Market Timing untuk Investasimu, Ini Tips dan Simulasinya

Banyak orang pasti setuju jika dalam dunia investasi, aktivitas memprediksi harga bisa dibilang tak ada gunanya dilakukan. Pasalnya, tidak sedikit pakar yang menganggap jika pasar keuangan bergerak tak terduga dan efisien. Namun, di sisi lain, terdapat opini di mana pergerakan harga dapat diprediksi memakai strategi dan alat yang tepat. 

Biasanya, pihak yang percaya jika pergerakan pasar finansial bisa diprediksi adalah pendukung dari strategi market timing. Pada dasarnya, market timing merupakan pendekatan strategis pada pasar, yang mana trader atau investor berupaya untuk bertransaksi instrumen keuangan dengan dasar fluktuasi harga yang sudah diantisipasi. 

Tapi, bagaimana sebenarnya implementasi dari strategi market timing ini dalam dunia investasi, tak terkecuali pada produk reksa dana? Nah, untuk memahami lebih lanjut, yuk ulik strategi market timing pada reksa dana, termasuk keunggulan dan kekurangannya berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Tentang Market Timing

Sejatinya, market timing merupakan pendekatan strategis pada pasar, yang mana investor maupun trader berupaya untuk membeli dan menjual instrumen keuangan berdasarkan pergerakan nilai atau harga yang diantisipasi atau diproyeksikan pada masa depan. Investor atau trader yang memakai metode market timing percaya jika pasar mempunyai sejumlah tingkat peluang terkait perubahan harga atau nilai yang diharapkan dan bisa diprediksi. 

Market timing bisa dilakukan dengan menggunakan beragam jenis dan bentuk metode, serta dapat diimplementasikan pada sejumlah instrumen keuangan. Namun, terlepas dari semua itu, konsep umum yang mendasari strategi ini pada dasarnya sama. Dalam artian lain, model ini bakal berusaha untuk memprediksi pergerakan harga pada waktu mendatang, dan pihak yang menerapkannya amat yakin jika pasar bisa memberi potensi membeli, menjual, dan memberi keuntungan.

Meski terdapat kelompok investor yang menggunakan metode ini untuk melakukan prediksi jangka panjang, mayoritas di antaranya memakai market timing untuk kegiatan trading atau investasi jangka pendek atau menengah. Alasannya karena jika dilakukan dalam jangka panjang, fenomena ekonomi fundamental dan makro berpotensi mendorong pasar, sedangkan dalam jangka pendek terdapat lebih banyak faktor inefisiensi nilai yang bisa digunakan.

Karena sifatnya tersebut, strategi ini juga bisa rumit untuk dijalankan dan memberi hasil sesuai ekspektasi secara konsisten. Jadi, jika kamu tertarik untuk menggunakan metode market timing, terutama pada produk reksa dana, selalu sadari tentang lingkungan pasar serta sesuaikan strategi agar selaras dengan situasi yang sedang terjadi.

Di samping itu, pahami jika strategi ini idealnya dilakukan pada instrumen yang memiliki likuiditas tinggi. Sebab, potensi kesuksesannya ditentukan dari proses eksekusi pembelian atau penjualan yang memiliki biaya slippage minimal.

Keunggulan Strategi Market Timing

Bagi kamu yang tidak memiliki waktu, keinginan, atau kemampuan untuk rutin memantau kondisi pasar modal setiap hari dan menganalisisnya, mungkin strategi ini kurang cocok untuk digunakan. Namun, bagi investor aktif, ada beberapa keunggulan strategi market timing yang membuatnya layak untuk diaplikasikan, antara lain:

  • Potensi keuntungan lebih besar.
  • Menekan risiko kerugian.
  • Menghindari volatilitas.
  • Cocok untuk tujuan investasi jangka pendek maupun jangka panjang.

Kekurangan Strategi Market Timing

Mengharuskan investor untuk terus aktif mengelola aset investasinya pada dasarnya menjadi salah satu kekurangan utama strategi investasi ini. Namun, selain itu ada beberapa kekurangan dan risiko lain dari strategi ini, antara lain:

  • Harus memantau kondisi pasar modal setiap waktu, jika tujuannya adalah trading.
  • Membengkakkan biaya transaksi karena lebih sering melakukan pembelian dan penjualan.
  • Adanya beban biaya pajak dari keuntungan atau imbal hasil investasi jangka pendek.
  • Kesulitan untuk menentukan waktu masuk dan keluar transaksi.

Baca Juga: Cocok untuk Tujuan Jangka Panjang, Ini Pengertian Strategi Buy and Hold di Dunia Investasi

Bagaimana Tips Menjalani Strategi Market Timing?

Sudah menjadi kepercayaan sejak lama jika market timing dan investasi adalah 2 hal yang saling berhubungan dan keduanya diketahui mampu memberi potensi keuntungan yang menjanjikan saat diaplikasikan bersamaan. Tapi, bagaimana sih tips menjalani strategi market timing? 

Pada dasarnya, strategi ini mengharuskan investor untuk menggunakan serangkaian metode agar mampu memberi hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa tips mengaplikasikan strategi market timing dengan optimal.

  1. Mempelajari Siklus Jangka Panjang bila Tujuannya adalah Buy & Hold, Sampai Tiba Waktu Menjual

    Dengan melihat ke belakang dan mempelajari siklus jangka panjang pada bursa, bisa membantumu mengaplikasikan market timing. Pasalnya, disadari atau tidak, potensi imbal hasil tinggi dan risiko kerugian bisa dipelajari melalui catatan sejarah dan siklus. Yang memengaruhi siklus pasar jangka panjang antara lain, fluktuasi tingkat bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah. 

    Pada pendekatan yang lebih pasif, investor sebaiknya menahan investasinya tanpa memedulikan kondisi ekonomi, politik, dan sebagainya, serta percaya pada statistik yang menunjukkan peluang keuntungan jangka panjang. Tapi, barangkali kamu juga tetap harus memiliki exit strategy meski berencana menahan modal investasi selama mungkin tergantung dari kondisi pasar.

  2. Memantau Kalender Siklus Finansial Tahunan

    Pasar keuangan juga bergerak melalui siklus tahunan yang membutuhkan penerapan strategi berbeda pada beberapa situasi. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan small caps relatif menunjukkan keunggulan pada kuartal pertama dan cenderung melandai di kuartal keempat.

    Beberapa contoh siklus tahunan di kalender bursa seperti, kapan pembagian dividen, pembayaran bunga obligasi tentu penting untuk dicermati agar mampu mengaplikasikan market timing dengan tepat. 

  3. Melihat Kisaran Tren Baru sebelum Melakukan Pembelian (Buy) dan Penjualan (Sell)

    Pasar cenderung bertahan di kisaran pergerakan harga tertentu di hampir setiap periode waktu, sebelum mengalami tren meningkat atau menurun. Melakukan evaluasi singkat terkait pola pergerakan harga bulanan bisa menunjukkan bagaimana prospek investasi berkaitan dengan trennya.

    Usahakan untuk melakukan pembelian mendekati support level. Hindari terlena dan menggunakan emosi saat investasi apalagi menjadikannya dasar untuk menginisiasi keputusan transaksi tanpa menghubungkan nilai sekarang dengan level resistance dan support bulanan.

  4. Membangun Kemampuan Bottom-Fishing

    Jika trader diajarkan untuk tidak melakukan average down, investor dapat melakukan average down yaitu mengambil posisi di harga lebih rendah, ketika trend turun dan ada tanda yang mengonfirmasi bahwa nilainya akan meningkat di waktu mendatang. Strategi ini logis untuk diambil karena mampu membentuk nilai rerata investasi yang diinginkan. Namun, jika ternyata nilai saham masih terus melemah, lakukan exit plan dengan pertimbangan yang matang.

  5. Mengidentifikasi Pasar atau Jenis Aset yang Berbeda

    Secara tidak langsung, terdapat hubungan antara ekuitas, obligasi, dan mata uang yang menjadikannya kesatuan pada lingkup bursa modern. Hubungan tersebut juga bisa membuat investor harus melakukan strategi rotasi investasi dengan basis bulanan, mingguan, atau harian di sektor yang terkait. Untuk itu, mengidentifikasi pasar atau jenis aset yang lain juga menjadi langkah penting dalam penggunaan strategi investasi ini.

Simulasi Market Timing

Sebagai contoh, mengaplikasikan market timing dalam transaksi reksa dana. Seorang investor selalu membeli reksa dana pendapatan tetap Trimegah Fixed Income Plan setiap awal kuartal karena produk ini memberikan dividen setiap tiga bulan sekali atau di akhir kuartal. Investor ini menggunakan strategi buy & hold memanfaatkan market timing.

Berikut detail investasinya.

Tanggal

Nominal Investasi

Harga per Unit

Unit yang Diperoleh

4 Oktober 2022

3.000.000

1.114,38

2.699,34

2 Januari 2023

3.000.000

1.118,28

2.682,69

3 April 2023

3.000.000

1.126,66

2.662,74

3 Juli 2023

3.000.000

1.132,73

2.648,47

2 Oktober 2023

3.000.000

1.136,25

2.640,26

Total

15.000.000

 

13.333,5

Dengan memanfaatkan strategi tersebut, yaitu membeli di level support, maka profit & loss yang diperoleh investor yang menerapkan buy & hold adalah NAB atau harga per unit terkini atau pada saat akan melakukan penjualan dikali jumlah unit, ditambah dengan dividen selama ia berinvestasi di reksa dana tersebut.

Tetapi, bila investor melakukan buy & sell pada reksa dana yang sama, dengan memanfaatkan market timing, membeli ketika di level support (setiap awal kuartal, setelah pembagian dividen) lalu menjualnya di level resistance (setiap akhir kuartal, sebelum pembagian dividen), maka profit & loss yang diperoleh investor adalah selisih daripada nilai jual dengan nilai beli saja, tanpa dividen.

Tanggal Beli Nominal Investasi Harga Beli Unit yang Diperoleh Tanggal Jual Harga Jual Nominal Penjualan
4 Oktober 2022 3.000.000 1.114,38 2.699,34 27 Desember 2022 1.128,5 3.046.205,19
2 Januari 2023 3.000.000 1.118,28 2.682,69 28 Maret 2023 1.135,81 3.047.026,13
3 April 2023 3.000.000 1.126,66 2.662,74 20 Juni 2023 1.141,58 3.039.730,73
3 Juli 2023 3.000.000 1.132,73 2.648,47 25 September 2023 1.146,69 3.036.974,06
2 Oktober 2023 3.000.000 1.136,25 2.640,26 31 Oktober 2023 1136.81 3.001.473,97
Total 15.000.000         15.171.410,1

Profit/loss jika transaksi buy & sell dengan memanfaatkan market timing:

= Total Nominal Penjualan (Nilai Jual) - Total Nominal Investasi (Nilai Beli)

= 15.171.410,1 - 15.000.000

= 171.410,1

Jadi, dengan menggunakan strategi market timing kamu bisa melakukan dua hal, yaitu buy & sell atau buy & hold.

Jadi, Apakah Strategi Market Timing Layak Dicoba?

Sebenarnya, mengetahui kapan waktu terbaik untuk investasi nyaris tidak mungkin untuk bisa dilakukan tanpa membutuhkan analisis perkiraan perubahan harga yang akurat. Walaupun begitu, tidak sedikit investor yang tertarik menerapkan strategi ini agar bisa meraih potensi imbal hasil optimal dalam waktu dekat. Nah, setelah memahami penjelasan di atas, apakah menurutmu strategi market timing layak untuk dicoba atau tidak?