Mengenal Falling Wedge Pattern, Pola yang Bantu Trader Tentukan Strategi Trading Crypto

Dalam dunia trading atau investasi, salah satu faktor penentu utama peluang keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor atau trader adalah kemampuannya dalam membaca pergerakan pasar. Salah satu contoh indikator untuk mengetahui kondisi pasar tersebut dan peluang pembalikan harga adalah wedge pattern yang bisa dipahami sebagai garis trend konvergen.

Wedge pattern sendiri bisa dibedakan lagi ke dalam 2 jenis, yaitu rising dan falling wedge pattern, di mana keduanya sama-sama penting untuk digunakan di dunia trading. Untuk jenis pola rising wedge, penggunaannya adalah untuk mengetahui momentum bearish pada grafik di masa depan. Sementara pola falling wedge biasa digunakan untuk mengetahui indikator momentum bullish pada waktu mendatang. 

Tentunya, memahami kedua jenis pola wedge tersebut amat penting bagi trader aset keuangan. Nah, jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang pengertian falling wedge pattern, kriteria, contoh, akurasi,  hingga cara mengidentifikasinya, simak pembahasan berikut ini. 

Pengertian Falling Wedge Pattern

loader

Pola falling wedge, bisa juga disebut sebagai descending wedge, merupakan pola lanjutan yang muncul saat harga memantul atau bounce antara 2 garis trend konvergen serta miring ke bawah. Jenis pola ini umumnya ditemui pada ujung downtrend harga aset serta pola akan terbentuk oleh garis resistance dan support yang miring menurun ke bawah. Walaupun begitu, apabila dibandingkan garis support pattern, pergerakan dari garis resistance cenderung lebih menurun. 

Jenis pola ini dianggap sebagai suatu formasi grafik yang bullish, tapi juga dapat menunjukkan sebuah pola pembalikan serta kelanjutan. Hal tersebut bergantung dari mana pola ini muncul pada trend. Dengan memahami pola falling wedge, trader mampu mengidentifikasi serta melakukan aktivitas trading dengan lebih efektif dan optimal. 

Pola falling wedge merupakan jenis pola bullish di mana ia dimulai melebar di bagian atas serta berkontraksi ketika harga bergerak menurun atau lebih rendah. Perubahan harga tersebut akan membuat bentuk kerucut dengan kemiringan menurun ketika reaksi paling tinggi dan paling rendah bertemu.

Lain dari symmetrical triangles di mana tak mempunyai kemiringan yang definitif serta tak mempunyai bias, pola falling wedge pasti mempunyai kemiringan menurun serta mempunyai bias bullish. Akan tetapi, bias bullish tersebut tak bisa direalisasikan sampai breakout resistance terjadi.

Menjadi pola lanjutan, jenis pattern menurun ini masih bakal melandai menurun, tapi kemiringannya bakal melawan up trend yang berlaku sendiri. Terlepas jenisnya, apakah itu kelanjutan atau pembalikan, pola falling wedge ini akan dianggap sebagai bullish pattern. 

Baca Juga: Jadi Indikator Teknis Baca Pergerakan Kripto, Ini Ulasan Tentang Ichimoku Cloud dan Cara Bacanya

Kriteria Pola Falling Wedge 

Pola falling wedge merupakan pergerakan harga yang bisa dikenali karena sejumlah kriteria yang dimilikinya. Jenis pola ini bisa tercipta saat pasar tengah berkonsolidasi antara 2 garis resistance dan support yang konvergen. Agar bisa menciptakan pola falling wedge, kedua garis tersebut harus menuju ke bawah, dan garis resistance lebih curam ketimbang garis support. 

Termasuk sebagai pola bullish, falling wedge mulai melebar di bagian atas serta akan berkontraksi ketika harga bergerak lebih rendah. Price action tersebut akan membentuk kerucut dan miring menurun ketika reaksi tertinggi serta reaksi terendah bertemu.

Tak sama dengan symmetrical triangles di mana tak mempunyai kemiringan definitif dan tak mempunyai bias, pola falling wedge mempunyai kemiringan menurun serta bias bullish. Akan tetapi, bias bullish tersebut tak dapat direalisasikan hingga terjadinya resistance breakout. Tergantung lokasi ditemukannya di grafik harga, pola menurun ini juga bisa digunakan menjadi sebuah pola pembalikan atau kelanjutan.

Pola falling wedge ini mempunyai fitur utama yaitu volume yang berkurang ketika saluran bertemu. Pasca konsolidasi energi pada saluran, pembeli mampu menggeser keseimbangannya dan mendapatkan keuntungan serta meluncurkan price action menjadi lebih besar.

Agar lebih mudah memahaminya, berikut adalah 3 karakteristik utama falling wedge pattern. 

  • Tindakan harga akan diperdagangkan untuk sementara pada tren turun, yaitu lower lows dan lower highs. 
  • Terdapat 2 garis tren, bawah dan atas, yang menjadi garis konvergen
  • Terdapat penurunan volume ketika saluran berkembang

Dua karakteristik pertama yang dijelaskan di atas merupakan fitur yang wajib pada falling wedge. Sementara karakteristik yang ketiga mampu membantu trader dan bisa menambah validitas serta legitimasi tambahan terhadap pola.

Contoh Pola Falling Wedge

Apabila pola ini muncul pada tren menurun, hal tersebut dianggap sebagai pattern pembalikan dan terjadi ketika harga memicu lower lows dan lower highs yang tengah membantu 2 garis kontrak. Pola falling wedge umumnya mendahului pembalikan atas dan dapat berarti trader mampu mencari peluang pada pembelian potensial. 

Berikut adalah contoh dari grafik irisan jatuh pada suatu tren menurun.

loader

Di sisi lain, ketika pola ini ditemukan pada tren meningkat, hal tersebut akan dianggap menjadi pola lanjutan dan terjadi karena pasar bakal berkontraksi sementara. Hal tersebut juga menunjukkan dimulainya trend yang kembali meningkat. Dalam kondisi tersebut, trader dapat mencari potensi pembelian yang menjanjikan.

Baca Juga: Ocean Protocol, Proyek Crypto yang Memfasilitasi Pengguna Memonetisasi Data

Akurasi Pola Falling Wedge

Wedge pattern merupakan jenis tools yang digunakan untuk mengetahui kelanjutan sebuah pergerakan harga. Tool tersebut cukup populer pada kalangan trader serta analis karena mempunyai tingkat akurasi tinggi, yakni mencapai 70 persen. 

Untuk falling wedge sendiri, pola tersebut dapat digunakan untuk menjadi tanda adanya sebuah pembalikan arah dari tren menurun menjadi naik, maupun menjadi tanda penerusan tren agar mampu terus meningkat. Kedua tanda tersebut mampu memberi peluang bagi trader untuk melakukan pembelian.

Baik pada penerusan arah tren atau pembalikan arah, pola tersebut juga mempunyai akurasi cukup baik dan cocok digunakan sebagai bagian dari rencana atau strategi trading. Jenis pola ini mempunyai 2 karakteristik, yakni apabila breakout bakal berlawanan dari arah wedge, wedge akan menjadi lebih curam dan akurat hasilnya. Perlu dipahami jika pola ini mempunyai akurasi terkait tingkat kesuksesan sangat tinggi, khususnya di saat trading emas ataupun XAUUSD alias Gold.

Cara Mengidentifikasi Pola Falling Wedge

Jenis pola wedge menurun ini dikatakan sebagai pattern lanjutan jika muncul pada suatu tren meningkat. Sementara jika muncul pada suatu tren menurun, jenis pola ini akan diartikan sebagai pattern pembalikan. Faktor yang membedakan antar keduanya ialah ketika arah trend mengalami falling wedge pada grafik nilai aset pasar. 

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 5 cara untuk mengidentifikasi falling wedge pattern di grafik nilai aset.

  • Identifikasi tren meningkat atau tren menurun
  • Hubungkan lower lows dan lower highs memakai garis tren, lalu kedua garis bakal miring menurun dan bertemu.
  • Cari divergensi dari harga dengan osilator, misalnya RSI maupun indikator stochastic
  • Sinyal oversold bisa dikonfirmasi alat teknis lain, sebagai contoh, osilator
  • Cari titik break di bagian atas garis resistance untuk long entry atau entri panjang.

Apakah Pola Falling Wedge Bearish atau Bullish?

loader

Jika rising wedge pattern menandakan harga aset kripto akan mengalami kondisi bearish, maka pola falling wedge akan menjadi tanda harga tengah bullish. Apabila dipadukan dengan rising wedge pattern, keduanya mampu mengindikasikan pergeseran dari arah tren. Biasanya, pola tersebut dilihat sebagai trend pembalikan, walaupun terdapat beberapa contoh yang mana pola ini mampu membantu tren berlanjut ketimbang pembalikan. 

Pada tren meningkat, pattern ini bakal memperlihatkan adanya kelanjutan trend meningkat. Hal tersebut memungkinkan trader dalam mengambil posisi long pada pasar. Sedangkan saat tren menurun, falling wedge ini menunjukkan pembalikan meningkat. Pola tersebut memungkinkan trader mengambil posisi pembelian dan memungkinkan investor memasuki pasar.

Gunakan Pola Falling Wedge untuk Tentukan Strategi Trading

Pada dasarnya, baik itu rising ataupun falling wedge pattern adalah pola yang bisa digunakan untuk menentukan strategi trading aset crypto pada pasar. Menggunakan pola tersebut, trader mampu menentukan kapan momen yang tepat untuk membuka posisi serta stop loss. Di samping itu, dengan pola ini pula trader atau investor mampu mempertimbangkan keuntungan serta risiko yang akan ditemui saat memutuskan untuk melakukan strategi trading.

Baca Juga: Curve Finance: Ini Pengertian, Fitur, Cara Kerja, dan Value Koin Kriptonya Terkini