Jangan Asal, Ini 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk dengan Tepat

Menjadi pebisnis pemula tentu akan memberikan banyak tantangan yang perlu dipelajari agar bisnis bisa berjalan dengan baik dan menguntungkan. Ada banyak hal yang harus diperhitungkan dengan matang di dalam bisnis, salah satunya harga jual produk yang akan dijual. 

Harga jual produk ini akan menjadi salah satu penentu, apakah menarik minat pembeli, mendapatkan keuntungan atau justru kerugian karena harga yang tidak sesuai.

Saat harga produk terlalu tinggi, bisa saja pelanggan justru enggan melakukan pembelian, sebab ada banyak produk sejenis dengan harga yang lebih murah. Begitu sebaliknya, jika harga produk terlalu murah, hal ini juga bisa menimbulkan kerugian di dalam bisnis. 

Pastikan kamu selalu memiliki perhitungan dan pertimbangan yang tepat dalam menentukan harga produk di pasaran. Agar memudahkan kamu, berikut beberapa cara menentukan harga produk yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan.

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

1. Markup Pricing

loader
Menentukan harga jual produk

Markup pricing adalah teknik penentuan harga jual produk dengan cara penambahan beberapa persen dari nilai keseluruhan bahan baku produk itu sendiri.

Artinya, kamu harus menjumlahkan keseluruhan biaya pembelian bahan baku terlebih dahulu, lalu menentukan persentase tertentu dan menjumlahkannya untuk mendapatkan harga jual produk.

Harga jual = harga bahan baku + (harga bahan baku x Markup)

Misalnya: 

Jika ingin menjual es kopi dengan modal sebesar Rp 10.000,- per gelasnya, sementara kamu ingin mendapatkan keuntungan (markup) sebesar 25%, maka perhitungannya seperti berikut: 

Harga jual = Rp 10.000,- + (Rp 10.000,- x 25%) = Rp 12.500,- per gelas. 

Berdasarkan perhitungan di atas, maka kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2.500 untuk setiap gelas kopi yang dijual. 

2. Margin Pricing

loader
Menentukan harga jual produk

Teknik adalah kebalikan dari markup pricing. Di dalam metode ini kamu akan menentukan jumlah modal dan juga harga jual produk terlebih dahulu, lalu bisa menemukan persentase keuntungan yang didapatkan dari penjualan tersebut.

Margin pricing = (Harga Jual – Harga Modal) / Harga Jual

Misalnya: 

Kamu berencana menjual es teler dengan modal sebesar Rp 20.000 per gelas dan ingin menjualnya dengan harga Rp 40.000 per gelasnya. Maka perhitungan persentase keuntungannya seperti berikut: 

Margin pricing = (40.000 – 20.000) / 40.000 = 50% 

Jika merasa jumlah keuntungan di atas terlalu besar, maka kamu bisa mengurangi nilai harga jual produk tersebut. Namun, jika kamu merasa jumlah keuntungan tersebut terlalu kecil, maka kamu bisa menaikkan harga jual produknya.

Baca Juga: Stop Perang Harga! Begini 5 Cara Berhasil Jualan Banjir Orderan

3. Value Based Pricing (VBP)

loader
Menentukan harga jual produk

VBP menjadi cara penentuan harga jual yang unik dan berbeda dari yang lainnya. Dalam metode ini, kamu akan menentukan harga jual berdasarkan nilai yang diperoleh pelanggan bisnis tersebut. 

Pelanggan kamu yang akan menentukan berapa harga produk yang dijual di pasaran berdasarkan keinginan mereka untuk membayar (mengeluarkan) dana untuk mendapatkan produk yang kamu jual. 

Teknik ini terbilang sulit untuk diterapkan di dalam bisnis, meskipun ada sebagian pebisnis yang menggunakannya. Untuk menerapkan ini di dalam bisnis, setidaknya kamu bisa menggunakan 2 langkah berikut: 

  • Melakukan riset terlebih dahulu terhadap pelanggan, sehingga kamu mendapatkan respon (penilaian) mereka atas produk yang akan dijual atau sedang dirilis di pasaran. 
  • Langsung menentukan harga jual yang cukup tinggi sejak awal. 

Baca Juga: Go Internasional, Begini Cara Ekspor Produk Jualan di E-Commerce Biar Bisnis Maju

4. MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price)

loader
Menentukan harga jual produk

MSRP merupakan penentuan harga produk yang dilakukan dengan cara pemilik bisnis menyarankan harga tertentu kepada pelanggannya. 

Di tanah air sendiri cara ini cukup dikenal dengan penerapan tertentu, misalnya: “harga eceran disesuaikan”. Pada umumnya, MSRP ini dipakai dalam perusahaan manufakturing, seperti perusahaan otomotif dan yang lainnya. 

Perubahan harga sangat mungkin terjadi dalam teknik yang satu ini. Meskipun dalam produk tertentu sudah menggunakan label MSRP, selalu ada kemungkinan produsen atau retailer melakukan perubahan harga menjadi lebih tinggi. 

Hal ini tidak masalah, apalagi jika ternyata permintaan pasar akan produk tersebut juga tinggi. Namun sebaliknya, peluang penurunan harga juga bisa terjadi, menyesuaikan kondisi stok barang yang kemungkinan banyak di pasar. 

5. Keystone Pricing

loader
Menentukan harga jual

Keystone Pricing adalah teknik penentuan harga jual yang dilakukan dengan melipat gandakan nilai modal sebuah produk. Misalnya: jika sebuah jaket dibuat dengan menghabiskan modal sebesar Rp 100.000,- dan kamu ingin menjualnya dengan keuntungan sebesar 100%, maka pelanggan harus membayar senilai Rp200.000 untuk mendapatkan jaket tersebut. 

Gunakan Metode Penentuan Harga Jual yang Tepat

Bagi yang menjalankan bisnis, pastikan kamu memahami dengan baik bagaimana cara menentukan harga jual. Ada banyak metode perhitungan harga jual ini yang bisa digunakan. Pastikan kamu menggunakan metode yang tepat sejak awal, agar penjualan bisnis bisa mendatangkan keuntungan dan semua jasa serta produksi sudah tercover.

Baca Juga: Penjual Cerdas, Begini Cara Tentukan Harga Jual Produk di E-Commerce Biar Untung