Harga Saham Turun, Investor Harus Bagaimana?

Investasi saham terkenal berisiko tinggi. Tak heran, hanya mereka yang bernyali besar yang bisa bertahan dalam jangka panjang.

Kenapa risiko investasi saham tinggi? Karena harga saham bergerak fluktuatif. Naik turunnya sangat cepat. Kalau trennya lagi naik atau menguat, investor sumringah. Itu artinya potensi mendapat cuan. 

Namun ada masanya harga saham turun atau melemah, dan berarti boncos bagi investor. Jika harga saham ataupun pasar saham sedang anjlok, biasanya banyak investor kebakaran jenggot.

Padahal sentimen penyebab penurunan tersebut bisa saja hanya sementara. Setelah itu, harga saham bakal kembali reboundOleh karenanya, tak perlu lebay. Begini cara menghadapi penurunan harga saham:

Baca Juga: Harga Saham IHSG Hari Ini (IDX Composite)

  • Average down

Average down adalah strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham jatuh. Jadi seperti menggelontorkan duit lagi, beli saham yang harganya merosot dari harga awal.

Kalau dipikir-pikir strategi average down bakal membuatmu rugi semakin besar bila saham yang dibeli, harganya terus jeblok. Akan tetapi, bila melihat sisi positifnya, bisa saja kelemahan ini dapat membalikkan keadaan harga saham kembali menanjak.

Jika ingin strategi average down berhasil, pilih perusahaan yang tepat. Beli saham perusahaan dengan fundamental baik, stabil, dan punya peluang tumbuh cukup besar.

Bukan sebaliknya, beli saham perusahaan yang sudah pasti rugi. Sudah perusahaannya tekor, harga sahamnya terus terseret turun, dan kamu pun makin tekor. 

  • Tetap tenang

Risiko penurunan harga saham jatuh seharusnya sudah harus diketahui setiap investor sejak awal. Saat harga saham terjun bebas, tetap tenang.

Hindari kepanikan yang membuatmu tidak bisa berpikir dengan jernih. Karena yang ada di dalam otak hanya rugi besar, sehingga memicu frustasi. 

Kepanikan akan membawa kamu pada kesalahan dalam mengambil keputusan, seperti melakukan aksi jual besar-besaran. Asal kamu tahu, penurunan harga saham pasti ada ujungnya. Akan kembali naik atau rebound, dari merah ke hijau.

Jadi, tetap pantau perkembangan investasi saham kamu, termasuk pergerakan harga saham. Lakukan analisis fundamental dan teknikal agar dapat menjalankan strategi tepat untuk trading selanjutnya.

  • Jangan buru-buru dijual

Karena kesal harga saham merosot, kamu jadi tidak sabar. Akhirnya memutuskan mengambil langkah cut loss. Cut loss adalah kondisi di mana investor menjual rugi sahamnya pada harga saat ini (di bawah harga beli) untuk menghindari kerugian yang lebih besar. 

Mungkin saja sifatnya temporary. Harga saham akan kembali naik bila ada sentimen positif dari internal maupun eksternal. Jika ternyata demikian, pasti kamu akan menyesal telah melepas saham tersebut.

Apalagi jika mengempit saham blue chip. Saham lapis satu ini mampu bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi ekonomi.  Kalaupun harga sahamnya turun, pasti cepat naik lagi, sebab saham blue chip didukung fundamental yang baik, kinerja bagus, dan tata kelola perusahaan yang berkesinambungan.

Jadi, jangan buru-buru menjual saham jika harganya sedang susut. Tetap simpan karena investasi saham untuk jangka panjang. 

  • Menghemat pengeluaran

Sudah tahu harga saham portofolio investasi sedang jeblok, kurangi foya-foya. Kamu harus belajar prihatin terhadap kondisi keuangan.

Lakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran yang sifatnya keinginan atau masih bisa ditunda. Ingat, nilai investasimu lagi turun, sehingga kamu menderita kerugian.

Keuangan pribadi ini tetap harus terjaga stabil. Untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti biaya hidup sehari-hari, tanpa melupakan kewajiban menyisihkan anggaran investasi sambil menunggu perkembangan saham membaik.

Baca Juga: Ini Nih Biang Kerok Penyebab Fluktuasi Harga Saham